Jaringan Epitel

Jaringan EpitelJaringan epitel terdiri atas sel-sel yang menutupi permukaan luar dari tubuh atau organ tubuh dan batas kedua bagian sebelah dalam (internal) saluran-saluran tubuh tersebut yang menghubungkan atau berhubugan dengan bagian eksteriro (luar), seperti saluran pencernaan, pernafasan, alat-alat genital (kelamin) atau membatasi rongga-rongga dalam tubuh.

Jaringan epitel juga membentuk pars secretorium (bagian yang menggetahkan dari kelenjar-kelenjar, saluran-saluran dan reseptor organ-organ pelepasan). Hal ini dikarenakan jaringan epitel tumbuh ke dalam jaringan pengikat sebagai epitel kelenjar.

Ciri-Ciri jaringan Epitel

Menurut ahli biologi Priyo Susanto (2019), ciri-ciri dari jaringan epitel adalah sebagai berikut :

  1. Dibangun oleh sel-sel yang letaknya sangat rapat dan di antara sel tersebut terdapat perekat interseluler (intercellulair cement).
  2. Permukaan bebasnya menghadap udara atau cairan, permukaan lainnya melekat pada jaringan ikat yang disebut membrana basalis.
  3. Epitel sering membentuk pendalaman ke dalam jaringan ikat, biasanya terbentuk struktur kelenjar, baik eksokrin maupun endokrin.
  4. Untuk memperluas permukaan, epitel sering membentuk lipatan, tonjolon atau pendalaman.

Fungsi Jaringan Epitel

Jaringan epitel dan derivatnya mempunyai fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisis maupun kimia karena epitel melapisi permukaan dalam dan luar tubuh, contohnya pada kulit.
  2. Melakukan proses absorpsi, misalnya epitel yang membatasi dinding dalam usus, selain memiliki fungsi sebagai perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan.
  3. Sebagai organ ekstero-reseptor, yang mampu menerima rangsangan stimulus dari luar (lingkungannya), seperti sel-sel neuroepitel pada ujung lidah kita.
  4. Sebagai alat ekskresi, untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam, amoniak, CO2 dan lain-lain).
  5. Fungsi lubrikasi, dilakukan oleh epitel yang menghasilkan lendir/mukus yang memelihara agar dinding saluran-saluran dalam tubuh permukaannya tetap basah.
  6. Fungsi sekretorik, dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.

Jenis Jaringan Epitel

Pada awalnya pengelompokkan jenis jaringan epitel dilakukan berdasarkan sejarah kejadiannya (ontogeni), tetapi ternyata dapat membingungkan karena satu jenis lapisan benuh embrional dapat berdiferensisasi menjadi bermacam-macam jenis epitel. Sebaliknya, satu macam epitel yang bentuknya sama dapat berasal dari apisan benih yang berbeda. Oleh sebab itu pengelompokkan jaringan epitel didasarkan atas bentuk dan jumlah lapisan sel-sel penyusunnya.

Jaringan Epitel Selapis

Dibangun oleh selapis sel, jenis jaringan ini dapat dijumpai pada lokasi-lokasi yanng tidak banyak mengalami kerusakan (mekanis), biasanya berperan dalam hal absorpsi dan filtrasi, berikut ini macam-macam jenisnya :

  1. Epitel selapis pipih
    Disusun oleh sel-sel yang seluruhnya berbentuk pipih. Inti berbentuk pipih, lonjong ata oval dan tepi selnya bergerigi halus. Dilihat dari permukaan bentuknya poligonal, biasanya heksagonal.
    Epitel pipih yang membatasi rongga tubuh seperti rongga perut, rongga pleura, perikardium disebut mesothelium, sedangkan yang membatasi dinding lumen pembuluh darah dan pembuluh limfa disebut endothelium.
  2. Epitel selapis kubus
    Pada penampang vertikal/melintang sel terlihat berbentuk bujur sangkar, dari permukaan selnya berbentuk poligonal. Inti berbentul bulat terletak di tengah sel. Djumpai pada folikel kelenjar gondok (glandula tyroidea), pada saluran pelepasan (ductus excretorius), kelenjar eksokrin, retina dan permukaan ovarium.
  3. Epitel selapis silindris
    Bentuk sel dilihat dari permukaan tampak seperti epitel selapis kubus, dari samping (pada potongan melintang sediaan) tampak seperti pilar-pilar yang berhimpitan tegak lurus degan inti lonjong terletak agak ke arah basal. Jaringan epitel ini dijumpai pada lapisan mukosa saluran pencernaan, mulai dari lambung, usus sampai anus serta pada kantung emped (vesica felea). Selain berfungsi sebagai pelindung dan absorpsi, epitel pada usus juga berfungsi untuk sekresi dengan terdapatnya sel-sel nukleus yang mampu menghasilkan lendir di antara sel-sel epitel silindris, yang disebut sel goblet (sel piala). Pada uterus dan bronchiolus, permukaan sel epitel mengalami modifikasi dengan adanya cilia.
  4. Epitel berlapis banyak palsu
    Disebut demikian karena pada penampang tegak lurus/melintang epitel ini tampak seperti jaringan epitel erlapis banyak. Hal ini disebabkan letak inti dari sel-sel penyusunnya tidak terletak sejajar (tidak sama tingginya). Jaringan epitel ini dibangun oleh tiga macam sel, yakni :
    a. basal, berbentuk kubus, inti bulat terletak paling bawah, ketinggiannya tidak mencapai lumen/permukaan organ.
    b. silindris bersilia, bentuk silindris dengan permukaan bersilia, inti lonjong dan ketinggiannya mencapai permukaan lumen organ.
    c. goblet (sel piala), ketinggian sel mencapai lumen organ.
    Walaupun ketinggian inti dan sel-sel tersebut diatas tidak sama tetapi semua melekat pada membran basalnya seingga tampak seperti berlapis-lapis, padahal semua selnya melekat pada membran basalis.

