Annelida

AnnelidaKata Annelida berasal dari bahasa Latin yaitu annul atau annulus yang berarti cincin atau gelang serta bahasa Yunani eidos yang berarti bentuk. Berdasarkan Etimologinya Annelida berarti kelompong cacing yang tubuhnya berbentuk gelang.

Ciri-Ciri Annelida

Secara umum, hewan yang dikelompokkan kedalam filum Annelida memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Cacing Annelida memiliki tubuh silindris memanjang dan beruas-ruas atau bersegmen yang disebut metamer atau somit.
  2. Setiap segmen berisi satu ruang yang bentuknya kurang lebih sama. Hal ini menyebabkan pembagian rongga tubuh, sistem saraf, sistem sirkulasi darah dan sistem eksresinya metamerik.
  3. Permukaan tubuh dilapisi kutkula tipis yang terletak diatas epitelium. Pada beberapa spesies permukaan tubuhnya dilengkapi seta berkitin kaku yang berfungsi sebagai alat gerak.
  4. Dinding tubuh dilengkapi otot sirkuler dan longitudinal yang berkembang dengan baik.
  5. Memiliki satu segmen pra oral yang disebut prostomium.

Annelida sudah memiliki ronga tubuh yang sebenarnya,  oleh karena itu Annelida dianggap memiliki hubungan yang dekat dengan Arthropoda, misalnya Periatus. Rongga tubuh biasanya lebar, berisi cairan yang megisi ruang antara lapisan somatik dan splanknik dari mesoderm. Bagian dalam rongga tubuhnya dilapisi oleh sel epitel selomik sehingga saluran pencernaan pada Annelida sudah terpisah dari dinding tubuhnya. Saluran pencernaan lengkap berbentuk tabung, terdiri atas mulut, usus dan anus.

Pda masa perkembangan embrionya, Annelida memiliki tiga lapisan lembaga (triploblastik). Lapisan mesoderm berkembang menjadi semacam kantung yang berisi cairan. Dinding di sebelah luar melekat pada lapisan ektoderm dan merupakan bagian dari dinding tubuh yang disebut lapisan somatik. Dinding sebelah dalam melekat pada lapisan endorem dan membentuk dinding otot dari saluran pencernaan yang disebut lapisan aplanknik.

Sistem sirkulasi darah pada cacing Annelida tertutup. Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler yang bercabang-cabang. Darah berwarna kemerahan karena mengandung hemoglobin. Kebanyakan anggota cacing Annelida bernapas dengan epidermis (kulit) atau insang yang terletak pada segmen tertentu. Sistem ekskresi berupa sepasang nefridia di setiap segmen. Sistem saraf tangga tali, terdiri dari sepasang ganglion pra-oral di bagian dorsal dan dilanjutkan oleh sepasang tali saraf d bagian ventral ke arah posterior tubuh. Pada setiap segmen tubuh terdapat satu ganglion dan sepasang saraf.

Organ reproduksi monoesis (berumah satu) atau diesis (berumah dua). Embrio berkembang melalui suatu fase larva yang disebut trkofor atau veliger. Cacing annelida masih memiliki daya regenerasi.

Habitat

Cacing Annelida tersebar di muka bumi dengan spektrum yang luas. Cacing ini dapat dijumpai beberapa ribu meter di kedalaman laut sampai beberapa ribu meter diatas permukaan laut. Annelida hidup akuatik di laut, air payau atau terestrial di air tawar maupun daratan.

Habitat yang ditempati oleh cacing Annelida sangat beragam. Spesies yang hidup di perairan umumnya menempati habitat dengan dasar lumpur, pasir, pasir lumpur atau berbatu. jenis-jenis yang hidup di darat kebanyakan bersembunyi atau meliang di dalam tanah atau bersembunyi di tempat-tempat lembab di balik serasah, bahkan ada yang berhabitat di akar pohon pakis ataupun sarang burung d atas pohon. Cacing dari kelas Archiannelida dan Polychaeta umumnya hidup di laut atau air payau, sedangkan kelas Oligochaeta dan Hirudinea kebanyakan hidup di darat atau air tawar di kolam, danau, sungai atau rawa.

