Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus soloensis merupakan manusia purba golongan Pithecanthropus yang ditemukan di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo. Dalam beberapa referensi, jenis manusia purba ini juga dikategorikan sebagai Homo erectus soloensis atau dikenal dengan nama Solo Man.

Pithecanthropus berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Phitecos yang artinya kera dan anthropus yang berarti manusia. Sementara soloensis mengacu pada lokasi dimana fosilnya ditemukan yakni di daerah Solo.

Seperti yang kita tahu, Pithecanthropus merupakan jenis manusia purba tertua di dunia yang fosilnya ditemukan di berbagai wilayah di dunia. Manusia purba ini fosilnya ditemukan di berbagai benua di dunia seperti Asia, Eropa, Afrika, hingga Australia.

Di negara kita sendiri ditemukan banyak sekali fosil dari manusia purba ini, terutama di Pulau Jawa. Beberapa fosil yang terkenal ditemukan di Pulau Jawa antara lain Pithecanthropus soloensis, Pithecanthropus erectus, dan Pithecanthropus Mojokertensis (Pithecanthropus robustus).

Jauh sebelum Pithecanthropus soloensis ditemukan, telah ditemukan terlebih dahulu fosil Pithecanthropus erectus. Namun dari semua jenis yang ditemukan, diketahui bahwa Pithecanthropus Mojokertensis merupakan manusia purba yang hidup paling lama diantara jenis Pithecanthropus lainnya.

Gambar

Di bawah ini, kami berikan beberapa gambar fosil dari manusia purba Pithecanthropus soloensis berdasarkan penemuan yang berhasil di dokumentasikan:

fosil Pithecanthropus Soloensis

Gambar di atas merupakan fosil Pithecanthropus soloensis yang disimpan di Museum arkeolog. Walau fosil yang ditemukan hanya bagian yang tidak lengkap berupa atap tengkorak dan tulang dahi namun ilmuwan berhasil menelitinya sebagai Pithecanthropus soloensis.

Dengan bagian tulang pelipis dan dahi yang tebal walau tidak seperti Pithecanthropus mojokertensis menunjukan bahwa manusia purba satu ini memiliki bentuk wajah yang menyerupai kera.

perbandingan manusia purbaGambar selanjutnya di atas menunjukan beberapa perbedaan jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia. Ketiganya memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dimana tengkorak mereka masih berbentuk layaknya kera dengan bagian mulut yang sangat menonjol.

Salah satu ciri yang membedakan adalah tengkorak bagian belakang yang tidak terlalu menonjol seperti lainnya. Karena itu, volume otaknya pun lebih besar yakni hingga 1251 cc sehingga diperkirakan jenis manusia purba dari solo ini merupakan generasi yang paling maju dibandingkan keduanya.

Penemu Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus soloensis pertama kali ditemukan oleh seorang arkeolog bernama von Koenigswald bersama dengan Ter Haar, dan Oppernoorth di wilayah Ngandong, Blora, Jawa Tengah.

Penemuan fosil manusia purba ini diawali pada tahun 1931 hingga 1933 saat mereka melakukan eksplorasi pencarian fosil dengan penggalian tanah endapan di pesisir Sungai Bengawan Solo.

Fosil yang ditemukan saat itu ialah berupa 12 potongan tengkorak yang tidak utuh, tulang kering, fragmen tulang pendinding, dan juga tulang dahi. Diperkirakan, usia fosil berkisar antara setengah hingga satu juta tahun yang lalu.

Dilihat dari lokasi penemuannya, fosil dan artefak peninggalan Pithecanthropus soloensis terletak di Pleistosen atas atau disebut lapisan Ngandong. Hal ini dapat bisa menjadi bukti bahwa manusia purba ini hidup pada zaman Paleolitikum atau zaman batu tua.

Jenis manusia purba ini sendiri pada awalnya dimasukan ke dalam spesies Homo sapiens, namun saat ini dimasukan ke dalam Homo erectus berdasarkan ciri-ciri dari fosil baru yang ditemukan seiring waktu.

Bahkan, sebagian ahli arkeologi berpendapat bahwa Pithecanthropus soloensis merupakan golongan Homo neanderthalensis seperti yang ditemukan di Asia, Afrika, dan Eropa. Hal ini didasarkan pada kemiripan beberapa bagian dari fosil tengkorak yang ditemukan.

Ciri-Ciri Pithecanthropus Soloensis

Di bawah ini, beberapa ciri-ciri Pithecanthropus soloensis yang berhasil diidentifikasi dengan baik:

Dapat Berdiri Tegak

Sama seperti keluarga “erectus” lainnya, Pithecanthropus soloensis dapat berdiri dengan tegak dan berjalan dengan hampir sempurna.

Dengan ciri-ciri ini, sangat penemu von Koenigswald sendiri menyatakan bahwa Pithecanthropus merupakan “missing peace” atau bagian yang hilang dalam sejarah antara evolusi kera menjadi manusia seperti saat ini.

Tinggi Badan Berkisar antara 130 – 210 cm

Tinggi Pithecanthropus soloensis dewasa diperkirakan mencapai 210 cm jika dilihat dari penemuan tulang keringnya.

Jika dibandingkan dengan manusia saat ini, jenis manusia purba ini masih terbilang cukup tinggi namun tidak ada perbedaan yang terlalu jauh.

Volume Otak antara 1013 – 1252 cc

Dilihat dari kapasitas otaknya, manusia purba ini digolongkan ke dalam genus Homo berotak besar. Dibandingkan jenis Pithecanthropus atau Homo erectus lain, Pithecanthropus soloensis merupakan jenis yang memiliki kapasitas otak paling besar.

Dengan ukuran yang besar, muncul teori yang mengatakan bahwa kebudayaan manusia purba ini dulunya sangat maju. Salah satunya ialah dalam hal komunikasi dan penciptaan alat berburu.

Wajah Tidak Terlalu Menonjol

Jika kalian melihat kembali gambar di atas, dapat diketahui bahwa P. soloensis tidak memiliki wajah yang terlalu menonjol layaknya P. mojokertensis.

Namun, bagian tonjolan di atas alis masih terlihat cukup jelas. Dahi nya pun tidak terlalu lebar, namun tampak miring ke belakang.

Itu dia beberapa hal yang dapat kalian pelajari tentang Pithecanthropus soloensis. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!