Jaringan Epitel Berlapis Banyak

Jaringan epitel berlapis banyak dijumpai pada tempat-tempat yang banyak mengalami kerusakan mekanis dan umumnya tidak mempunyai fungsi absorpsi atau filtrasi, akan tetapi berfungsi sebagai proteksi.

Tergantung pada tempat epitel itu terdapat, misalnya pada tempat yang basah maka jaringan tersebut tersusun oleh sel-sel yang hidup, sedangkan apda tempat-tempat yang kering maka bagian proksimal tersusun oleh sel-sel hidup dan bagian distal tersusun oleh sel-sel mati yang biasanya mengalami keratinisasi. Macam-macam jenis jaringan epitel berlapis banyak adalah sebagai berikut :

  1. Epitel berlapis banyak pipih
    Walaupun disebut epitel pipih, tidak semua lapisan selnya berbentuk pipih. Terlihat pada potongan melintang dari sediaan jaringan berbagai bentuk dari sel yang menyusunnya. Sel yang berbentuk pipih hanya sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan sedangkan sel-sel yang langsung melekat pada membran basal berbentuk silindris atau kuboid. Beberapa lapis sel di atasnya berbentuk polihedral yang selanjutnya terlihat semakin memipih semakinn mendekati permukaan.
  2. Epitel berlapis banyak silindris
    Terdiri atas beberapa lapisan sel, sel-sel bagian basal dibangun oleh sel-sel poligonak ke arah bentuk kuboid dan yang membatasi permukaan adalah sel-sel berbentuk silindris. Permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan cilia, dijumpai pada organ-organ fetus (embrio), yakni larynx dan oesophagus.
  3. Epitel berlapis banyak kubus
    dbangun oleh berlapis-lapis sel berbentuk kubus, khususnya lapisan di permukaannya. Sel yang menyusun lapisan dibawahnya berbentuk poligonal. Jenis lapisan ini jarang ditemukan dalam tubuh, biasanya terdapat pada saluran pelepasan (ductus excretorius), glandula parotis dan dinding anthrum foliculli ovarii.
  4. Epitel peralihan
    Jaringan epitel ni biasanya dapat berubah bentuk dari epitel berlapis banyak silindris/kubus ke epitel berlapis banyak pipih, tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Ini terjadi karena adanya peristiwa regangan akibat perubahan volume seperti pada kantung air seni (vesica urinaria), juga pada saluran kemih mulai dari calix renalis sampai urethra. Bila bagian rongga organ ini kosong, tidak ada tekanan cairan maka sel-sel akan berbentuk sel kubus berlapis, tetapi bila penuh cairan kemih maka akan berubah menjadi epitel berlapis banyak pipih.

Modifikasi Permukaan Jaringan Epitel

Untuk mendukung fungsinya, dalam sitoplasma sel-sel yang menyusun jaringan epitel terdapat organel yang berfungsi sebagai rangka penyokong, dikenal sebaga kerangka sel. Penyebaran baan fibriler tersebut, tidak sama bagi masing-masing jenis jaringan epitel. Pada epitel usus, struktur tersebut berkumpul di bawah permukaan bebas microvili. Modifikasi epitel ini dapat di bagi menjadi 3 jenis, yaitu modifikasi pada permukaan bebas, modifikasi permukaan lateral dan modifikasi permukaan basal.

