Kucing Hutan di Sumatera

Dalam studi terakhir oleh WWF terdapat 4 jenis kucing hutan di sumatera. Studi ini dilakukan pada tahun 2011 dengan memasang kamera di taman nasional bukit tiga puluh dan suaka marga satwa rimbang baling provinsi riau. Keempat kucing hutan sumatera tersebut adalah macan dahan (Neofelis diardi), kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temmincki), dan kucing congkok (Prionailurus bengalensis).

Dari keempat jenis kucing tersebut, semuanya memiliki populasi yang sudah tinggal sedikit sehingga terancam kepunahan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memasukkan keempatnya ke dalam hewan yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No 7/ 1999. Populasi kucing hutan di Sumatera berkurang drastris karena rusaknya hutan yang menjadi habitat alami hewan ini. Seperti yang kita ketahui di pulau Sumatera Riau, setiap tahunnya ada banyak sekali hutan yang dibabat untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Pembabatan hutan yang dilakukan sewenang-wenang oleh manusia ini mengakibatkan kerusakan ekosistem alami yang ada di hutan. Hal itu tentu saja berakibat terhadap rusaknya rantai makanan karena adanya perubahan pada komponen-komponen biotik yang ada di dalamnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan selama 3 bulan, ditemukan sekitar 404 kucing hutan yang terdiri dari 77 macan dahan, 70 kucing emas, 4 kucing batu dan 27 kucing conkok. Dari survei ini terlihat bahwa populasi kucing hutan yang ada di pulau Sumatera telah jatuh kedalam kondisi sangat mengkhawatirkan, terlebih untuk spesies kucing batu dan kucing congok. Kucing congkok, walaupun pada survei ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit tetapi jenis kucing ini bukanlah merupakan hewan endemik pulau Sumatera. Persebaran kucing ini ada 7 wilayah di seluruh dunia mulai dari semenanjung korea, Cina, India, Paksitan, Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Jenis Kucing Hutan di Sumatera

Seperti yang telah kita bahas di atas bahwa terdapat empat jenis kucing hutan yang hidup secara alami di Sumatera. Keempat jenis kucing ini akan saya bahas secara ringkas dalam artikel ini.

Macan Dahan

kucing hutan sumateraWalaupun disebut dengan nama macam, ia memiliki banyak sekali perbedaan dengan macan yang sebenarnya (genus Panthera). Hewan ini beratnya hanya sekitar 12-20 kg dengan panjang kurang dari 1 meter. Ukurannya jauh lebih daripada macan tutul yang panjangnya mencapai 160 cm (belum termasuk ekor).

Macan dahan yang hidup di Sumatera bukanlah spesies sama dengan yang ada di negara lain seperti di india dan tiongkok. Macan dahan di luar negeri dalam sistem klasifikasi termasuk ke dalam spesies Neofelis nebulosa sedangkan yang ada di sumatera kedalam spesies Neofelis diardi. Dulunya ilmuwan mengira kedua jenis kucing hutan yang sama-sama disebut macan dahan ini merupakan spesies yang sama. Ternyata berdasarkan pengujian secara genetika keduanya merupakan spesies berbeda.

Macan dahan merupakan predator yang handal, di habitat alaminya ia memburu kera, mamalia kecil, bekatan, burung dan bahkan rusa sebagai makanannya. Sehingga tidak direkomendasikan untuk memelihara macan dahan di rumah ini karena selain ada larangan memeliharanya dalam peraturan pemerintah, masalah menyediakan makanan juga menjadi kesulitan tersendiri.

Kucing Batu

kucing batuSpesies yang bernama ilmiah Pardofelis marmorata ini memiliki tubuh yang berwarna kecoklatan dengan totol hitam ini sering dikira sebagai kucing bengal. Tetapi berbeda dengan kucing bengal yang populasinya cukup banyak, kucing batu menrut IUCN populasinya sudah kurang dari 10.000 individu. Tentu jumlah itu sudah sangat mengkhawatirkan sehingga ia bukanlah salah satu jenis kucing hutan yang bisa dipelihara.

Kucing ini memiliki bulu halus dan tebal serta panjangnya dapat mencapai sekitar 1,15 meter. Kucing ini jumlahnya sudah sangat kritis, berdasarkan data terakhir yang saya dapat jumlah kucing batu ini sudah tidak sampai 10.000 ekor. Semoga populasi ini bisa tetap berkembang sehingga terhidar dari kepunahan dan anak cucu kita masih bisa untuk melihatnya.

Kucing Emas

Kucing emas SumateraKucing yang diluar negeri sering disebut sebagai golden cat ini merupakan salah satu jenis kucing yang gencar dikampanyekan untuk dicegah kepunahannya. Kucing ini memiliki ciri ciri berwarna cokelat keemasan polos di hampir seluruh tubuhnya. Ciri lain dari hewan ini adalah adanya garis putih di bagian pipinya yang terlihat muncul dari dekat matanya serta garis hitam pendek yang terdapat di bagian belakang teliga kucing ini.

selain di pulau sumatera kucing hutan ini bisa ditemukan di tibet, nepal, cina, malaysia dan birma. Makanan kucing ini biasanya hewan hewan kecil seperti katak, mamalia kecil, burung dan bahkan ular. Kucing emas ini ukurannya cukup besar, biasanya kucing emas dewasa memiliki berat 8-13 kg dan panjangnya bisa mencapai 1,5 meter. Cukup besar ya?

Kucing Congkok

Kucing CongkokPopulasi jenis kucing ini mulai mengkhawatirkan sejak tahun 2002, sehingga menbabkan IUCN memasukkan kucing hutan dari sumatera ini kedalam spesies yang memiliki resiko rendah untuk menglami kepunahan. Hal ini dikarenakan banyaknya habitat kucingnya yang hilang serta adanya banyak perburuan terhadap kucing ini.

Kucing ini secara fisik dan ukuran mirip dengan kucing kampung, yang membedakan keduanya adalah corak pada bulunya serta adanya selaput diantara jari kakinya. Selaput yang terdapat di jari kaki kucing congok ini digunakan untuk membantunya berenang. Dengan selaput kakinya tersebut, kucing ini mampu berenang dengan sangat cepat di sungai. Hal itu menjadi penting baginya untuk memburu ikan yang ada di sungai untuk dijadikan makanannya.

Itulah Keempat jenis kucing hutan yang terdapat di sumatera. Karena keempatnya sudah termasuk sebagai spesies hewan yang terancam kepunahan, kita harus berusaha semampu kita untuk melestarikan keempat spesies tersebut. Beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah melakukan sosialisasi agar tidak ada lagi orang yang memburu hewan ini, baik untuk dipelihara apalagi jika untuk dibunuh. Semoga kita semua dapat menjaga kelangsungan kucing kucing tersebut sehingga mereka dapat terhindar dari kepunahan.