Labi-Labi

labi-labi

Labi-Labi merupakan kura-kura air tawar yang bercangkang lunak dan dikelompokkan ke dalam famili Trionychidae. Banyak anggota dari famili ini berukuran besar sehingga beberapa diantaranya menjadi jenis kura kura air tawar terbesar di dunia. Beberapa spesies labi-labi ada yang bisa beradaptasi untuk hidup di daerah air payau.

Awalnya sebagian besar spesies dari famili ini dimasukkan ke dalam genus Trionyx, tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sebagian besar anggotanya telah dipindahkan ke genus lain. Salah satu contohnya adalah Kura – Kura Cangkang Lunak Apalone dari Amerika Utara yang dipindahkan dari genus Trionyx pada tahun 1987.

Klasifikasi

Menurut ahli biologi alumni UGM, Adi Nugroho, klasifikasi dari labi-labi adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Super Famili : Trionychia
Famili : Trionychidae

Karakteristik

Karakteristik utama dari labi-labi terletak pada cangkang (karapas) yang lunak dan tidak memiliki sisik. Memang ada beberapa spesies anggotanya yang memiliki tonjolan seperti sisik, seperti Apalone spinifera. Tetapi sama seperti spesies lain labi-labi lainnya, A. spinifera memiliki karapas yang lentur, terutama pada bagian sampingnya.

Pada bagian tengah karapasnya terdapat lapisan tulang padat di bawahnya (seperti pada kura-kura), tetapi lapisan tulang ini tidak terdapat di tepi luarnya. Beberapa spesies juga memiliki tulang dermal di plastron, tetapi tidak melekat dengan tulang cangkangnya. Cangkangnya yang ringan dan fleksibel ini, membuat mereka bisa dengan mudah bergerak terutama di dasar danau yang berlumpur. Cangkang lunak yang dimilikinya, juga membuat mereka bergerak dengan cepat di dataran daripada jenis kura – kura lainnya.

Karakteristik lain dari labi-labi adalah mereka memiliki kaki berselaput dan bercakar tiga. Kaki inilah penyebab famili ini dinamai Trionychidae, yang artinya tiga cakar. Warna karapas dari setiap jenis labi-labi biasanya mirip dengan pasir atau lumpur dimana mereka hidup. Warnanya tersebut membuat mereka dapat berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya, sehingga mangsa mereka tidak dapat mendeteksi keberadaannya.

Apabila kita melihat bagian hidungnya, ternyata mereka memiliki lubang hidung yang memanjang lembut seperti sebuah snorkel. Mereka juga memiliki leher yang sangat panjang, membuat mereka dapat menghirup oksigen yang ada di atas permukaan air sementara tubuh mereka terendam di dalam lumpur dasar perairan.

Betina dapat tumbuh hingga beberapa kaki lebih besar dari diameter karapas mereka, sedangkan pejantan biasanya berukuran jauh lebih kecil dari karapasnya. Ini merupakan salah satu bentuk dimorfisme seksual yang dimiliki mereka. Pelochelys cantorii merupakan labi-labi raksasa yang bisa ditemukan di Asia Tenggara dan ia merupakan jenis kura – kura air tawar terbesar di dunia.

Makanan Labi-Labi

Di habitat alaminya, labi-labi memakan ikan, krustasea, siput, amfibi, serangga dan terkadang burung serta mamalia kecil. Akan tetapi, mereka juga bisa diberi makan pelet yang mengambang dan itu pulalah yang menjadi makanan labi-labi di penangkaran. Bagi anda yang memelihara hewan ini, selain memberikan pelet sebaiknya anda juga memberikan ikan, jangkrik, cacing atau belalang sebagai makanan tambahan. Pemberian makanan yang masih hidup sebagai pakan tambahan dianggap dapat meningkatkan kesehatannya.

Ada juga pemelihara labi-labi berukuran besar yang diberikan tikus, kelinci dan ambfibi (seperti katak) sebagai makanan hewan peliharaannya. Pemberiannya hanya dengan meletakkan hewan yang menjadi mangsa mereka di air dan membiarkannya dimangsa oleh labi-labi tanpa harus keluar dari kolam tempat tinggalnya.

Pemberian makanan kepada hewan ini sebaiknya dilakukan sekali sehari, sebanyak yang bisa mereka konsumsi dalam waktu 15 menit. Tetapi saya tetap menyarankan anda untuk menanyakan kepada dokter hewan mengenai jumlah dan waktu pemberian makan untuk labi-labi yang anda pelihara.

Habitat Labi-Labi

Habitat alami dari labi-labi berada di perairan air tawar seperti sungai, danau dan rawa tetapi ada juga spesies yang bisa beradaptasi dan hidup di perairan air payau. Persebaran kelompok hewan ini sangat luas, mereka tersebar di hampir semua wilayah di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, hewan ini dapat kita temukan di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau kecil disekitarnya.

Biasanya labi-labi menyukai hidup pada perairan yang memiliki suhu sekitar 25 – 30 C dan memiliki arus lambat ataupun tanpa arus. Mereka juga sangat menyukai daerah yang berlumpur dan tidak terlalu dalam, karena mereka membutuhkan daerah berlumpur tersebut untuk aktivitas berkembang biaknya.

Manfaat Labi-Labi

Biasanya labi-labi dimanfaatkan sebagai salah satu hewan konsumsi yang kaya gizi dan juga peliharaan. Dagingnya juga dipercaya sebagai obat dalam sistem pengobatan tradisional. Dalam pengobatan tradisional Tiongkong, hewan ini sering dimanfaatkan untuk menjadi obat luka, mengobati keputihan, asma dan penyembuhan setelah melahirkan. Minyak labi-labi ini juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan dipercaya dapat membuat kulit menjadi halus, menghilangkan gatal, flek dan bau badan.

Banyaknya manfaat yang dimiliki labi-labi membuat perburuan terhadapnya terjadi secara massal di hampir seluruh dunia. Hal itulah yang menyebabkan populasinya masuk dalam kategori vulnerable (rentan) kepunahan versi IUCN. Oleh karena itu, agar populasi hewan ini tetap terjaga maka pemanfaatannya oleh manusia sebaiknya diminimalkan. Kita bisa menggunakan sumber daya lain untuk menggantikan manfaat yang dimiliki olehnya.