Rotifera merupakan filum dari kingdom animalia, sebagian besar anggotanya hidup bebas dan bersifat plantonik sebagai zooplankton di perairan. Diperkirakan terdapat 2.000 spesies yang telah teridentifikasi dan sebagaian besar (sekitar 95%) hidup di perairan tawar seperti danau, kolam, permukaan film air pada tumbuhan lumut dan tumbuhan semiterestrial lainnya.
Table of Contents
Ciri – Ciri Rotifera
Filum ini merupakan salah satu anggota pseudocoelomata, beberapa ciri – ciri Rotifera diantaranya adalah sebagai berikut :
- Anggotanya rata-rata berukuran mikroskopis yaitu 50 – 500 mikron. Ukuran paling besar yang pernah ditemukan adalah 3 mm panjangnya.
- Pada ujung anterior (lobus) terdapat sekelompok silia yang tersusun dalam 2 baris, biasanya terdapat dalam lingkaran yang disebut korona. Gerakan siliat tidak serentak (tidak bersamaan) dan gelombang yang terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu dalam menentukan rotasinya.
- Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan hidupnya singkat, umumnya antara satu sampai dua minggu. Beberapa Rotifera ada yang parasit pada avertebrata, terutama Arthropoda dan Annelida.
- Organ kelamin jantan dan betina terpisah dan reproduksinya dapat secara seksual dan partenogenesis.
Klasifikasi Rofitera
Dalam taksonomi hewan, klasifikasi Rotifera di bagi ke dalam 3 kelas yaitu Seisonidea, Bdelloidea dan Monogononta.
Kelas Seisonidea
Anggota dari kelas ini hidup sebagai ektoparasit pada crustacea laut. Spesiesnya memiliki korona yang seringkali mereduksi ukurannya. Reproduksinya dilakukan secara generatif dan individunya adalah diesis.
Kelas Bdelloidea
Semua anggota dari kelas ini hidup bebas dan aktif, merupakan spesies yang sessil dan bukan parasit. Sebagian besar anggotanya omnivora, koronanya berkembang baik dan biloba. Reproduksinya adalah dengan cara partenogenesis. Individu jantan tidak pernah terlihat, dengan demikian seluruh anggota kelas ini adalah betina.
Anggota kelas ini umumnya tinggal di lingkungan yang kurang baik atau ekstrim, misalnya di lingkungan yang sangat dingin, dehidrasi dan suhu yang tinggi. Organisme yang hidup di lingkungan yang ekstrim, kecepatan proses metabolismenya rendah (cryptobiosis). Beberapa spesies mengeluarkan sekret seperti gelatin untuk melindungi tubuh dari lingkungan yang kurang baik. Selubung ini akan mengeras untuk membentuk kista. Fase ini merupakan fase dorman atau fase istirahat yang panjang. Pada beberapa Rotifera anggota Bdelloidea diketahui ada yang mampu melalui fase dorman hingga mencapai 50 tahun pada kondisi dehidrasi.
Kelas Monogononta
Sebagian besar Rotifera masuk ke dalam kelas Monogononta, di dalamnya hanya terdiri dari spesies yang hidup bebas dan sesil. Rotifera yang sesil pada umumnya ditemukan menempel pada tumbuhan makroskopis, seperti algae filamen atau menempel pada tabung dari Rotifera sesil yang lain dari spesies yang sama atau bisa juga dari spesies yang berbeda. Pada beberapa spesies sesil, koronanya digunakan untuk mengumpulkan partikel-partikel makanan. Pada spesies yang lain, silia pada koronanya sangat jarang atau tidak ada, tetapi mempunyai duri (spina) yang panjang mengelilingi struktur berbentuk corona yang terdapat di bagian ujung anterior tubuh. Duri-duri tersebut dapat digerakkan untuk mendorong mangsanya, yaitu metazoa yang lebih kecil masuk ke dalam mulut dan menelannya. Oleh karena itu, kebanyakan anggota dari kelas ini adalah karnivora.
Struktur Tubuh
Dinding Tubuh
Pada umumnya dinding tubuh Rotifera tidak dilapisi kutikula, tetapi epidermisnya didukung oleh serabut aktin. Lapisan epidermisnya tipis, sinsisial dan pada permukaannya terdapat lubang sekretori. Di bawah lapisan epidermis terdapat lapisan otot sirkuler dan longitudinal.
Sistem Pencernaan
Sebagian besar spesies Rotifera mempunyai sistem pencernaan berbentuk tabung, dengan mulut terletak di anterior dan anus di posterior. Silia terdapat di permukaan sebelah dalam dari rongga mulu yang berfungsi mendorong makanan ke dalam sistem pencernaannya. Mastaks adalah tempat suspensi makanan, berupa struktur bergelombang dan berotot terletak di antara faring dan esofargus. Pada beberapa spesies parasit, mastaks mengalami modifikasi sesuai dengan hospesnya. Di dalam mastaks seluruh spesies ditemukan sejumlah struktur yang bergigi yang disebut trofi, yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Struktur dan ukiran dari trofi bervariasi pada spesies yang berbeda sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk menghisap atau alat gunting. Perbedaan ini dapat dipakai untuk identifikasi spesies.
