Ciri-Ciri Belalang

Ciri-Ciri BelalangDalam membahas ciri-ciri belalang kita harus mengetahui terlebih dahulu kelompok hewan mana yang akan di bahas. Belalang secara umum merupakan istilah bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyebutkan serangga dari ordo Orthoptera. Tetapi seperti yang telah saya bahas sebelumnya pada artikel tentang “jenis belalang“, ada 2 ordo lainnya yang di Indonesia juga disebut dengan belalang yaitu ordo Mantodea (belalang sembah) dan ordo Phasmatodea (Belalang daun dan Ranting).

Ketiga ordo ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Sebagai contoh saja, anggota ordo Mantodea merupakan karnivora sedangkan kedua ordo lainnya bersifat herbifora. Kemungkinan nenek moyang kita memberikan nama ketiga ordo serangga ini tidak berdasarkan ciri fisiknya sehingga jadilah ada 3 kelompok serangga yang sangat berbeda dipanggil dengan sebutan yang sama. Oleh karena itu, pada artikel ini saya akan menekankan bahwa ciri-ciri belalang yang saya bahas adalah serangga yang masuk ke dalam ordo Orthoptera saja.

Ciri-Ciri Belalang

morfologi belalang
Struktur Tubuh Belalang (a) Kepala, (b) toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f) tarsus, (g) koksa, (h) trokhanter, (i) timpanum, (j) sirakel, (k) femur), (l) tibia, (m) ovipositor dan (n) serkus

Salah satu ciri-ciri yang paling menonjol dari belalang adalah kaki belakangnya yang besar dan panjang karena digukannya untuk melompat. Dengan kaki belakangnya, seranga ini dapat melompat hingga mencapai lebih dari 1 meter jauhnya. Selain itu, dengan lompatannya dapat membuat belalang memiliki mekanisme lepas landas sehingga ia bisa terbang.

Mekanise ini sama seperti yang ada pada pesawat terbang, bedanya adalah jika pesawat terbang menggunakan dorongan kecepatan roda, belalang menggunakan lompatannya yang kuat sebagai pemacu untuk lepas landas. Dengan lompatannya tersebut maka belalang dapat terbang secara instang, ini merupakan suatu hal yang penting baginya karena dapat digunakan untuk menghindari predatornya.

Menurut Muthi (2019), Ciri-ciri belalang yang digunakan untuk identifikasi adalah sebagai berikut :

  1. Termasuk serangga yang memiliki ukuran tubuh sedang dengan panjang belalang dewasa sekitar 1 hingga 7 cm, tergantung spesiesnya.
  2. Memiliki mulut yang bertipe menggigit dan mengunyah.
  3. Memiliki dua pasang sayap, sayap depannya berukuran kecil dan kuat sedangkan sayap lainnya lebar dan fleksibel.
  4. Memiliki tiga pasang kaki, 2 pasang kaki berukuran kecil disebut kaki depan dan sepasang kaki berukuran besar disebut dengan kaki belakang yang berfungsi untuk melompat.
  5. Berbeda dengan kebanyakan serangga, belalang memiliki antena yang berukuran pendek yang tidak dapat menjangkau terlalu jauh ke belakang tubuh mereka.
  6. Memiliki sepasang mata majemuk yang berukuran besar dan 1 mata tungga; di bagian difrons kepalanya.
  7. Mayoritas spesies belalang, mempunyai tubuh yang berwarna menyerupai lingkungan sekitarnya, seperti berwarna cokelat, abu-abu atau hijau. Beberapa spesies memiliki warna cerah pada bagian sayapnya yang digunakan untuk menarik perhatian betina.
  8. Memakan berbagai jenis daun tumbuhan (herbivora). Ada beberapa spesies yang memakan tanaman beracun yang kemudian racunnya disimpan di dalam tubuhnya sebagai bentuk pertahanan diri.
  9. Ukuran belalang betina lebih besar dari pejantan dan pada betina di bagian ujung abdomennya terdapat ovopositor yang berbentuk runcing yang berfungsi untuk meletakkan telur di bawah tanah.
  10. Sebagian besar belalang jantan pada bagian sayapnya terdapat struktur khusus yang membuatnya dapat mengeluarkan suara.
  11. Belalang dapat ditemukan di hampir semua tempat di dunia, kecuali daerah kutub utara dan selatan.

