Belalang (Ordo Orthoptera) memiliki dua macam organ gerak yaitu kaki dan sayap. Kaki belalang dibedakan menjadi dua macam yaitu kaki depan dan belakang. Kaki depan fungsinya sebagai organ berjalan, menahan beban saat akan mendarat dan untuk berpegangan pada suatu substrat agar ia dapat hinggap di suatu tempat seperti saat ia hingga di batang pohon. Sedangkan kaki belakangnya berfungsi untuk melompat, pada kaki belakangnya ini terdapat banyak otot-otot yang kuat sehingga belalang bisa melakukan kontraksi yang dapat membuat tubuhnya melompat jauh. Sayap belalang selain fungsinya sebagai organ gerak juga digunakan oleh serangga ini untuk berkomunikasi.
Table of Contents
Pendahuluan
Sebenarnya yang disebut sebagai belalang di Indonesia tidak hanya Orthoptera. Kita tentu mengenal belalang sembah, serangga ini merupakan sebuah kelompok besar ordo Mantodea yang bersifat karnivora. Ordo Mantodea ini terdiri dari sekitar 2.300 spesies belalang di dalamnya. Ada juga belalang ranting dan daun yang dalam taksonomi dimasukkan ke dalam ordo Phasmatodea. Di dalam ordo ini juga terdapat ratusan spesies di dalamnya.
Memang biasanya jika kita membahas belalang, yang lebih di jadikan tolak ukur adalah mengenai ordo Orthoptera karena memang di dalam ordo inilah mayoritas spesies belalang dimasukkan. Kurang lebih ada sekitar 20.000 spesies dan 30 famili yang berada di dalam ordo ini.
Nah sekarang kita tahu bahwa sebenarnya yang disebut dengan belalang tidak hanya 1 spesies saja tetapi 3 ordo sehingga dari struktur tubuhnya ada perbedaan yang sangat besar. Masing-masing jenis belalang memiliki ciri khas masing-masing, begitu juga mengenai organ geraknya. Pada kesempatan ini saya hanya akan membahas mengenai organ gerak pada belalang yang ada di dalam ordo Orthoptera.
Organ Gerak Belalang (Orthoptera)
Seperti yang telah saya sebutkan pada awal artikel ini bahwa anggota ordo ini memiliki 2 jenis organ gerak yaitu sayap dan kaki. Kakinya dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kaki depan dan kaki belakang, keduanya muncul pada perbatasan pleural dan sternum yang ada di thoraksnya. Sayap juga dibedakan menjadi dua macam yaitu sayap depan dan belakang, keduanya berada pada perbatasan notal dan pleural. Sayap depannya (tegmina) menebal dan kasar yang berada di mesothorax sedangkan sayap belakangnya yang tips seperti kipas menempel di metathoraxnya.
Kaki Belalang
Kaki depan adalah sepasang kaki prothoracic yang berfungsi sebagai organ jalan, untuk menempel pada suatu substrat dan menahan beban saat ia mendarat. Sedangkan kaki belakangnya merupakan kaki mesothoracis yang berfungsi untuk melompat, dengan lombatannya ini belalang akan mendorong tubuhnya ke angkasa supaya bisa terbang. Sistem kerjanya mirip pada pesawat terbang yang perlu memaju lajunya agar dapat mengudara di angkasa.
Seperti serangga pada umumnya, kaki belalang terdiri atas segmen-segmen yang bersendi. Dari tubuh keluar, segmen ini terdiri atas coxa, trochanter, femur, tibia dan tarsus. Pada tibia depan anggota subordo Ensifera terdapat organ pendengaran yang dinamakan Tympanum. Tibia belakang memiliki dua baris duri dan sebanyak enam taji gerak (movable spurs) di bagian atasnya. Taji yang diperbesar (enlarged spurs) di kaki belakang ini dikenal dengan nama calcaria. Taji ini terletak di sebuah soket sehingga dapat digerakkan, sementara itu tulang belakangnya tidak diletakkan di dalam soket sehingga tidak bisa digerakkan.
Bagian tarsus pada kaki belalang di bagi menjadi beberapa segmen yang disebut dengan tarsomeres. Di ujung tarsus ada dua cakar (tarsal claws) dan sebuah bantalan di antara cakar-cakar ini, yang dinamakan arolium. Ada juga bantalan yang berada di bawah setiap tarsomer disebut euplantae. Bentuk permukaan dan fitur struktural femur kaki belakang belalang merupakan kunci identifikasi penting. Bagian belakang yang tajam di sepanjang bagian atas femur disebut dengan carina atas dan yang berada di bagian bawah disebut carina bawah.
Kaki belakang belalang, meskipun juga bisa digunakan berjalan tetapi fungsi utamanya adalah untut melompat. Oleh karena itu ada beberapa bagian yang sangat penting di kaki belakangnya, yaitu otot besar yang berada di femur, Engsel yang menempelkan tibia ke femur dan tendon memanjang yang menyambungkan femur ke ujung tarsus. Dalam beberapa belalang semi-akuatik, tibia belakangnya diperluas atau dilengkapi dengan taji berumbai sehingga dapat berfungsi sebagai dayung sehingga belalang dapat bergerak dengan cepat didalam air.
Sayap Belalang
Belalang biasanya memiliki dua pasang sayap, sayap depan biasanya lebarnya sempit dan bertekstur kasar dan keras yang berfungsi untuk melidungi sayap belakangnya yang tipis seperti kipas. Sayap depan dari segi ukuran jauh lebih kecil daripada sayap belakangnya. Ketika sayapnya di kepakkan sayap bagian belakangnya akan bergetar yang memungkinkan belalang bisa terbang. Walau begitu tidak semua belalang memiliki sayap yang dapat difungsikan sebagai organ gerak. Ada banyak sekali genus yang bagian sayapnya tidak dapat digunakan untuk terbang, biasanya yang terjadi adalah sayap belakangnya telah mereduksi mengakibatkan tidak kuat untuk mengangkat tubuhnya terbang ke angkasa.
Selain digunakan sebagai organ gerak, sayap belalang memiliki fungsi lain yaitu untuk berkomunikasi. Alxander Benediktov seorang ahli entomlogi dari Fakultas Biologi Universitas Moscow telah membuktikannya dalam sebuah penelitian. Dia meneliti tiga super famili orthoptera yang dianggap dapat merepresentasikan ordo ini. Ketiganya super famili ini yaitu Acridoidea, Penumoidea dan Pyrgomorphoidea. Mereka menggunakan gesekan pada sayapnya untuk menghasilkan suara, suara ini dapat mentransimisikan banyak informasi. Salah satunya adalah untuk memberitahu tentang keberadaan predator.