Jangkrik merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, artinya ia memiliki bentuk fisik yang tidak jauh berbeda ketika baru lahir hingga saat dewasa. Metamorfosis sendiri merupakan suatu proses perkembangan tubuh suatu hewan yang membuatnya mengalami perubahan fisik semakin ia dewasa. Perubahan fisik ini terjadi dikarenakan adanya sel yang mengalami diferensiasi sehingga tampilan fisiknya bisa menjadi jauh berbeda dibandingkan ketika ia baru dilahirkan.
Table of Contents
Perbedaaan Metamorfosis Sempurna dan Tidak Sempurna
Ada 2 macam metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan keduanya ada pada seberapa drastis perubahan yang terjadi dari ketika masih kecil hingga dewasa. Ketika terjadi perubahan yang drastis antara hewan yang baru lahir dibandingkan ketika dewasa, maka ia digolongkan ke dalam metamorfosis sempurna. Sebaliknya, apabila tidak ada perbedaan yang signifikan diantara hewan yang baru lahir dibandingkan ketika dewasa maka ia digolongkan ke dalam metamorfosis tidak sempurna.
Salah satu contoh metamorfosis sempurna adalah pada kupu – kupu, kita bisa melihat bahwa ketika baru keluar dari telurnya kupu-kupu masih berupa ulat. Seiring berjalannya waktu maka ulat tersebut akan berubah menjadi pupa dan kemudian barulah ia menjadi kupu-kupu. Antara ulat dan kupu-kupu memiliki bentuk tubuh yang sangat jauh berbeda, dimana terjadi perubahan bentuk morfologi yang signifikan dan di dalam daur hidupnya terdapat fase pupa yang merupakan fase peralihan dari larva menjadi serangga dewasa.
Memang tidak semua hewan yang mengalami metamorfosis sempurna mengalami fase pupa, misalnya saja pada katak. Walaupun termasuk hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, pada daur hidup katak tidak mengalami fase pupa tetapi terdapat fase peralihan lain yaitu berudu berkaki. Pada fase tersebut, berudu berkaki nampak seperti sebuah ikan yang memiliki kaki kecil untuk membantunya bergerak. Lama kelamaan ekor yang dimilikinya akan semakin menyusut dan kemudian masuk ke dalam fase katak muda.
Pada hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, tidak terdapat fase peralihan karena memang antara hewan yang baru lahir dan dewasa memiliki bentuk yang mirip. Kita ambil contoh saja belalang yang ketika baru lahir (fase nimfa) memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan serangga dewasanya. Selain pada ukuran tubuhnya, perbedaan keduanya ada pada munculnya sayap dan terlihatnya organ reproduksi pada serangga yang telah dewasa. Jadi jelas ya perbedaan antara metamorfosis sempurna dan tidak sempurna terletak pada seberapa signifikannya perubahan bentuk fisik yang terjadi dan apakah ada fase peralihan antara hewan yang baru lahir dan dewasa.
Metamorfosis Jangkrik
Apabila kita membahas mengenai metamorfosis pada jangkrik, kita tidak bisa memisahkan dari daur hidup yang dimilikinya. Jangkrik termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna dan didalamnya terdiri dari 3 fase yaitu telur, nimfa dan serangga dewasa. Memang ada beberapa ilmuwan yang berpendapat bahwa di antara fase nimfa dan serangga dewasa terdapat satu fase yang disebut serangga remaja. Fase ini didefinisikan ketika jangkrik sudah memiliki sayap tetapi pertumbuhan sayapnya belum sempurna.
Akan tetapi dikarenakan mayoritas pendapat ahli biologi lebih condong ke pendapat bahwa di dalam daur hidup jangkrik hanya terdapat 3 fase saja maka kita akan menggunakan pendapat tersebut saja. Urutan daur hidup dan metamorfosis jangkrik tersebut adalah sebagai berikut ini.