Cacing Annelida pada umumnya hidup bebas. Sangat jarang yang dijumpai sebagai parasit, kecuali komensal. Sifat parasitisme atau komensaisme paa beberapa spesies Annelida kadang sukar dibedakan. Contohnya, cacing Annelida yang dapat bersifat parasitisme atau komensalisme adalah Oligochaeta. Polychaeta dan Hirudiea diketahui ada yang bersifat parasit. Sifat parasitisme pada Hirudinea kadang rancu dengan peranannya sebagai mikropredator.

Klasifikasi Annelida

Beberapa ahli zoologi dulu memasukkan cacing Annelida ke dalam satu filum yang disebut Vermes. Kata vermes dalam bahasa latin berarti cacing. Filum ini menampung seluruh anggota cacing dari berbagai kelas yang ada atau seluruh hewan yang menyerupai cacing karena memiliki beberapa ciri yang sama. Termasuk ke dalam filum vermes adalah cacing dari kelompok Platyhelminthes, Aschelminthes, Nematoda dan Annelida. Nama vermes tidak lagi digunakan sebagai tingkatan takson tertinggi bagi kelompok cacing. Kelompok cacing Platyhelmintes, Aschelminthes, Nematoda dan Annelida sekarang dipisahkan satu sama lain menjadi vilum tersendiri.

Selain Vermes, kata lain yang digunakan menggelompokkan seluruh hewan berbentuk cacing adalah “helminthes”. Kata helminthes tidak mengacu pada tingkat takson seperti halnya vermes, melainkan hanya istilah lain dari kata vermes yang berarti cacing. Ilmu yang khusus mempelajari segala seluk-beluk yang berkaitan denga cacing dinamakan helminthologi. Seorang ahli mengenai cacing disebut helmintologist.

Cacing Annelida terdiri dari sekitar 9.000 spesies yang diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu Archiannelida, Polychaeta, Oilgochaeta dan Hirudinea. Kelas Polychaeta merupakan kelas yang jumlah anggotanya paling banyak dan terdiri atas kelompok-kelompok yang paling beragam jika dibandingkan cacing dari kelas yang lain dalam filum Annelida. Keempat kelas dari Annelida meliputi 17 Ordo, 81 famili dan 1540 genus. Klasifikasi Annelida sampai pada tingkat ordo disajikan dibawah ini.

Film Annelida
Kelas Archiannelida
Kelas Polychaeta
Ordo Errantia dan Ordo Sedentaria
Kelas Oligochaeta
Ordo Plesiopora, Ordo Prosotheca, Ordo Prosopora dan Ordo Opisthopora
Kelas Hirudinea
Ordo Acanthobdellida, Ordo Rhynchobdellida, Ordo Gnathobellida dan Ordo Erpobdellida

Peranan Annelida

Berbeda dengan Platyhelmintes dan Nemantelminthes, Annelida tidak banyak yang hidup sebagai parasit. Oleh karena itu, pada umumnya Annelida tidak merugikan manusia, bahkan sebaliknya.

Peranan Merugikan

Namun demikian, ada beberapa spesies yang mengganggu, misalnya lintah dan pacet yang suka menghisap darah. Beberapa cacing tanah bahkan dapat menjadi inang perantara dari cacing pita yang hidup sebagai parasit pada burung, babi dan manusia.

Selain itu, Annelida ada juga yang bisa melukai manusa, contohnya adalah Hermodite famili Nereidae (Polychaeta) yang memiliki seta berbisa. Cacing ini berwarna merah sehingga disebut cacing api. Apabila setanya terkena tangan akan menimbulkan rasa panas dan bengkak. Spesies lain, seperti Eurythoe (cacing bulu kucing) juga dari famili Nereidae memiliki seta yang dapat membengkakan tangan bila tersentuh.

