Virus adalah sebuah agen infeksi yang berukuran mikro yang mampu bereproduksi di dalam sel inang mahluk lain yang masih hidup. Ada dua cara virus bereproduksi, salah satunya dilakukan secara replikasi lisogenik. Pada artikel ini saya akan mengulas lebih dalam tentang Replikasi virus secara Lisogenik dan tahapan yang ada di dalamnya.
Table of Contents
Siklus Hidup Virus
Siklus hidup dari virus sendiri sebenarnya sangat mudah dipahami. Ketika sudah terinfeksi oleh virus, sel inang akan dipaksa untuk menghasilkan ribuan sel virus yang baru dengan sangat cepat. Jika sel inang sudah terinfeksi virus tidak butuh waktu lama bagi virus untuk menguasai sel inangnya. Virus sendiri sebenarnya tidak mempunyai sel karena hanya merupakan sebuah bentuk yang sangat sederhana.
Pembentukan virus itu sendiri baru berlangsung ketika sudah berada di dalam sel inangnya yang terinfeksi. Di dalam sel inang tersebut, virus akan mereplikasi dirinya menggunakan dua cara, yaitu secara lisogenik dan litik. Reproduksi virus tidak bisa terjadi ketika ia berada di lingkungan bebas, sehingga ketika tidak bisa mendapatkan inang, virus lama kelamaan akan mati.
Apa Itu Replikasi Lisogenik ?
Nah, kali ini penulis akan menjelaskan pembahasan tentang replikasi virus secara lisogenik. Tahapan yang terjadi pada replikasi lisogenik lebih banyak dibandingkan saat ia mereplikasi dirinya pada siklus litik.
Replikasi virus secara lisogenik terjadi ketika sel inang mempunyai pertahanan yang lebih baik dari daya infeksi. Dinding sel inang menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Replikasi genom virus terjadi pada siklus lisogenik ini, genom adalah keseluruhan genetik contohnya asam nukleat. Akan tetapi virus genom ini tidak dapat menghancurkan inangnya. DNA atau RNA virus dapat masuk ke dalam sel inang kemudian berinteraksi membentuk sebuah profag.
Profag ini kemudian dapat menjadi kedua sel anak melalui proses reproduksi. Jika profag ini aktif pada tubuh sel anak inang maka virus akan mengalami reproduksi secara litik (membelah). Virus temperat, adalah virus yang mampu berkembang biak dengan cara litik serta dapat pula berkembang biak dengan cara lisogenik.
Fag.l adalah salah satu contoh virus temperat yaitu dapat membelah diri dengan cara litik maupun lisogenik. Fag T4 mirip prosesnya dengan fag.l. jika sel inang mengandung profag dan dapat membelah diri berarti sel inang tersebut termasuk ke dalam siklus lisogenik, dan jika sel yang mengandung profag terbelah maka semua sel yang mengandung profag dapat membelah diri dan menghasilkan sel inang baru yang mengandung profag.
Tahapan Replikasi Virus Secara Lisogenik
Replikasi virus secara lisogenik dilakukan dalam 6 tahapan. Keenam tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan, agar proses replikasinya bisa berlangsung dengan baik.
Tahapan adsorpsi dan tahap Injeksi
Tahapan adsorpsi dan tahap injeksi di dalam proses lisogenik ini tidak beda dengan proses tahapan adsorpsi dan tahap injeksi di dalam siklus litik. Pada tahap adsorpsi dan tahap injeksi adalah tahap dimana virus memperbanyak diri dengan cara menempelnya virion pada bagian reseptor site sel inang dengan cara menggunakan serabut dari ekornya. Proses ini juga dilakukan oleh siklus litik, yaitu dengan cara pada bagian ujung ekor (virus) menempel pada dinding sel bakteri, pada proses ini biasanya akan terjadi pada jenis virus tertentu, proses ini bersifat sangat khas, setelah terjadinya proses penempelan virus ini akan mengeluarkan sebuah enzim yaitu enzim lisozim gunanya enzim lisozim untuk membuat lubang pada dinding sel inang.
Tahap penggabungan.
