Pendahuluan
Labi-labi merupakan jenis reptil yang berukuran besar yang mempunyai ukuran panjang sekitar 70 cm, memiliki moncong yang lebih panjang dari diameter matanya. Warna puggung sangat bervariasi, ada yang berwarna hijau pudar dengan garis hitam lebar yang menyebar. Seluruh permukaan punggung berbintik-bintik kuning dan ada 1-2 bintik tidak beraturan berwarna hitam dengan lingkaran luar kuning. Cangkang bawah berwarna putih keabu-abuan, kepalanya berwarna cokelat gelap/tua atau berwarna abu-abu dengan bintik-bintik kuning yang sangat banyak.
Habitat
Labi-labi hidup di rawa-rawa, danau, sungai dan dapat pula hidup di kolam yang suhu airnya berkisar 25-30ºC. Habitat yang disukai labi-labi berupa perairan tergenang dengan dasar perairan lumput berpasir, terdapat batu-batuan dan tidak terlalu dalam. Labi-labi biasanya tidak hanya tinggal di dasar perairan, tetapi terkadang tampak di atas batu-batuan untuk berjemur.
Ia biasanya menyukai perairan yang banyak dihuni oleh hewan air (moluska, ikan, crustacea dan lain-lain) serta yang pada permukaan airnya terdapat tumbuh-tumbuhan air seperti eceng gondok, salvinia dan lain-lain karena dapat menjadi bahan makanannya.
Jenis Makanan
Jenis makanan labi-labi adalah udang kecil, ikan dan kerang-kerangan, serta jenis siput atau keong. Pada kondisi lingkungan bersuhu rendah (kurang dari 30ºC), aktivitas labi-labi akan menurun dan nafsu makannya akan berkurang. Biasanya, labi-labi akan menyelam dan berendam dalam lumpur.
DI negara-negara yang mengalami empat musim, ketika musim dingin dimana suhu lingkungan sangat rendah, biasanya ia akan membenamkan diri dan tidur. Dalam kondisi seperti ini, labi-labi tidak makan, tidak bergerak, tidak tumbuh dan tingkat metabolismenya mencapai tingkat terendah.
Cara Berkembang Biak
Labi-labi berkembang biak dengan cara bertelur. Pada saat labi-labi betina akan bertelur, biasanya dia akan menggali lubang sedalam 20 cm dengan kaki belakang, untuk menyimpan telur yang baru dikeluarkan ke dalam lubang tersebut. Sebelum induknya kembali ke air, lubang tersebut ditutupi kembali dengan pasir. Labi-labi betina bertelur 3-4 kali dalam setahun. Sekali bertelur jumlahnya mencapai 10-30 butir. Telurnya ini akan menetas setelah 45-60 hari.
Jenis Labi-Labi di Indonesia
Labi-labi merupakan hewan penakut dan menyukai lingkungan yang tenang sehingga bila didekati akan melarikan diri atau menyelam. labi-labi mempunyai kebiasaan berkelahi saling menggigit dengan sesama jenisnya.
Labi-labi senang berjemur. Kebiasaan berjemur labi-labi merupakan salah satu kebutuhan hidupnya. Dengan berjemur, semua air air pada cangkang atas dan bawahnya kering sehingga lumut, jamur, parasit yang menempel pada permukaan badannya dapat kering dan terkelupas. Bila tidak berjemur maka labi-labi akan mudah terserang penyakit.
Jenis labi-labi ada berbagai macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
Labi-Labi Hutan
Bulus
Bulus memiliki cakar yang berkuku tajam terutama pada kaki depannya, hal itulah yang menyebabkan banyak anak-anak terluka saat mencoba menangkan hewan ini di sungai. Ia memiliki kepala yang bulat dengan belalai yang berukuran kecil dan pendek.
Labi-Labi Bintang (Manlai)
Hewan yang bernama latin Chitra chitra ini, di Cina dijadikan makanan yang harganya mahal. Pencemaran lingkungan juga menyebabkan habitat manlai menjadi rusak. Oleh sebab itulah populasinya menurun. Jadi, saat ini manlai merupakan salah satu hewan yang dilindungi. Di Indonesia, manlai dapat ditemukan di sungai yang airnya bersih dengan dasar berpasir di Sumatera dan Kalimantan.
Labi-Labi Moncong Babi
Berbeda dengan jenis lainnya, labi-labi moncong babi kakinya mirip dengan penyu yaitu mirip sirip. Selain masalah kaki, ciri khas dari hewan ini ada pada hidungnya yang seperti hidung babi. Umumnya, batok reptil ini berwarna abu-abu dan bertekstur kasar sedangkan bagian plastronnya berwarna krem.