Klasifikasi Belalang
Di Indonesia sendiri yang disebut belalang tidak hanya serangga herbivor yang termasuk dalam Ordo Orthoptera tetapi juga Ordo Manthodea yang merupakan serangga carnivora. Beberapa ordo Phasmatodea, juga disebut sebagai belalang oleh orang Indonesia contohnya saja adalah Belalang daun (Phyllium bioculatum). Sehingga di dalam taksonomi hewan, Klasifikasi belalang dimasukkan ke dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Kemudian di dalam Kelas Insecta ini, klasifikasi belalang tersebut dibagi ke dalam 3 ordo yaitu :
- Ordo Orthoptera
Orthoptera merupakan ordo belalang dengan jumlah spesies terbesar. Dikutip dari Sciencedirect, diseluruh dunia terdapat sekitar 20.000 spesies dan 30 famili yang dimasukkan ke dalam ordo ini. Ciri-Ciri Belalang yang menjadi anggota Orthoptera diantaranya adalah adanya kaki belakangnya panjang yang digunakannya untuk melompat. Selain itu mereka dapat mengeluarkan punyi krik-krik akibat dari gesekan sayap dan kakinnya tidak rata. Contoh serangga yang masuk kedalam Orthoptera adalah belalang hijau, belalang sawah dan belalang kayu. - Ordo Phasmatodea
Ordo ini berisikan serangga-serangga yang bentuk tubuhnya menyerupai lingkungan tempat ia tinggal. Selain itu, untuk pertahanan diri banyak serangga anggota Phasmatodea mensekresikan zat racun. Contoh anggota ordo ini adalah Belalang daun. - Ordo Mantodea yang didalamnya terdapat belalang sembah.
Ordo ini bersisikan berbagai jenis belalang sembah, terdapat sekitar 2.300 spesies belalang yang masuk ke dalam ordo ini. Mereka merupakan serangga predator yang memiliki kemampuan yang hebat, bahkan dapat memburu burung-burung kecil yang berukuran lebih besar untuk dijadikan mangsanya. Salah satu ciri dari ordo ini adalah memunyai kaki depan yang termodifikasi menjadi panjang dan bergerigi yang digunakannya untuk mencengkeram mangsa. Anggota ordo ini juga memiliki satu keunikan lain yaitu kepalanya dapat diputer hingga 360 derajat.
Jenis Belalang
Seperti yang telah saya sebutkan diatas, bahwa di Indonesia terdapat sekitar 10.000 ribu spesies belalang yang terbagi ke dalam 3 ordo. Beberapa jenis belalang yang banyak ditemukan oleh orang Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Belalang Kayu
Serangga ini tubuhnya dapat tumbuh hingga mencapai 10 cm, warnanya cokelat tua sehingga disebut sebagai belalang kayu. Ia termasuk ke dalam serangga yang dapat terbang dengan cepat, berpindah dari satu sawah ke sawah lainnya. Hal itulah yang menyebabkan para petani kerepotan, apalagi banyak insektisida yang tidak mempan untuk melawan serangga ini.
2. Belalang hijau
3. Belalang Kaki Merah
4. Belalang Sembah
5. Belalang Daun
6. Belalang Ranting
7. Belalang Bunga Kuning
Nimpa (kepompong) belalang bunga kuning jantan dapat mengubah warnannya apabila ada pemangsa yang datang. Warnanya berubah menjadi kuning atau hijau cerah dan menjadi tampak lebih besar. Itulah yang dilakukan hewan ini untuk melindungi dirinya. Selain itu, serangga ini juga sering bersembunyi pada tangkai bunga agar terhindar dari pemangsa.
Belalang betina lebih besar ukuran tubuhnya daripada pejantan. Si betina ini dapat menakut-nakuti hewan yang berbahaya bagi dirinya seperti katak, tokek atau burung kecil dengna cara melebarkan sayapnya.
8. Belalang Cina
Sayap depan berwarna hitam kemerahan dengan warna hijau di sepanjang bagian depannya. Warna matanya terlihat berubah-ubah, yaitu berwarna cokelat saat matahari terbenam atau menjadi lebih pucat saat matahari terbit dan ketika siang hari.
Habitat alami belalang cina berada di padang rumput dan kebun, di pohon herba, kumpulan bunga dan semak belukar. Ia banyak ditemukan berkeliaran pada saat musim panas hingga musim gugur.
Hewan ini termasuk karnivora, yaitu memangsa jenis serangga lain. Dapat juga memangsa hewan vertebrata kecil seperti katak, kadal dan bahkan burung kolibri.
9. Belalang Anggrek
Walaupun memiliki tubuh yang indah, ia merupakan predator yang kejam dan akan memakan serangga lain yang mendekatinya. Dengan kaki depan yang telah termodifikasi menjadi japit, ia akan menangkap dan memotong mangsanya. Bahkan banyak sekali kasus kanibalisme di antara sesama belalang anggrek khususnya betina memangsa pejantan yang berukuran lebih kecil.
Perkembangbiakkan Belalang
Belalang merupakan sejenis serangga herbivora yang berasal dari Subardo Caelifera. Belalang sendiri memiliki dua pasang sayap yang berada di bagian depan dan juga belakang. Serangga satu ini merupakan spesies yang hidup dengan memakan dalam tanaman serta herbivora. Hewan satu ini sangat mudah untuk ditemui di sekitar, namun tahukah kamu bagaimana cara berkembang biak belalang? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.
