Cara Berkembang Biak Bawang Merah

Mempelajari cara berkembang biak bawang merah merupakan suatu hal yang penting karena tanaman ini merupakan salah satu komoditas yang dibutuhkan oleh manusia. Hal itu terbukti dari tingkat konsumsi tanaman ini di dalam negeri yang setiap tahunnya tinggi. Sayangnya produksi bawang merah oleh petani dalam negeri belum bisa mencukup jumah konsumsinya sehingga menyebabkan harus dilakukan impor. Bawang merah yang diimpor ini banyak juga yang dijadikan sebagai bibit, umbi bawang merah yang masih kecil diimpor yang kemudian ditanam kembali oleh petani untuk dibesarkan.

Kebutuhan umbi bawang merah yang masih kecil ini memanglah tinggi. Dalam setiap hektar lahan dibutuhkan sekitar 1 ton umbi bibit. Padahal luas lahan pertanian bawang merah yang ada di Indonesia mencapai lebih dari 100 ribu hektar sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia perlu membuat bibit sendiri. Bawang merah berkembang biak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Secara generatif, biji dari bawang merah dapat ditanam di lahan yang kemudian akan tumbuh menjadi tanaman baru. Sedangkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan umbi lapis ataupun kultur jaringan. Pada artikel ini saya akan sedikit mengulas tentan kedua cara berkembang biak bawang merah tersebut.

Cara Berkembang Biak Bawang Merah Secara Generatif

Bunga bawang merahSeperti tanaman lainnya, bawang merah akan menumbuhkan bunga untuk bisa berkembang biak. Bunga akan tumbuh secara alami ketika umur tanaman telah mencapai dua tahun. Bunga tanaman ini berwarna putih dan termasuk ke dalam bunga majemuk. Jika bunga muncul secara prematur (saat tanaman berumur kurang dari 2 tahun), biasanya bunga yang muncul ini tidak dapat menghasilkan biji. Apalagi jika munculnya bunga prematur ini terjadi di musim penghujan, biasanya tanaman akan stress yang menyebabkan kematian. Oleh sebab itu jika bunga muncul sebelum waktunya, sebaiknya bunga tersebut dipotong terlebih dahulu. Kemunculan ini juga akan membuat pertumbuhan tanaman (khususnya umbi) menjadi lebih lambat.

Perbanyakan secara generatif ini juga tidak dapat diremehkan, karena dapat menghasilkan benih dalam jumlah banyak. Setiap tanaman bawang biasanya dapat menghasilkan sekitar 200-300 biji, jumlah itu tentu relatif besar. Keuntungan lain dengan memperbanyak bawang merah secara generatif adalah biji dapat disimpan dalam jangka waktu lama, biji tidak mengalami masa dormansi dan tidak perlu tempat penyimpanan yang luas. Salah satu kekurangannya yang menyebabkan petani malas menanam menggunakan biji adalah karena waktu produksinya yang lama. Akan tetapi ini sebenarnya merupakan sebuah peluang nyata karena jika kita bisa menanam biji dan mengembangkannya menjadi umbi berukuran kecil maka ada banyak petani yang ingin membeli umbi berukuran kecil tersebut.

Perkembangbiakan Vegetatif Bawang Merah

Kultur jaringan bawang merahSecara alami, perkembangbiakan vegetatif bawang merah adalah menggunakan umbi lapisnya. Pada saat umbi lapis sudah mencapai ukuran maksimal, biasanya umbi ini akan membelah dan akan membentuk beberapa anakan. Umbi anakan akan memunculkan tunas baru yang akhirnya tumbuh menjadi sebuah tanaman. Dari segi bisnis, perkembangbakan dengan cara seperti ini hanya akan menghabiskan waktu. Waktu yang diperlukan untuk terbentuk umbi anakan ini cukup lama dan hasilnya hanyalah beberapa tanaman baru saja.

Oleh sebab itu, dikembangkanlah cara berkembang biak bawang merah menggunakan kultur jaringan. Kita dapat mengambil potongan biji, bunga atau bagian cakram umbi yang ditumbuhkan ke dalam media media BDS. Teknik ini mampu menghasilkan ribuan benih hanya dari sebuah potongan bagian tumbuhan. Sehingga memiliki prospek yang sangat bagus untuk mencukupi kebutuhan bibit dari tanaman ini.

Kekurangan dari teknik kultur jaringan ini adalah relatif sulit untuk dilakukan orang awam. Karena membutuhkan pengetahuan yang cukup rumit serta sebuah tempat yang bersih dari bakteri atau jamur yang dapat tumbuh di media kultur. Oleh sebab itu, biasanya perbanyakan menggunakan teknik kultur jaringan ini perlu dilakukan di dalam sebuah laboratorium.

Sayangnya belum banyak perusahaan di bidang pertanian yang mau melakukan teknik ini untuk menyediakan bibit. Biasanya mereka lebih suka untuk mengimpor umbi bawang merah kecil dari luar negeri yang selanjutnya di jual ke para petani. Seharusnya pemerintah wajib memulai penyediaan bibit bawang merah menggunaka teknik kultur jaringan ini. Hal itu dikarenakan pemerintah Indonesia mempunyai sumber daya untuk melakukannya dan juga agar sektor pertanian kita tidak bergantung kepada impor. Jika pemerintah telah berhasil menjual bibit yang dibuat dari kultur jaringan ini maka sektor swasta akan ikut mencobanya.