Tahap penggabungan adalah tahap DNA virus mulai memasuki inangnya sehingga dapat terjadinya DNA bakteri dan DNA virus. DNA menyerupai bentuk kalung tetapi tidak memiliki ujung dan pangkal terputus, DNA virus ini ikut serta diantara DNA bakteri yang terputus, maka terbentuk rangkaian DNA baru setelah terinfeksi (DNA virus).Virus ini berkontraksi dengan selubung ekor agar dapat membuat lubang pada calon-calon inang baru tujuan selubung ini adalah membelah virus dengan cara melobangi dinding pada membran sel inang, agar memudahkan virus untuk masuk ke tubuh calon inangnya sehingga membuat kapsid virus menjadi kosong.
Tahap pembelahan
Tahap pembelahan terjadi ketika DNA bakteri sudah terhubung dengan DNA virus. Profag adalah sebutan dari DNA virus yang tidak dapat bergerak karena bergabung dengan DNA bakteri ketika DNA bakteri melakukan replikasi selnya secara langsung setelah terhubung dengan DNA virus, saat itu juga profag dapat melakukan replikasi. Hal tersebut ikut terjadi dengan sel bakteri, sel bakteri juga langsung bisa melakukan pembelahan. Ketika dua anak sel bakteri yang sudah terpapar profag mengalami pembelahan secara langsung otomatis profag juga mengalami pembelahan, yang membuat jumlah profag dengan jumlah sel bakteri inangnya sama.
Tahap sintesis
Tahap sintesis terjadi pada saat kondisi lingkungan tertentu, yaitu membuat profag menjadi aktif. Profag sebenarnya dapat memisahkan diri dari DNA bakteri sehingga dapat merusak DNA bakteri. Kemudian setelah itu profag berubah peran dari DNA bakteri menjadi DNA virus. Hal tersebut bertujuan untuk proses sintesis protein. Proses sintesis protein sendiri berfungsi sebagai kapsid untuk sel virus-virus baru hasil dari replikasi DNA.
Tahap perakitan
Tahap perakitan adalah tahap dimana selumbung virus terjadi akibat perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh. Karena masih terpisah antara kepala, ekor dan serabut ekor maka pada proses ini sel mengalami perakitan menjadi kapsid agar dapat menjadi utuh dan tidak terpisah. Ketika kepala sudah selesai maka secara mandiri akan terisi oleh DNA virus. Ketika DNA hasil replikasi digabung dengan kapsid virus utuh maka akan replikasi virus-virus baru. Pada tahap ini dapat menghasilkan 100 sampai 200 buah virus baru dalam sekali replikasi. Untuk ukuran virus sendiri berkisar 20 hingga 300 nanometer yang berarti tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Yang berarti jika sebuah garis sepanjang 1 sentimeter dapat diisi oleh 33.000 hingga 500.000 virus.
Tahap litik
Tahap litik adalah tahap dimana ketika dinding bakteri menjadi pecah, hal tersebut membuat virus-virus baru menjadi keluar. Pada tahap ini dinding sel bakteri akan dibuat menjadi lunak agar sel bakteri menjadi muda pecah dan membuat virus-virus baru, virus ini siap untuk mencari sel yang siap dijadikan inang, proses pelunakan sel ini di bantu oleh enzim lisozim, enzim lisozim ini membantu untuk melunakan sel agar sel mudah pecah. Ketika sel sudah pecah maka akan keluar berbagai jenis virus tergantung dari jenis-jenis virus dan bakteri bahkan juga berpengaruh oleh kondisi lingkungan.
Itulah penjelasan dari mengenai replikasi virus secara lisogenik. Intinya replikasi lisogenik ini mengalami siklus hidup yang selalu melibatkan asam nukleat virus agar sel inang dapat membuat profag. Pada siklus lisogenik ini virus tidak menghancurkan sel, yang berarti sel (bakteri) dapat terus hidup dan membelah diri secara normal. Pada beberapa kasus, genom virus pada siklus lisogenik ini juga dapat memisahkan diri dan berganti peran memasuki siklus litik.
Akan tetapi, sampai saat ini belum jelas apa saja hal yang dapat memicu terjadinya pemisahan antara genom virus lisogenik berganti peran menjadi genom siklus litik, gejala- gejala yang seringkali menjadi pemicu adalah gangguan hormon, tingkat stres ( depresi) yang tinggi sehingga memicu hormon (adrenalin), serta energi bebas yang terdapat di dalam sel yang sudah terinfeksi.