Jenis Serangga Predator

Serangga predator adalah serangga yang memangsa hewan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Serangga predator ini banyak yang memiliki manfaat bagi manusia, khususnya dalam bidang pertanian. Hal itu dikarenakan mangsa yang diburu seringkali merupakan serangga ataupun hewan lain yang menjadi hama pertanian sehingga menyebabkan populasi hama dapat dikendalikan. Pemanfaatan serangga predator untuk pengendalian hama telah dilakukan sejak tahun 1886 di Los Angeles dengan menggunakan Rodolia cardinalis untuk mengendalikan populasi hama yang menyerang perkebunan jeruk.

Di Indonesia pemanfaatan serangga untuk bisa mengendalikan populasi hama belum banyak dilakukan. Para petani di negeri kita masih lebih suka menggunakan pestisida daripada pengendalian secara alami. Padahal penggunaan pestisida ini dapat merusak lingkungan dan akan membunuh hewan lain yang bisa jadi memiliki manfaat bagi manusia.

Berikut ini akan saya berikan beberapa contoh serangga predator yang ada di sekitar kita :

1. Anggang-Anggang

Anggang-anggangAnggang-anggang merupakan serangga predator yang berasal dari famili Gerridae. Ia sering terlihat bergerak maju mundur sambil mengapung di atas permukaan air. Gerakannya sangat cepat, kecepatannya dapat mencapai 1,5 meter/detik.

Serangga yang bernama latin Gerris sp ini, biasanya hidup di air yang tenang. Namun, ada pula beberapa jenis yang dapat hidup di air yang berarus kencang. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Muthi Muftihah (2018), ditemukan bahwa serangga ini juga ditemukan di lautan Samudra Atlantik dan Pasifik yang memiliki ombak yang sangat besar. Di habitat tersebut, hewan ini akan memangsa jenis serangga lain yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil.

Ciri khusus yang dimiliki serangga ini terletak pada kemampuannya untuk bergerak secara cepat dan mengapung di atas permukaan air. Kemampuan mengapung pada angang-angang berasal dari rambut-rambut yang berukuran sangat kecil dengan lekukan-lekukan pada ujung kakinya yang dilapisi dengan lapisan lilin.

2. Anjing Tanah

GryllotalpaAnjing tanah dikenal sebagai serangga yang memiliki tubuh berukuran sedang. Serangga yang seringkali ditemukan di pekarangan ini, dapat terbang hingga sejauh 8 km, terutama pada musim kawin. Saat masih remaja, ia memiliki sayap yang pendek sehingga belum bisa terbang.

Anjing tanah memiliki tubuh berwarna cokelat terang, namun ada pula yang berwarna gelap. Selain itu, serangga ini memiliki tungkai yang berbentuk cangkul. Tungkai ini digunakan untuk menggali tanah dan berenang. Anjing tanah pun memiliki kulit pelindung yang tebal untuk dapat hidup di dalam tanah.

Hewan yang bernama latin Gryllotalpa sp ini menyukai hidu di pekarangan, lapangan dan di sekitar ladang yang kering. Mereka lebih senang bersembunyi di dalam lubang. Seekor anjing tanah akan aktif di malam hari untuk mencari makan.

Ia merupakan serangga predator yang memakan cacing dan juga larva-larva serangga. Akan tetapi, ketika ia kekurangan makanan maka secara terpaksa ia juga akan memakan rumput  dan akar-akar tumbuhan. Perilakunya yang memakan akar-akar tumbuhan inilah yang menyebabkannya menjadi salah satu hama dalam pertanian.

3. Capung

Serangga predator capungCapung adalah jenis serangga yang paling cepat terbangnya. Capung diklasifikasikan dalam ordo Odonata. Capung memiliki mata yang besar dengan sepasang sayap yang ckup kuat, serta ukuran badan yang panjang. Kaki yang dimilikinya berjumlah 6, namun kaki tersebut tidak digunakan untuk berjalan.

Cabung memiliki habitat di sekitar kolam, tanah lembap, sungai kebun, sawah, hutan dan danau. Beberapa jenis capung memiliki habitat yang spesifik, misalnya capung jarum terbang tidak terlampau jauh dari lingkungan yang cocok bagi kelangsungan hidupnya. Di habitatnya tersebut cabung menjadi serangga predator yang meamngsa nyamuk dan berbagai serangga kecil, seperti semut, lalat, lebah dan kupu-kupu.

Capung melakukan perkembangbiakan di dalam air atau di sekitar air. Pada saat capung betina bertelur, dia akan menyelam dan bertelur di dalam permukaan yang tepat. Setelah itu, telur-telur tersebut menetas menjadi nimpa yang berkembang  di dasar air dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa. Siklus hidup capung di mulai dari telur hingga mati, berkisar 7 bulan hingga batas maksimal sekitar 7 tahun.

