Hewan Langka di Kalimantan

hewan langka kalimantanKalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia, luas pulau ini mencapai sekitar 125 ribu kilometer persegi. Dengan luas tersebut. wajar apabila keanekaragaman satwa di pulau ini cukup bervariasi. Dari berbagai satwa tersebut, ada 6 hewan langka di Kalimantan yang perlu kita ketahui. Hewan – hewan tersebut populasinya sudah mengkhawatirkan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk bisa melestarikannya.

Mayoritas penyebab kelangkaan hewan tersebut dikarenakan tindakan manusia, seperti penebangan hutan, perburuan dan pencemaran lingkungan. Sayangnya, hingga saat ini perilaku manusia yang merusak alam ini terus dilakukan dan justru makin merajalela. Kita ambil contoh saja masalah penebangan hutan dimana setiap tahunnya ada jutaan pohon yang terus ditebang. Faktor ekonomi tentu menjadi dasar yang dilakukan sebagian orang tersebut, sehingga mereka tetap merusak alam demi keuntungannya.

8 Hewan Langka di Kalimantan

Mari kita lanjut ke inti pembahasan dari artikel ini untuk mengulas lebih detail mengenai hewan yang terancam punah di Pulau Terbesar di Indonesia ini. Dari data yang saya ambil, diketahui ada 8 hewan langka di Kalimantan yang perlu dilestarikan, yaitu :

1. Macan Dahan

Hewan yang bernama latin Neofelis diardi borneensis ini jumlahnya sudah sangat langka. Bahkan kebanyakan orang yang tinggal di Kalimantan belum pernah sekalipun melihat hewan ini seumur hidupnya di alam liar. Populasi hewan ini diduga tinggal sekitar 5 ribu ekor saja di Kalimantan dan diperkirakan setiap tahunnya jumlahnya terus menurun. Ini tak lepas dari terus dialih fungsikannya hutan yang ada di Pulau ini yang menyebabkan Macan Dahan semakin kesulitan untuk mendapatkan makanan.

Macan Dahan yang hidup di kalimantan ini, masih memiliki kekerabatan yang dekat dengan macan dahan yang pernah hidup di Sumatera. Sayangnya, macan dahan yang hidup di Sumatera tersebut saat ini telah mengalami kepunahan. Saat ini hanya tinggal terdapat dua spesies macan dahan saja yang ada di dunia yaitu Neofelis diardi borneensis di Kalimantan dan Neofelis nebulosa yang hidup di Thailand.

2. Bekantan

Hewan langka yang bernama latin Nasalis larvatus ini merupakan monyet yang memiliki hidung panjang dan besar pada pejantannya. Bulu tubuhnya berwarna coklat kemerahan, ia merupakan hewan yang hanya bisa ditemukan di Pulau Kalimantan. Habitatnya biasanya berada di daerah hutan bakau, pantai dan rawa. Bekantan memiliki populasi yang sangat mengkhawatirkan dan menjadi salah satu hewan langka di Kalimantan yang sangat dilindungi oleh pemerintah.

Populasi hewan ini di alam liar diperkirakan tinggal sekitar 300 ekor saja, sehingga diperlukan usaha ekstra keras agar bisa melestarikannya. Upaya pelestarian hewan ini terhalang oleh sifatnya yang mudah stress. Seringkali bekantan mengalami kematian mendadak ketika berada di tempat penangkaran akibat stress tersebut.

3. Burung Enggang

Hewan langka yang bernama latin Buceros rhinoceros borneoensis ini merupakan salah satu fauna khas dari Kalimantan, terutama Kalimantan Timur. Awalnya burung ini memiliki habitat yang cukup beragam dan luas, tersebar dari Afrika hingga Asia Tenggara. Akan tetapi akibat perburuan liar yang dilakukan oleh manusia, saat ini populasinya sudah sangat berkurang. Kalimantan menjadi menjadi salah satu habitat alami burung Enggang yang masih tersisa, itupun jumlahnya tinggal sedikit.

Burung Enggang memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, mencapai tinggi 90 cm. Bagi suku dayak, burung ini dianggap sebagai sebuah simbol kepemimpinan. Jika hidup dengan baik di alam liar, usia burung ini ternyata bisa cukup lama hingga mencapai 70 tahun. Akan tetapi karena banyaknya kerusakan hutan yang dialami di Pulau Kalimantan, terutama masalah kebakaran hutan membuat hidup burung ini menjadi tidak selama biasanya.