Daur Hidup Belalang
Daur hidup belalang dimulai dengan telur yang dihasilkan oleh belalang betina yang sebelumnya sudah melakukan perkawinan. Proses bertelur ini sekitar 3 hingga 4 hari setelah pembuahan terjadi. Sementara untuk bisa menetas membutuhkan waktu yang terbilang lama yakni sekitar 10 bulan untuk menetas. Saat menetas, belalan yang kecil akan muncul yang disebut dengan nimfa. Tidak semua telur yang dihasilkan bisa menetas karena setiap telur berbeda.
Fase kehidupan belalang selanjutnya adalah Nimfa. Fase ini bisa terjadi hingga empat kali dengan perubahan yang paling menonjol pada ukuran tubuhnya. Pada fase ini mereka juga mengalami pergantian kulit yang berfungsi untuk memfasilitasi sel baru agar terbentuk. Proses pembentukan sel baru pada setiap nimfa ini akan mengalami peningkatan ketika ruang yang dimiliki telah banyak. Sebelum membahas cara berkembang biak belalang, maka harus tahu daur hidupnya.
Setelah melalui pergantian kulit sebanyak empat kali, belalang akan berubah menjadi belalang dewasa atau yang disebut Imago. Belalang yang sudah memasuki fase ini akan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan sudah memiliki sayap. Biasanya proses belalang dewasa bisa terbang setelah 14 hari dan setelah ada 4 perubahan kulitnya saat menjadi nimfa. Dengan adanya sayap ini belalang akan bisa beradaptasi di alam dan melindungi dirinya.
Cara Berkembang Biak Belalang
Belalang merupakan hewan yang berkembang biaknya secara umum yakni melalui proses perkawinan. Belalang jantan memiliki tubuh yang lebih kecil akan duduk di belakang dari belalang betina. Selanjutnya sperma dari belalang jantan akan dikopulasikan ke dalam tubuh betina. Belalang berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur dan prosesnya secara seksual. Telurnya biasanya diletakkan dibawah tumpukan daun maupun di tanah.
Belalang yang bisa berkembang biak merupakan belalang yang sudah dewasa karena sudah matang secara seksual. Dalam sekali bertelur mereka bisa menghasilkan 10 hingga 300 telur yang teksturnya kuat meskipun kecil. Dengan mengetahui proses daur hidup dan juga cara berkembang biaknya diharapkan bisa menambah wawasan pembaca. Semoga ulasan ini bisa membantu dan juga bermanfaat untuk yang ingin mempelajari serangga belalang lebih lanjut.
Habitat Belalang
Habitat alami belalang adalah daerah yang banyak terdapat daun didalamnya. Ia dapat anda temukan di daerah padang rumput dan hutan belantara, karena disitulah banyak ditemukan makanannya. Belalang yang menjadi karnivora akan dapat menemukan serangga kecil yang menjadi mangsanya, sedangkan yang menjadi herbivora akan dengan mudah mendapatkan dedaunan yang akan dimakannya.
Selain di daerah yang banyak terdapat daunnya, kita dapat menemukan banyak serangga ini di dekat sungai. Sungai merupakan tempat belalang menaruh telurnya yang kemudian berkembang menjadi larva (bentos). Bentos ini kemudian akan berkembang menjadi nimfa (fase remaja) lalu dewasa. Ada tidaknya bentos di sebuah belalang merupakan sebuah indikator apakah sungai itu tercemar atau tidak.
Bagian Tubuh Belalang
Tubuh belalang secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen. Pada bagian kepalanya terdapat sepasang mata majemuk, 3 buah mata tunggal yang disebut oceli, sebuah mulut bertipe menggigit dan mengunyah dan sepasang antena berukuran pendek.
Pada bagian toraksnya terdapat organ gerak yang berupa 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap. Sepasang kaki bagian belakangnya mengalami modifikasi sehingga memiliki ukuran lebih besar dan panjang. Kaki belakang ini fungsinya digunakan untuk melompak sehingga belalang dapat dengan mudah menghindari predator yang mengincarnya.
Bagian abdomennya terdiri atas 11 segmen, pada segmen paling depannya terdapat organ pendengaran yang disebut membran timpani. Pada segmen paling belalang abdomen terdapat organ reprdoksi yang disebut alat okulasi pada pejantan dan ovopositor pada betina. Selain terdapat organ reprduksi dan pendengaran pada abdomennya juga terdapat organ pencernaan, pernafasan dan peredaran darah.
Organ Gerak Belalang
Belalang yang menjadi anggota Kelas Insecta memiliki 2 organ gerak yaitu sayap dan kaki. Kedua organ gerak belalang ini tertelak di bagian thoraksnya. Ordo Orthoptera memiliki dua jenis kaki yaitu kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan ini memiliki fungsi untuk berjalan, menempel (hinggap) pada suatu substrat dan menahan beban saat akan mendarat. Sedangkan fungsi kaki belakang adalah untuk melompat, hal itu dapat dilakukannya karena pada kaki belakang terdapat banyak otot-otot yang kuat di bagian femurnya.
Sedangkan pada belalang yang masuk ke dalam Ordo Mantodea, bagian kaki depannya yang termodifikasi mejadi berukuran besar dan berfungsi sebagai salah satu alat untuk menangkap mangsa. Sedangkan pada belalang yang masuk kedalam ordo Phasmatodea kakinya tidak ada yang termodifikasi, biasanya justru bagian sayapnya yang termodifikasi sebagai salah satu bentuk kamuflase yang dimiliki jenis belalang ini.
Seperti hewan lainnya, sayap pada belalang digunakannya untuk terbang. Terdapat 2 tipe sayap yang ada pada serangga ini, yang pertama adalah sayap depan yang berukuran kecil. Fungsi dari sayap depan ini sebagai pelindung sayap belakang, sehingga sayap depannya padat dan keras. Sayap belakang yang ada belalang terbuat dari membran tipis yang akan bergetar saat sehingga belalang bisa terbang.