Peranan Menguntungkan

Walaupun secara ekonomi Annelida tidak memiliki peranan penting, ada spesies tertentu yang dapat dimakan, misalnya cacing Palolo (Eunice viridis) dan cacing Wawo (Lysidice oele). Cacing palolo umum dimakan orang di Pulau Samoa dan Fiji. Di pulau-pulau ini kedua cacing tersebut secara berkaa keluar dari inang dalam jumlah besar pada waktu subuh menuju ke permukaan laut.

Ada juga Pheretima (cacing tanah) yang suka menelan dan mengeluarkannya dalam bentuk butiran sehingga sangat menguntungkan petani. Cacing ini dapat mengubah sampah organik menjadi senyawa organik yang berguna bagi kesuburan tanah. Lubang-lubang yang dibuat cacing tanah juga sangat membantu sirkulasi udara dan air tanah. Dengan kata lain, cacing tanah dapat memperbaiki struktur tanah karena menghasilkan zat oganik dan memperbaiki aerasi tanah.

Di perairan pantai, Polychaeta dapat digunakan sebagai alat monitoring terhadap zat pencemar, terutama logam-logam yang bersenyawa dengan zat organik karena cacing ini memiliki sifat bioakumulasi dan biomagnifikasi. Polychaeta mampu mengakumulasi logam-logam berbahaya di dalam jaringan tubuhnya, beberapa spesies bahkan memiliki organ atau jaringan yang spesifik untuk mengakumulasi logam tertentu. Oleh karenanya, Polychaeta juga dapat digunakan sebagai indikator pencemaran laut.

Peranan Annelida Dalam Ekosistem

Cacing Annelida pada umumnya hidup degan cara membenamkan diri dalam substrat dasar sebagai bentos. Cacing Annelida di habitatnya memakan detritus atau plankton sehingga cacing ini merupakan konsumen tingkat dua dalam suatu rantai makanan. Kelompok Annelida, terutama Polychaeta merupakan salah satu komponen dalam suatu rantai makanan yang penting di laut. Kelompok ini juga merupakan makanan utama dari berbagai jenis ikan demersal. Dalam suatu rantai makanan di perairan pantai, ia akan berperan sebagai pentransfer energi dari produsen atau detritus ke tingkat konsumen yang lebih tinggi. Dengan kata lain, secara ekologis Annelida mempunyai peranan yang tidak kecil sebagai penyedia energi dalam suatu jaring-jaring makanan. Kesuburan suatu perairan secara tidak langsung juga dapat diperkirakan dengan mengukur kepadatan, komposisi spesies dan biomassa dari Annelida terutama Polychaeta.

Selain berperan sebagai transfer energi, ada beberapa spesies Annelida yang berperan sama sebagai mikropredator. Hirudinea misalnya, mereka memangsa hewan-hewan kecil dan atau bertindak sebagai parasit pada hewan lain. Hirudinea sendiri barangkali juga menjadi mangsa hewan-hewan lain.

Contoh Annelida

Contoh hewan annelida banyak ditemukan di daerah perairan, baik itu di perairan air asin, air payau maupun air tawar. Anggota filum annelida biasa disebut cacing yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas. Hal itu dikarenakan tubuhnya terdiri dari sederetan segmen yang sama (metameri), artinya di tiap segmen tersebut memunyai organ tubuh seperti alat reproduksi, otot, pembuluh darah dan sebagainya yang tersendiri tetapi segmen-segmen tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi.

Saat ini di dalam filum annelida terdapat lebih dari 5.000 spesies yang telah teridentifikasi. Beberapa hewan yang menjadi contoh annelida adalah sebagai berikut :

1. Nereis

 

nereisSeperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat sepasang tentakel kecil dan sepasang palp (embelan yang digunakan sebagai alat perasa dan membantu ketika makan) yang ada di bagian kepala Nereis. Pada segmen pertama setelah kepala (peristomium) terdapat 4 pasang tentakel yang panjang.

