Cara Berkembang Biak Ubur-Ubur

cara berkembang biak ubur-uburUbur-ubur merupakan hewan yang berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Kemampuan berkembang biak hewan ini tidak bisa dipisahkan dengan daur hidup yang dimilikinya. Pada tahap dewasa atau medusa, ubur-ubur berkembang biak secara generatif (seksual) dengan melepaskan sperma dan telur ke dalam air, membentuk planula. Sedangkan perkembangbiakan vegetatif ubur-ubur terjadi pada fase polip dan Scyphistoma.

Pada tahap polip yang terhubung pada substrat, hewan ini akan bertunas menghasilkan polip baru. Sedangkan pada fase Scyphistoma, ia akan melakukan pembelahan diri (strobilasi) menghasilkan banyak ephyra yang masing-masing akan berkembang menjadi ubur-ubur dewasa.

Daur Hidup Ubur-Ubur

Di dalam daur hidup ubur-ubur terdapat 6 fase yang dilewatinya, yaitu telur, larva planula, polin, scyphistoma, ephyra dan medusa. Secara singkat, telur yang dihasilkan melalui pembuahan sel telur oleh sperma akan menetas menjadi larva planula. Larva planula akan bergerak bebas di lautan dengan menggunakan rambut-rambut kecil yang ada di sekeliling tubuhnya. Rambut-rambut kecil yang disebut silia ini akan berdetak secara ritmik sehingga planula dapat berenang di lautan. Planula kemudian berkembang menjadi polip yang menempel pada substrat.

Polip kemudian akan melakukan perkembangbiakan vegetatif melalui pertunasan. Tunas ini akan tumbuh menjadi polip baru yang menempel di substrat. Jika dirasa kondisi lingkungan dan tubuhnya sesuai, polip ada yang berkembang menjadi fase Scyphistoma. Scyphistoma merupakan polip yang tentakelnya telah mereduksi dan bagian badannya menyempit. Pada fase ini, ia akan berkembang biak secara vegetatif menghasilkan banyak Ephyra. Ephyra kemudian akan berkembang menjadi ubur-ubur dewasa yang akan berkembang biak secara seksual.

Cara Berkembang Biak Ubur-Ubur

Dari pembahasan daur hidup ubur-ubur secara singkat diatas, maka di dapati ada dua cara reproduksi yang dimiliki hewan ini pada 2 fase yang berbeda.

Cara Berkembang Biak Ubur-Ubur Secara Generatif

Organ kelamin (gonad) ubur-ubur akan berkembang di dalam jaringan gastrodermis pada saat memasuki fase medusa. Pada fase ini, ubur-ubur akan makan dengan lahapnya agar bisa mencapai kematangan secara seksual dengan cepat. Hewan ini dapat dibedakan atas dua jenis kelamin, yaitu jantan dan betina. Spesies hewan yang seperti ini disebut spesies diesis atau berumah dua.

Ketika organ kelamin yang mereka miliki matang, medusa akan melakukan perkawinan secara massal. Seringkali di lautan dijumpai puluhan bahkan ratusan ribu medusa yang berkumpul untuk melakukan perkawinan secara bersama-sama. Seringkali manusia menjadi penasaran ketika melihat ada ubur-ubur yang berenang secara berkelompok dalam jumlah banyak seperti itu. Mereka kemudian akan berenang mendekatinya, padahal hal itu sangat membahayakan karena ribuan ubur-ubur tersebut akan menyengat manusia atau hewan lain yang mendekat karena dianggap mengganggu.

Ubur-ubur akan melepaskan sel klamin yang mereka dihasilkan di gonadnya, sehingga akhirnya terjadilah pembuahan sel telur oleh sperma. Telur yang sudah dibuahi ini kemudian akan menetas menjadi larva planula. Beberapa spesies ubur-ubur ada yang melindungi telurnya di bagian tentakel hingga menetas. Akan tetapi ada juga yang hanya membiarkannya saja terombang-ambing di lautan.

Cara Berkembang Biak Ubur-Ubur Secara Vegetatif

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa, larva planula akan berkembang menjadi polip yang menempel pada substrat. Tubuh polip ini memiliki dua lapisan (diploblastik) yang bentuknya mirip seperti anemon laut. Pada fase ini polip akan terus makan dan melakukan persiapan untuk melakukan perkembangbiakan secara vegetatif. Setelah merasa memiliki energi yang cukup, polip akan bertunas yang akan membentuk polip baru yang akan menempel di substrat di dekatnya. Jika kita menyelam di dasar laut, kita dapat menjumpai kerumunan polip yang tumbuh bersama-sama tersebut.

Setelah ia merasa kondisi lingkungan dan tubuhnya ideal, polip akan bermetamorfosis membentuk skifistoma. Skifistoma merupakan polip yang telah menyerap kembali tentakelnya sehingga tersisa sebuah bentuk batang. Skifistoma kemudian akan melakukan proses yang disebut strobilasi, yaitu proses pembelahan diri menjadi segmen-segmen yang akan terbelah secara transversal. Setiap segmen akan membentuk sebuah bentuk yang seperti piring disebut sebagai Ephyra. Ephyra dapat berenang di lautan secara bebas dan akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.

Dari penjelasan singkat ini terlihat jelas bahwa ubur-ubur mengalami pergantian generasi dari polip ke bentuk medusa. Polip dianggap sebagai bentuk utama dalam fase hidup hewan ini, dimana ada spesies yang fase polipnya hidup sampai bertahun-tahun. Sedangkan fase medusa berlangsung relatif lebih singkat. Hanya saja karena bentuknya yang lebih ikonik, hewan ini biasanya lebih dikenal dikarenakan fase medusanya.