Ciri Morfologi Belalang

Untuk mengetahui ciri-ciri belalang secara mendetail ada baiknya kita juga memahami bagaimana bentuk morfologi dari serangga ini. Seperti serangga pada umumnya, tubuh belalang terdiri atas segmen-segmen yang dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut). Kepala terdiri atas 3-7 segmen yang berfungsi untuk makan, sensor (mata dan antena) dan memproses informasi di otak. Bagian toraksnya terdiri atas 3 segmen dan disinilah melekat organ geraknya, yaitu 2 pasang kaki depan, 1 pasang kaki belakang dan dua pasang sayap. Bagian abdomen terdiri atas 6 sampai 11 ruas, pada bagian ini terletak berbagai macam sistem organ seperti organ pernafasan, pencernaan dan reproduksi.

Kepala

Belalang memiki kepala yang bentuknya kotak, pada kepalanya ini terdapat mulut, antena, mata majemuk dan mata tunggal. Kepala belalang dilapisi oleh eksoskeleton yang keras yang berfungsi untuk melindunginya. Pada bagian tengah kepalanya terdapat lubang yang disebut dengan foramen magnum. Lubang ini fungsinya sebagai tempat urat dan saluran darah.

Menurut Hadi (2009), tipe kepala belalang berdasarkan posisi alat mulut terhadap poros tumbuhnya adalah Hypohnatus (vertikal). Hal itu dikarenakan alat mulut yang dimiliki hewan ini mengarah ke bawah dan dalam posisi yang sama degan tungkai. Sebagai serangga yang bersifat herbifora, belalang memiliki mulut yang bertipe mengigit dan mengunyah. Tipe mulut ini memiliki mandibula yang digunakan untuk memotong daun, sedangkan bagian maksilanya digunakan untuk mengunyah daun yang telah terpotong tersebut.

Antena belalang merupakan organ sensorik yang digunakan untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, getaran, suhu, bau serta rasa. Antena ini terdiri atas tiga ruas, ruas yang paling dasar dinamakan scape. Scape menjadi penghubung antara antena dengan kepala. Ruas kedua dinamakan pedisel dan ruang paling ujung dinamakan flagellum. Kumpulan sensor-sensor terdapat di bagian flagellumnya.

Belalang memiliki dua jenis mata yaitu mata majemuk dan mata tunggal. Mata tunggal yang terletak di bagian difrons memiliki fungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya dan pergerakan. Mata tunggal berfungsi mendeteksi warna dan bentuk benda, pada mata majemuk ini tersusun atas sistem lensa yang terdiri atas ribuan ommatidia sehingga mampu melihat berbagai arah.

Dada (Toraks)

Bagian toraks belalang terbagi menjadi tiga bagian yaitu protoraks (toraks depan), mesotoraks (toraks tengah) dan metatoraks (toraks belakang). Pada bagian protonum belalang mengalami modifikasi sehingga bagian ini menjadi membesar dan mengeras sehingga menutupi hampir semua bagian protoraks dan mesotoraksnya. Di bagian mesotoraksnya terdapat sayap berjumlah dua pasang, sayap depannya keras, sempit yang berfungsi sebagai pelindung sayap belakangnya. Sayap belakangnya tipis dan lebar, saat tidak digunakan sayap belakangnya akan terlipat dan bersembunyi di bawah sayap depannya.

3 Pasang kaki yang dimiliki belalang juga terdapat di bagian toraksnya. Dua pasang kaki depannya memiliki fungsi untuk berjalan sedangkan sepasang kaki belakangnya menglami modifikasi sehingga berukuran lebih besar dan panjang. Pada bagian femur kaki belakangnya terdapat banyak otot, otot-otot di femur inilah yang menyebabkan kaki belakang belalang mampu berkontraksi dengan kuat sehingga menghasilkan loncatan yang jauh.

Perut (Abdomen)

Bagian perut belalang terdiri atas 11 segmen yang masing-masing terdapat lubang-lubang pernafasan yang disebut pleuron. Pada bagian abdomen ini terdapat berbagai sistem organ, diantaranya adalah alat kelamin yang terletak di segmen paling ujung. Pada serangga jantan alat kelaminnya berupa alat kopulasi yang berfungsi untuk menyalurkan spermatotozoa ke serangga betina. Pada serangga betina, terdapat spermateka yang fungsinya untuk menerima spermatozoa sehingga dapat hidup dengan lama dan ovopositor yang fungsinya untuk meletakkan telur ke dalam substrat.