Segmen-segmen berikutnya memiliki sepasang parapodia (semacam kaki berdaging) dengan rambut yang banyak. Alat pencernaan makanan terdiri atas : mulut-faring-esofargus-usus-anus. Antara dinding tubuh dan intestin terdapat selom yang berisi alat ekskresi (nepridium) dan alat-alat kelamin. Sistem peredarah darah terdiri atas pembuluh darah dorsal yang memompa darah ke arah depan, pembuluh darah venral yang mengalirkan darah ke bagian belakang. Terdapat pula pembuluh darah lateral yang menghubungkan kepada organ-organ yang lain. Dinding tubuh Nereis disusun oleh kutikula, epidermis, otot melingkar dan otot memanjang.

2. Lumbricus terrestris

lumbricusBentuk tubuh Lumbricus terrestris bulat  dan panjang. Bagian dorsalnya berwarna lebih gelap dibandingkan dengan bagian ventral. Tubuh Cacing Lumbricus ini terdiri dari lebih dari 100 buah segmen yang masing-masing memiliki 4 pasang rambut. Pada ujung depan (anterior) ada suatu tonjolan daging yang disebut prostomium (bukan merupakan segmen).

Dinding  tubuhnya terdiri dari kutikula, epidermis, otot melingkar dan otot memanjang. Bagian selom memisahkan dinding tubuh dengan intestin, antara segmen yang satu dengan segmen yang lain dipisahkan oleh sekat pemisah vertikal. Selaput yang membatasi dinding tubuh sebelah dalam disebut dengan Pertonium. Cairan-cairan yang terdapat di bagian selom membantu di dalam ekskresi.

Contoh hewan annelida ini telah mempunyai sistem pencernaan sederhana yang terdiri dari Mulut – faring – esofagus – crop (tembolok) – gizzard (lambung yang menebal berfungsi untuk menggiling makanan) – usus (mulai segmen ke 19 sampai ke anus).

Ia juga telah memiliki sistem peredarah darah sederhana dimana darah dipompa ke bagian depan oleh pembuluh darah dorsal dan dialirkan ke bagian bawah melalui 5 pasang jantung yang selanjutnya akan dialirkan ke bagian intestin, nephridium dan dinding tubuh melalui pembuluh darah subintestin. Nephridium merupakan organ yang dimiliki cacing ini untuk ekskresi.

Reproduksinya terjadi melalui perkawinan 2 individu. Walaupun sebenarnya cacing ini merupakan hewan hemaprodit tetapi tidak bisa melakukan pembuahan sendiri. Respirasi untuk mendapatkan oksigen dari udara dilakukan dengan permukaan kulitnya.

3. Hirudo medicinalis

Contoh AnnelidaDalam bahasa Indonesia disebut dengan lintah. Bentuk tubuhnya pipih, tidak berambut dan pada ujung anterior dan posterior terdapat alat penghisap. Mulut terletak pada alat penghisap bagian anterior yang dilengkapi dengan 3 buah rahang.

Hewan ini belum memiliki organ respirasi khusus, ia mengambil oksigen dari udara melalui permukaan tubuhnya. Seperti cacing Lumbricus sistem ekskresinya dilakukan dengan 17 pasang nepridium. Lintah merupakan hewan hemaprodit, tetapi sel telur dari satu hewan dibuahi oleh sperma dari hewan lainnya.

Itulah 3 contoh hewan dari filum annelida yang dapat menjadi representatif dari masing-masing kelas yang ada di dalam filum ini. Dimana Nereis merupakan contoh dari kelas Polychaeta, Lumbricus terrestris menjadi contoh dari kelas Olygochaeta dan Hirudo medicinalis merupakan contoh anggota kelas Hirudinae.