Cara Adaptasi Bunglon Terhadap Tekanan Lingkungan

Cara adaptasi bunglonCara adaptasi bunglon yang paling dikenal orang tentu adalah kemampuannya untuk dapat mengubah warna kulit tubuhnya sehingga menyerupai lingkungannya. Tetapi sebenarnya itu bukanlah satu-satunya bentuk adaptasi dari reptil tersebut. Masih ada beberapa hal lain yang dilakukannya sehingga tetap dapat eksis hingga sekarang. Artikel ini akan membahas dengan singkat beberapa cara yang digunakan bunglon untuk beradaptasi terhadap tekanan lingkungannya.

4 Cara Adaptasi Bunglon

Adaptasi merupakan kemampuan sebuah organisme untuk menghadapi tekanan lingkungan yang ada sekitarnya. Dengan adaptasi, makhluk hidup tersebut mampu untuk tetap eksis di lingkungannya. Makhluk hidup yang tidak mempunyai kemampuan untuk beradaptasi akan menghadapi kepunahan. Hal itu merupakan salah satu seleksi alam, dimana hanya yang dapat beradaptasilah yang bisa tetap hidup hingga sekarang. Adaptasi juga dilakukan oleh bunglon agar bisa terus bertahan hidup hingga saat ini. Cara adaptasi bunglon tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

Bunglon Berubah Warna

Bunglon bisa merubah warna tubuhnya dengan tiga tujuan yaitu, untuk mengelabui mangsanya sehingga mangsa tersebut tidak mengetahui bahwa ia sedang diintai oleh bunglon. Selain mengelabui mangsanya, perubahan warna ini juga digunakan agar ia bisa terhindar dari serangan predator. Dengan merubah warna tubuhnya menjadi mirip lingkungan sekitarnya, diharapkan predator reptil ini tidak dapat menemukannya.

Selain untuk mengelabui predator dan mangsanya, ternyata beberapa jenis bunglon menggunakan perubahan warna yang dimilikinya untuk memikat lawan jenisnya. Salah satunya adalah buglon taman yang akan merubah warna tubuhnya menjadi merah ketika memasuki musim kawin.  Dengan merubah warna tubuhnya menjadi lebih terang diharapkan ia dapat lebih menarik perhatian si betina.

Kemampuan bunglon berubah warna dapat terjadi karena adanya chromatophores yang berada di bawah kulitnya. Chromatophores akan mengekskresikan pigmen warna yang bergantung pada perubahan cahaya, suhu dan keinginan dari bunglon. Di dalam chromatophores ini tersimpan 4 jenis pigmen warna yaitu merah, kuning, biru dan putih. Perpaduan keempat pigmen tersebut akan menyebabkan bunglon dapat berkamuflase yang sangat mirip dengan lingkungan sekitarnya.

Mata Bunglon Mampu Berputar Hampir 360 Derajat

Selain kemampuannya untuk merubah warna tubuhnya, cara adaptasi bunglon lainnya adalah dengan membuat matanya mampu berputar hampir 360 derajat. Kemampuan matanya itu membuatnya dapat mengawasi daerah sekelilingnya tanpa harus bergerak. Tentunya itu sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan kamuflase yang dimilikinya. Ketika bunglon bergerak maka kamuflasenya akan terbongkar oleh serangga yang akan menjadi mangsanya ataupun hewan predatornya. Oleh karena itu, agar ia tetap dapat melihat lingkungan sekitarnya tanpa harus bergerak, reptil ini membuat otot matanya tidak bersambungan. Otot-otot yang terpisah di sekitar bola matanya ini membuat mata bunglon dapat diputar hingga hampir 360 derajat, sehingga ia dapat melihat kehampir semua sudut pandang yang ada.

Memiliki Lidah yang Sangat Panjang

Salah satu cara adaptasi bunglon lainnya adalah membuat lidahnya menjadi sangat panjang sehingga ia dapat menangkap serangga yang mendekat dengan cepat. Lidahnya ini penuh dengan otot-otot yang kuat sehingga mampu melesat dengan kecepatan sangat cepat. Bahkan kecepatan melesat lidah bunglon ini setara dengan kecepatan sebuah sepeda motor yang sedang ngebut, yaitu 96 kilometer per jam. Selain cepat, ternyata lidah bunglon sangat panjang lho. Bahkan, panjang lidah reptil ini mencapai dua kali atau lebih dari ukuran tubuhnya. Rahasia mengapa lidahnya begitu panjang karena keelastisan lidah ini sehingga dapat dilipatnya seperti sebuah akordion. Dengan lidahnya yang seperti itu, bunglon menjadi sangat terbantu ketika sedang berusaha menangkap serangga yang menjadi incarannya.

Memiliki Kaki yang Kuat

Pernah melihat bunglon berlari ? Walaupun biasanya reptil ini diam-diam menghanyutkan ternyata dia memiliki kemampuan berlari yang sangat cepat. Otot-otot di kakinya sangat kuat sehingga kecepatan lari reptil ini cukup tinggi sehingga ketika ia merasa kemampuan kamuflasenya telah gagal mengelabui predatornya, ia akan berlari secepat kilat untuk kabur menghindar. Selain dapat berlari dengan cepat, bagian kaki dan jarinya tumbuh menyatu sehingga ia dapat mencengkram sebuah benda dengan baik. Kemampuan mencengkeram ini sangat berfungsi ketika ia sedang memanjat, bunglon dapat memanjat di pepohonan dengan sangat cepat sehingga seringkali ia berhasil kabur dari predatornya.

Kemampuan Merespon dengan Baik

Percaya atau tidak, cara adaptasi bunglon yang paling hebat adalah kemampuan reptil ini dalam merespon setiap kejadian yang ada. Misalnya saja ketika berada di lingkungan yang memiliki warna cokelat (batang kayu), bunglon akan merespon kondisi tersebut dengan mengubah warna tubuhnya menjadi sesuai dengan keadaan sekitar. Kemampuan merespon dengan baik ini juga terjadi ketika ia merasa bahwa predator yang mengincarnya tidak dapat dikelabui dengan kamuflase yang dimilikinya. Bunglon akan dengan cepat berlari melarikan diri dari intaian predatornya. Ketika dia merespon hal itu dengan benar maka selamatlah dia dari serangan sang predator.

Bunglon juga harus mampu memperkirakan tindakannya dengan benar ketika ia sedang berburu serangga. Bunglon bak seorang sniper yang diam berkamuflase dan melepaskan tembakan lidahnya ketika ia merasa sudah di waktu yang tepat. Jika dia tidak sabaran dan menjulurkan lidah ketika serangga incarannya belum diluar jangkauan, maka kaburlah sang serangga dari incaran reptil ini. Oleh sebab itu, bunglon harus bisa merespon semua kondisi lingkungan dengan baik agar ia bisa bertahan hidup hingga sekarang. Kemampuannya dalam merespon keadaan dengan baik merupakan cara adaptasi terbaik yang dimiliki bunglon.