Telur
Telur merupakan fase pertama di dalam kehidupan seekor jangkrik, bentuknya lonjong dan berwarna kuning muda bening dengan ukuran sekitar 3 mm. Di salah satu ujungnya terdapat sebuah tonjolan yang disebut sebagai operculum yang merupakan celah untuk keluarnya nimfa dari telur. Bagian kulit telur jangkrik sangat liat dan kuat sehingga nimfa tidak bisa memecahkannya sehingga dibutuhkan operculum supaya ia bisa keluar.
Secara alami jangkrik biasanya dapat menghasilkan paling sedikit 500 telur yang akan ditaruhnya pada tanah atau pasir. Telur tersebut akan dimasukkan ke dalam tanah menggunakan ovipositor yang dimiliki indukan betina. Biasanya telur jangkrik akan berada di dalam kedalaman antara 5-15 mm dan akan mulai menetas setelah dalam 13 sampai 25 hari setelah diletakkan di dalam tanah tadi.
Nimfa Jangkrik
Ketika kita membahas mengenai metamorfosis jangkrik, kita tidak bisa untuk tidak berfokus pada fase nimfa yang ada padanya. Fase nimfa dimulai ketika jangkrik menetas dari telur dan belum memiliki sayap serta organ reproduksi. Alat gerak yang dimilikinya juga belum begitu baik, sehingga pergerakannya masih lambat dan membuatnya menjadi mudah ditangkap oleh predator.
Di dalam fase nimfa ini, jangkrik akan mengalami molting (pergantian kulit) sebanyak 7 – 9 kali. Selama proses molting ini, jangkrik sangat rawan untuk terserang predator dikarenakan ia tidak memiliki kulit luar untuk melindungi dirinya. Oleh sebab itu, biasanya mereka akan berdiam diri di dalam lubang persembunyiannya selama molting berlangsung. Walau begitu, persentase kematian selama proses molting ini tetap tinggi dan menurut ahli biologi alumni UGM Pratama Adi, sekitar 30% kematian jangkrik terjadi selama molting.
Kematian selama molting tersebut bisa diakibatkan karena kegagalan selama proses molting, serangan patogen ataupun karena kanibalisme. Jangkrik yang sedang melakukan molting ini seringkali diserang oleh sesamanya dan akan menjadi makanannya. Pembudidaya jangkrik biasanya mencoba mengatasi adanya kanibalisme ini dengan memberikan pakan dalam jumlah banyak, sehingga jangkrik yang sedang mengalami molting tidak akan menjadi korban sesamanya.
Setelah jangkrik mengalami molting sebanyak 5 kali, biasanya sayap akan mulai tumbuh tetapi belum sempurna. Barulah ketika molting berlangsung sebanyak 7-9 kali sayap dan organ reproduksi yang dimiliki jangkrik telah sempurna. Dengan begitu, masuklah jangkrik ke dalam fase berikutnya yaitu serangga dewasa. Fase nimfa pada jangkrik ini biasanya berlangsung sekitar 30 hingga 45 hari tergantung dari kondisi lingkungan dan pengaruh hormon didalam tubuh serangga ini.
Serangga Dewasa
Fase terakhir di dalam metamorfosis jangkrik adalah serangga dewasa yang ditandai dengan sudah sempurnanya bentuk sayap dan organ reproduksi yang dimilikinya. Setelah 7-15 hari sejak ia menjadi serangga dewasa atau sekitar 45 – 60 hari umurnya, jangkrik akan mulai melakukan aktivitas reproduksi. Setelah melakukan aktivitas reproduksi, jangkrik jantan akan mati dan dimakan oleh si betina. Indukan betina ini akan mulai bertelur sekitar 10 – 13 hari setelah ia kawin dengan sang pejantan.
Itulah sedikit ulasan mengenai metamorfosis jangkrik dimana di dalam proses ini terjadi 3 fase yaitu telur, nimfa dan dewasa. Karena termasuk serangga yang melakukan metamorfosis tidak sempurna, antara fase nimfa dan serangga dewasa jangkrik tidak terjadi perbedaan yang signifikan.