4. Orangutan

Orangutan menjadi salah satu hewan langka yang hidup di hutan pulau Kalimantan dan Sumatera. Berdasarkan analisis DNA yang dimilikinya, ternyata hewan ini memiliki kesamaan dengan manusia sebanyak 96,4%. Tubuh hewan ini berukuran cukup besar, dengan tinggi mencapai 1,5 meter dan berat 90 kg untuk pejantannya. Sedangkan betinanya, memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dengan tinggi sekitar 1,2 meter dan berat 30 kg.

Kerusakan habitat menjadi penyebab kelangkaan orangutan yang paling utama, dimana selama 20 tahun terakhir hutan yang ada di Kalimantan telah berkurang sebanyak 55 persen. Akibatnya, populasi dari hewan ini berkurang sekitar 50 persen dalam waktu 60 tahun terakhir. Jika tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, diperkirakan hewan ini akan punah dalam waktu 20 tahun mendatang. Tentunya hal tersebut tidak kita inginkan dan berharap orangutan tetap lestari hingga anak cucu kita.

5. Beruang Madu

Mungkin tidak banyak yang mengetahui kalau beruang madu ternyata bisa ditemukan juga di negara kita. Hewan ini bahkan menjadi salah satu maskot Kota di Balikpapan. Sayangnya, populasi hewan ini sudah sangat mengkhawatirkan sehingga IUCN memasukkannya ke dalam daftar satwa yang sudah sangat terancam punah. Keberadaan hewan langka ini juga dilindungi oleh Undang – Undang negara kita sehingga bagi yang masih nekat untuk memburunya akan dikenai hukuman yang berat.

Habitat utama dari satwa ini berada di hutan pedalaman Kalimantan yang memiliki banyak pohon berukuran sedang. Selain dikarenakan perburuan manusia dan kerusakan habitat, tingkat reproduksinya yang rendah menjadi penyebab mengapa beruang menjadi langka. Banyak kasus seekor beruang dewasa hanya mampu melahirkan 1 anak saja selama hidupnya. Tentunya ini menjadi salah satu tantangan bagi kita untuk bisa terus melestarikan populasi hewan langka di Kalimantan ini.

6. Lutung Merah

Hewan yang bernama latin Presbytis rubicunda ini merupakan sejenis kera yang memiliki ekor panjang. Bulu tubuhnya berwarna kemerahan dengan wajah berwarna biru kehitaman. Hewan ini sering bermasalah dengan manusia karena sering keluar hutan dan memasuki perkebunan untuk memakan dedaunan muda dan biji – bijian. Akibatnya, petani yang melihatnya akan memburunya karena dianggap sebagai salah satu hama. Tindakan tersebut tentu sangat disayangkan, mengingat populasi hewan ini sudah jauh berkurang.

Selain diburu karena dianggap hama, banyak juga orang yang memburunya untuk dijual belikan. Banyak sekali orang yang belum sadar akan pentingnya melestarikan hewan langka ini sehingga masih ada yang memeliharanya. Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan memelihara hewan langka maka ia memiliki gengsi yang lebih tinggi.

7. Tupai Penghisap Darah

Jika hewan penghisap darah identik dengan kelelawar, ternyata tupai pun ada yang menghisap darah. Hewan yang bernama latin di Rheithrosciurus macrotis ini hidup di Indonesia, khususnya pada pulau Kalimantan. Penemuan adanya tupai yang menghisap darah ini cukup mengejutkan ilmuwan, karena biasanya tupai merupakan hewan yang memakan biji-bijian atau buah.

Hewan langka ini ditemukan pada Juni 2014, di kawasan Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat. Hewan ini biasanya melakukan perburuannya di malam hari, ia bisa memburu hewan yang lebih besar darinya termasuk Kijang. Tubuh tupai penghisap darah lebih besar dibandingkan tupai biasa, mencapai 36 cm.

8. Pesut Mahakam

Selain hewan yang berada di daratan, Kalimantan juga memiliki fauna air yang langka. Pesut mahakam atau dalam nama latin disebut Orcaella brevirostris merupakan mamalia yang sering kita sebut dengan nama lumba-lumba. Populasi hewan ini begitu sedikit di alam liar, bahkan nyaris tidak bisa ditemukan lagi. Satu-satunya habitat alami lumba – lumba di Indonesia adalah di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Penyebab utama kelangkaan hewan ini adalah karena polusi yang terjadi di sungai – sungai Indonesia. Banyak pabrik di Indonesia yang membuang limbahnya ke sungai, sehingga menyebabkan lumba-lumba tidak bisa lagi hidup di habitat yang telah tercemar tersebut. Diperkirakan jumlah lumba – lumba yang hidup di alam liar jumlahnya sekitar 100 ekor saja.

Itulah beberapa hewan langka yang ada di Kalimantan, diduga sebenarnya masih banyak lagi keanekaragaman fauna langka di pulau ini yang belum di temukan oleh manusia.