Burung jalak merupakan salah satu jenis burung berkicau yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Dalam taksonomi hewan semua anggota jalak dimasukkan kedalam famili Sturnidae. Burung jalak merupakan jenis burung yang rajin berkicau. Ia juga sangat aktif bergerak, membuat para penggemarnya terhibur dengan tingkah laku burung ini. Melatih burung jalak agar berkicau menurut para ahli burung sangatlah mudah, yang penting adalah pemilihan metode dan waktunya haruslah tepat.
Di Indonesia terdapat sekitar 7 spesies burung jalak. Namun, ada 4 jenis burung jalak yang paling banyak digemari, yaitu :
Table of Contents
1. Jalak Suren
Jalak suren (Sturnus contra) merupakan burung yang memiliki tubuh berukuran sedang, berkisar antara 20 – 25 cm. Burung jalak suren juga memiliki paruh yang kuat dan tajam dengan panjang kaki yang sebanding dengan tubuhnya. Burung jalak suren senang berceloteh dengan suara yang ribut dan keras. Bahkan ia juga merupakan perniru bunyi yang ulung, seperti meniru suara burung lain.
Jalak suren hidup secara berkelompok, dalam kelompok tersebut mereka mencari makan secara bersama-sama. Burung menyebar di beberapa negara, diantaranya Amerika Utara, Australia, Asia dan daerah Pasifik.
Burung jalak suren dapat memakan hampir seluruh jenis makanan, baik hewani maupun nabati. Dari jenis hewani, ia dapat memakan serangga, larva, semut atau hewan tak bertulang, seperti cacing. Adapun dari jenis nabati jalak suren biasa memakan buah-buahan dan biji-bijian.
Burung jalak suren biasa mencari makan di permukaan tanah. Dalam mencari mangsanya, ia akan menusukkan paruh tajamnya ke tanah gembur kemudian membongkar tanah. Ketika ia telah menemukan mangsanya, burung ini akan menatap mangsanya terlebih dahulu baru memakannya.
Burung jalak suren berkembang biak dengan cara bertelur. Burung betina bertelur disarangnya. Telur tersebut biasanya berjumlah tiga butir dan berwarna hijau muda. Ada juga telur yang mempunyai garis-garis dan bintik-bintik merah tipis. Namun secaa bertahap akan berubah menjadi biru.
2. Jalak Bali
Jalak bali atau dapat disebut juga dengan curik bali merupakan jenis burung pengicau yang bentuknya seperti burung jalak suren. Namun, ia memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan keduanya. Ciri khusus hewan yang bernama latin Leucopsar rothschildi ini yaitu memiliki bulu putih diseluruh tubuhnya, kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Selain itu, pipi burung jalak bali ini tidak ditumbuhi bulu dan berwarna biru cerah seperti memiliki kaki berwarna keabu-abuan. Jenis burung ini juta memiliki jambul di kepalanya, hal itulah yang menjadi pembeda utamanya dengan jalak putih.
Habitat jalak bali saat ini hanya terdapat di Taman Nasional Bali Barat. Jenis burung jalak ini merupakan spesies endemik Bali, sehingga pada tahun 1991 ia dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Di Taman Nasional bali Barat, burung jalak bali lebih senang tinggal di pohon pilang karena banyak ulat dan serangga yang menjadi makanannya.
Jalak bali, seperti halnya jenis burung jalak lainnya dapat memakan jenis makanan hewan maupun nabati. Di alam bebas, makanan yang dimakan oleh burung ini dari jenis hewani di antaranya semut, telur semut, rayap, kupu-kupu, belalang, jangkrik, ulat atau serangga. Sedangkan jenis nabati diantaranya berbagai jenis buah hutan, seperti kerasi, bekul, daging buah kepuh, talok, buni atau kelayu.
Adapun makanan burung jalak bali yang hidup di penangkaran, untuk jenis hewani biasanya diberi makan belalang, jangkrik, kroto basah atau ulat hongkong. Sedangkan untuk jenis nabati biasanya diberi makan pisang dan pepaya.
Jalak Bali merupakan satwa langka yang terancam punah karena populasinya suda mengkhawatirkan. Berbagai cara melestarikan burung jalak bali telah dilakukan, diantaranya dengan menangkarkan burung ini terutama di Taman Nasional Bali barat yang merupakan habitat alaminya.
Untuk bertelur, jalak bali biasanya menggunakan media biaknya pada batang pohon yang berlubang. Jenis pohon yang umumnya digunakan untuk bertelur diantaranya pohon talok, walikukun atau pilang. Demikian pula di penangkaran, sarang biaknya dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan sarang biak di alam.
Di habitat alamnya, jalak bali berkembang biak pada saat-saat tertentu, yaitu pada musim penghujan. Telur jalak bali memiliki bentuk oval dengan diameter terpanjang sekitar 3 cm dan diameter terkecil sekitar 2 cm. Telurnya berwarna hijau kebiru-biruan.
3. Jalak Putih
Jalak putih memiliki nama latin Sturnus melanopterus, ia merupakan hewan yang telah terancam punah. Ia merupakan spesies burung yang hidup secara endemik di Indonesia. Habitat alaminya berada di hutan tropis, semak-semak dan padang rumput yang ada di dataran rendah dari ketinggian 100 meter dpl hingga dataran tinggi di ketinggian 2.400 m.
Burung jalak putih dewasa ukurannya sekitar 23 cm, bulunya berwarna putih hampir di seluruh badannya kecali bagian ujung sayap dan ekor. Ia memiliki bentuk tubuh yang gagah serta paruh yang tajam, kuat dan lurus. Kakinya panjang, yang panjangnya setara dengan panjang tubuhnya. Kicauannya sangat aktif dan keras, ia sangat suka berkicau pada pagi dan sore hari. Terkadang ia akan menirukan suara burung yang ada disekitarnya. Perbedaanya dengan burung jalak bali ialah ia tidak memiliki jambul.
Sama seperti jenis burung jalak lainnya, ia merupakan burung omnivora yang mekan buah, nektar dan berbagai jenis serangga. Saat mencari makanan ia terbang dalam kelompok-kelompok kecil dan berpasangan, baik di pohon maupun di tanah.
4. Jalak Kerbau
Jalak kerbau dikenal pula dengan sebutan kerak kerbau, jalak hitam atau jalak penyu. Ia memiliki nama latin Acridotheres javanicus, dan tersebar luas di Asia Timur dan Tenggara. Diduga ia merupakan burung yang berasal dari Tiongkok lalu menyebar hingga ke Bangladesh, Jepang dan Indonesia.
Habiatnya di alam adalah daerah padang rumput, sawah, kebun dan hutan mangrove dari ketinggian 100 meter hingga 1.500 meter diatas permukaan laut. Populasi burung di alam masih sangat banyak, hal itulah yang menyebabkan harganya masih murah jika dibandingkan ketiga jenis burung jalak lainnya. Walau berharga murah dari segi kicauan burung ini memiliki bunyi yang kencang dan bervariatif dan tidak kalah dengan burung kicau lainnya.
Burung jalak kerbau dewasa ukurannya sekitar 25 cm. Mayoritas bulunya berwarna abu-abu gelap atau ungu kehitaman. Sebagian kecil lain bulunya berwarna putih yaitu pada bulu primer, tunggir dan ujung ekornya. Ia memiliki jambul yang pendek dan paruh berwarna kuning. Pada burung yang masih remaja, bulunya berwarna kecokelatan.