Proses pencernaan sebagian besar dilakukan secara ekstraseluler dan dilakukan di dalam lambung. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar gastrik atau gastric caeca di dalam lambung berperan dalam proses pencernaan selanjutnya. Sisa-sisa hasil proses metabolisme yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan melalui intestinum kecil menuju ke kloaka. Kloaka merupakan terminal dari ductus excretorius (saluran ekskresi) dan sistem reproduksi.
Anus terdapat di bagian dorsal tubuh, dekat leher dan kaki. Beberapa rotifera bdelloid tidak mempunyai rongga perut dan anus. Bagian rongga perutnya merupakan suatu massa sinsisial, di tempat itu makanan dapat disirkulasikan. Pada spesies yang tidak mempunyai rongga perut dan anus, proses digestinya terutama adalah secara intraseluler.
Sistem Saraf dan Sensori
Otak rotifera terdiri atas suatu massa ganglia yang biloba. Sistem saraf berjalan ke arah posterior di sepanjang tubuh, menghubungkan otak dengan otot, sistem organ dan berbagai reseptor sensori. Rambut sensori, biasanya terdapat pada tiga antena yaitu 2 disebelah lateral dan 1 di median yang berfungsi sebagai kemoreseptor dan mekanireseptor. Fotoreseptornya, bentuknya seperti mangkuk dan seringkali berhubungan langsung dengan otak. Fotoreseptor tambahan biasanya terdapat di korona.
Sistem Ekskresi
Ekskresi biasanya berhubungan dengan proses difusi melintasi seluruh permukaan tubuh. Disamping itu, semua Rotifera mempunyai sepasang protonephridia, seperti pada cacing pipih (Plathyhelminthes). Flagella yang aktif mampu menurunkan tekanan dalam setiap nefridium sehingga dapat menarik cairan dari pseudosol. Satu dari 2 tubulus pengumpul dari setiap nefridium berjalan menuju ke kandung kencing. Konsentrasi cairan tubuh dan jaringan pada Rotifera perairan air tawar lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi medium sekelilingnya, oleh karena itu air akan mengalir ke dalam tubuh hewan secara kontinu melintasi permukaan tubuhnya yang permeable. Peranan protonefridia lebih banyak dalam pengaturan keseimbangan air dan volume tubuh daripada pengambilan produk ekskresi.
Alat Gerak
Pada Rotifera yang hidup bebas, gerakannya terutama adalah mendorong dengan menggunakan silia yang terdapat pada korona. Pada beberapa spesies, terutama yang embelannya berkembang baik sangat membantu dalam pergerakan. Beberapa spesies bersifat planktonik, dalam seluruh hidupnya selalu berenang. Sebagian besar spesies secara periodik tidak berenang, tetapi melekat pada substrat yang solid dengan mensekresikan substansi semen yang dihasilkan dari sepasang kelenjar pedalis.
Pada spesies yang hidup bebas, kaki dan jari memegang peranan dalam gerakan. Dalam melakukan gerakan, tubuhnya dapat dipanjangkan dengan berkontraksinya otot sirkuler dan kembali mengendur dengan relaksasi otot longitudinal. Pada saatpergerakan tubuh memanjang, korona ditarik ke dalam dan hewan bergerak ke ara anterior (depan).
Reproduksi
Reproduksi pada Rotifera yaitu selain dapat dilakukan dengan cara seksual juga dengan cara aseksual yang unik. Pada Rotifera reproduksi secara aseksual yaitu dengan partenogenesis, yang menghasilkan telur tanpa melalui pembuahan. Partenogenesis terdapat kelas bdelloidea dan monogononta dan pada kedua kelas tersebut dihasilkan telur yang dorman.
Pada Rotifera monogonont individu betina menghasilkan telur diploid dan semuanya menjadi betina diploid. Betina diploid ini disebut amiktik dan telur yang dihasilkan oleh betina amiktik disebut telur amiktik atau telur subitan. Setiap betina amiktik dapat memproduksi antara 4 – 40 telur amiktik per siklus hidup. Pada kondisi tertentu, individu betina yang lain menghasilkan telur yang haploid melalui pembelahan meiosis. Betina ini disebut betina miktik, tanpa melalui fertilisasi telur miktik akan berkembang menjadi jantan haploid. Individu jantan biasanya lebih kecil dan morfologinya berbeda dengan individu betina dari spesies yang sama, teapi mempunyai kemampuan berenang lebih cepat. Individu jantan tidak makan karena tidak mempunyai mulut dan anus. Oleh karena itu, hidupnya tidak lama hanya beberapa hari saja. Individu jantan ini siap membuahi telur dalam beberapa jam. Telur-telur hasil pembuahan tersebut merpakan telur dalam bentuk istirahat atau disebut juga sebagai telur musim dingin dan sangat resisten terhadap berbagai kondisi lingkungan ekstrim.
Peranan Rotifera
Rotifera termasuk salah satu organisme yang mempunyai peranan penting dalam suatu ekosistem. Dalam rantai makanan, Rotifera merupakan salah satu organisme yang berperan dalam aliran energi pada ekosistem perairan tawar, yaitu produsen sekunder. Oleh karena itulah, Rotifera dapat digunakan sebagai model penelitian.