4. Belalang Sembah

Serangga predator capungJika kita menyebut serangga predator, kemungkinan besar yang ada di benak kita adalah belalang sembah. Serangga ini memanglah predator yang sangat ganas, ia tidak hanya memakan serangga lain ang tubuhnya lebih kecil tetapi juga memakan reptil dan burung yang ukuran tubuhnya lebih besar. Belalang sembah menggunakan sepasang kaki depannya telah termodifikasi menjadi capit yang berukuran besar. Dengan capitnya ini ia dapat menangkap mangsanya karena capitnya dilengkapi oleh duri-duri yang sangat tajam.

Hewan ini di luar negeri sering dimanfaatkan sebagai agen pengendali hama. Hal itu dikarenakan kemampuan serangga ini untuk memburu hama dengan cepat. Diperkirakan 1 ekor belalang sembang mampu memburu 5-10 ekor serangga hama dalam waktu satu hari. Jika di lahan pertanian disebar 1.000 ekor saja maka dalam sehari akan ada 5.000 sampai 10.000 hama yang dimangsa. Karena kehebatannya tersebut, saat ini sudah banyak orang yang membudidayakan di luar negeri untuk kepentingan pengendalian hama. Ada juga yang memelihara belalang sembah sebagai hewan peliharaan karena tingkah lakunya yang unik ini.

Sayangnya di Indonesia hewan ini kurang dimanfaatkan, jangankan dibudidayakan, belalang sembah justru banyak diburu dan dibunuh. Para petani seringkali menganggap kehadiran belalang sembah tidak penting bagi lahan pertanian mereka. Pemikiran ini tentu saja tidaklah tepat karena jika dimanfaatkan dengan baik, serangga predator ini dapat menjadi agen pengendali hama yang ramah ringkungan dan efisien.

5. Dobsonfly

Serangga ini dikenal dengan sebutan “The King Bug” yang artinya serangga raja. Hal itu dikarenakan ukurannya yang besar, Dobsonfly jantan maupun betina mempunyai panjang tubuh 12,5 cm. Panjang sayapnya dua kali panjang tubuhnya. Selain itu, dobsonflu juga mempunyai antena mirip seperti pada semut.

Hewan yang memiliki nama latin Corydalus cornutus ini memiliki rahang bawah yang tajam. Bahkan rahangnya ini panjangnya mencapai 2,5 cm, akan tetapi rahang ini tidak berbahaya bagi manusia karena tidak dapat merusak kulit. Walaupun demikian, dobsonfly dapat mengeluarkan bau busuk sebagai bentuk pertahanan diri yang mengganggu manusia.

Serangga ini bersifat predator yang memakan larva serangga yang ada di air ataupun serangga air dewasa lainnya. Ia mencari makan pada malam hari dan biasanya saat ada lampu terang ia akan menghampirinya.

6. Owlfly

OwlflyOwlfly adalah serangga serupa capung yang memiliki antena erbonggol yang panjang serta mata besar menggelembung. Seranga ini sering tertukar dengan capung karena antena yang dimilikinya. Padahal secara taksonomi, serangga yang memiliki nama latin Ascalaphus libelluloides ini termasuk ke dalam ordo Neuroptera. Sehingga memiliki kekerabatan yang jauh jika dibandingkan dengan capung yang merupakan anggota ordo Odonata.

Serangga ini memiliki pertahanan diri yang khas. Apabila diganggu, owlfly akan mengeluarkan bahan kimia yang kuat untuk menakuti musuhnya. Biasanya ia aktif pada siang hari dan sering berkumpul disekitar cahaya. Owlfly termasuk ke dalam jenis serangga predator yang memakan serangga-serangga berukuran kecil seperti nyamuk, lalat dan lebah madu.

7. Lacewing Hijau

Chrysopa perlaLacewing hijau adalah serangga yang indah dengan ukuran tubuh sekitar 10-65 milimeter. Warna tubuhnya cokelat kehijauan. Sayap lacewing hjau tipis, transparan dan memiliki pola seperti urat berwarna cokelat kebiruan. Serangga yang telah dewasa memiliki kemampuan mendengar yang baik. Uniknya, lacewing hijau dapat membuat getaran tubuh untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

Serangga yang bernama latin Chrysopa perla ini memakan serangga lain seperti leah, tungau dan hewan arthropoda lannya. Selain itu, mereka juga memakan serbk sari, nektar dan sari madu dari bunga. Serangga ini merupaka predator yang ganas dan cukup rakus. Di luar negeri ia sudah sering digunakan sebagai pembasmi hama alami yang memangsa hama tungau di bidang pertanian dan perkebunan. Salah satu penyebab penggunaan serangga ini ialah karena kemampuan reproduksinya yang baik. Dalam sekali bertelur, indukan betina akan menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir telur.