Modifikasi Pada Permukaan Bebas Epitel

Pada permukaan bebas epitel terdapat struktur-struktur yang terbentuk oleh modifikasi dari lapisan atas sitoplasma. Jenis modifikasi ini adalah sebagai berikut :

  1. Crustae
    Merupakan kondensasi (pemadatan) sitoplasma dekat permkaan bebas sel epitel. Dijumpai pada sel epitel transisional untuk melindungi permukaan sel yang membatasi dinding rongga dari pengaruh kimiawi cairan kemih.
  2. Uluran sitoplasma yang tidak bergerak.
    a. Microvilli, tonjolan/uluran sitoplasma berbentuk silindris pada permukaan bebas sel epitel. Dijumpai pada tubulus contortus distal ginjal.
    b. Stiated border, struktur mirip microvilli, dijumpai pada usus halus.
    c. Brush border, dijumpai pada tubulus contortus proximal ginjal. Ketiga uluran diatas berfungsi memperluas permukaan untuk meningkatkan daya absobsi.
    d. Streocilia, dijumpai pada ductus epididymis dan ductus deferens, merupakan microvilli sebagai prosesus panjang, berfungsi sekresi/penggetahan yang mengatur lingkungan untuk pematangan spermatozoa.
  3. Uluran sitoplasma yang bergerak.
    a. Cilia (bulu getar) atau disebut kinocilia merupakan tonjolan bulu halus yang motil/bergerak. Dijumpai pada oviduct, uterus, vassa efferentia dan tractus respiratorius. Setiap sel epitel memiliki rata-rata 100 cilia, ada yang memiliki sampai dengan 270 cilia yang bergerak ke satu arah.
    b. Flagella, lebih panjang dari cilia, bergerak ke segala arah. Dijumpai pada tubulus seminiferus dan mesonephros embrio kelinci.

Modifikasi Permukaan Lateral

Pada permukaan lateral sel epitel terdapat struktur khusus yang befungsi untuk memperkuat hubungan antara sel yang satu dengan sel yang lain, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan untuk menghantarkan listrik. Modifikasi jaringan epitel ini macam-macamnya adalah sebagai berikut :

  1. Desmosome
    Sebelum ditemukan mikroskop elektron, struktur ini dikenal sebagai jembatan inteseluler yang sebetulnya merupakan tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Struktur tersebut bukanlah hubungan dari sitoplasma yang selnya berdekatan. Di daerah tersebut, membran plasma kedua sel berjalan sejajar pada jarak 250 angstom. Filamen-filamen terdapat di sekitar struktur tersebut. Modifikasi ini dijumpai pada jarngan epitel berlapis yang banyak menderita terkanan misalnya epidermis kulit dan pada cervix.
  2. Terminal bar
    Merupakan serangkaian bentuk / struktur khusus dari membran sel, berturut-turut dari arah permukaan bebas sel berbentuk sebagai zonula occludens, zonula adhaerens dan macula adhaerens.
    Zomula occludens sebagai perekat yang erat, terletak pada bagian paling ujung dari sel dan berbentuk sebagai sebuah cincin atau pita melingkar dan membran plasma sel-sel yang berdekatan atau sebagai pola rigi-rigi yang beranyaman pada permukaannya. Dijumpai pada sel-sel epitel yang tubula ginjal, intensin / usus dan kandung kemih. Zonula adhaerens menunjukkan konfigurasi circum ferensial yang bersambungan, terletak tepat di bawah zonula occludens.
    Membran plasma dari kedua sel pada 2 adharens berjalan sejajar dan dipisahkan oleh celah setelah 150 – 200 Angstrom. Fungsi zomula occludens untuk memisahkan celah ekstra seluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel yang bersangkutan. Fungsi zonula adherens untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel, juga pada otot jantung.
  3. Gap function
    Merupakan struktur khusus yang terdapat pada sisi 2 sel epitel yang berdekatan, membran plasma kedua sel dipisahkan oleh celah selebar 20 angstrom. Fungsinya antara lain dalam penggadengan secara listrik, akan menyingkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk gerakan peristaltik.

Modifikasi Permukaan Basal

Struktur khusus di bawah permukaan basal dari semua jenis epitel adalah membran basalis, merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein. Kecuali struktur membran basalis yang merupakan daerah perlekatan sel epitel maka perlekatan epitel pada jaringan ikat dibawahnya dengan adanya struktur sebagai berikut :

  1. Selubung sel.
  2. Lamina basalis, dengan ketebalan 500 – 1.000 angstrom merupakan anyaman padat filamen halus.
  3. Lamina reticularis, dibawah lamina basalis dan merupakan anyaman serabut retikuler tertanam dalam substansi dasar jaringan ikat.
  4. Hemidesmosoma, berfungsi sebagai penguat perlekatan epitel pada jaringan ikat.