Pada artikel ini saya akan sedikit mengulas mengenai ciri ciri Nematoda. Nematoda merupakan salah satu anggota kelompok cacing Pseudocoelomata atau dikenal juga sebagai Aschelminthes. Ini merupakan sekelompok hewan berukuran kecil bahkan ada yang berukuran mikroskopis sampai beberapa cm panjangnya, sebagian besar hidup bebas baik di laut maupun perairan air tawar.
Table of Contents
Ciri-Ciri Nematoda
Menurut ahli biologi alumni UGM, Adi Nugroho, Ciri ciri nematoda secara diantaranya adalah sebagai berikut :
- Saluran pencernaan makanannya lengkap, biasanya lurus, anus terletak di bagian posterior tubuh.
- Rongga badan berupa pseudosoel, yang berarti cairan tubuhnya terdapat dalam suatu rongga yang hanya dibatasi oleh suatu dinding yang tersusun oleh sel-sel epitel, yang merupakan hasil perkembangan embrionik blastosol.
- Bentuk badannya simetris bilateral dan tidak bersegmen.
- Sebagian besar nematoda adalah diesis dan pembelahan selnya cenderung tetap.
Dinding Tubuh Nematoda
Salah satu yang menjadi ciri nematoda adalah tubuhnya ditutupi oleh lapisan kutikula yang tebal. Lapisan kutikula ini merupakan hasil sekresi dari lapisan dibawah epidermis dan bersifat permeabel terhadap air dan gas. Oleh karena itu, pertukaran gas dapat dilakukan melalui seluruh permukaan tubuh. Selain itu lapisan kutikula juga berguna untuk menghindari dehidrasi terutama pada nematoda yang hidup di air atau pada lapisan tipis air. Organ tubuh nematoda tidak dilindungi oleh peritoneum dan jarang terdapat bebas dalam pseudoselom. Cairan dalam pseudosoel menimbulkan tekanan dan berfungsi sebagai hidrostat. Cairan tersebut mengandung bermacam-macam metabolit organik termasuk haemoglobin.
Kutikula pada nematoda mempunyai ornamen yang bervariasi dan lebih kompleks dibanding kebanyakan anggota Aschelminthes lain, serta bersifat elastis. Anggota nematoda laut dari famili Stilbonematidae, permukaan tubuhnya tertutup oleh ganggang biru yang merupakan simbionnya dan tampak seperti struktur berambut.
Lapisan otot dinding tubuh nematoda tersusun dari serabut longitudinal dan terbagi menjadi 4 kuadran di antara batang saraf longitudinal. Setiap serabut otot di bagian ventral membentuk struktur berbentuk silinder yang berhubungan dengan batang saraf yang meninervasinya. Otot dinding tubuh ini berhubungan dengan organ reproduksi atau dengan usus.
Organ Pencernaan
Mulut nematoda mempunyai lobus yang membentuk bibir dan alat peraba (sensilla). Pada beberapa nematoda laut mempunyai 6 lobus yang menyatu pada setiap sisinya. Mulut nematoda membuka ke dalam suatu ruangan berbentuk tubular yang disebut rongga bukal (cavum buccalis), permukaannya dilapisi oleh kutikula dan membentuk struktur bergaris-garis dengan gigi-gigi yang kuat. Struktur ini berkorelasi dengan kebiasaan makannya dan ini penting sekali untuk identifikasi spesies nematoda.
Rongga bukal pada nematoda karnivora mempunyai tipe khusus, yaitu berongga panjang dan memiliki struktur yang dapat dijulurkan dari mulut. Bagian ini disebut stilet, mempunyai gigi-gigi berukuran kecil dan beberapa berukuran lebih besar menyerupai taring. Nematoda terestrial mempunyai gigi permukaan dorsal yang berukuran lebih besar dibanding gigi-gigi yang ventral. Rongga bakal berlanjut ke dalam faring yang berbentuk tubuler, selanjutnya berkembang menjadi esofagus.
Penampang melintang faring berbentuk triradiata dikelilingi oleh kutikula. Faring mengandung lebih dari satu batang otot. Faring dapat memompa dan membawa makanan dari mulut ke dalam usus yang banyak mengandung katup (valve). Katup ini berfungsi mencegah makanan yang masuk supaya tidak keluar lagi karena adanya tekanan dari cairan dalam pseudoselom.
Gerakan Nematoda
Kebanyakan nematoda bergerak dengan menggunakan gerakan undulasi pada bidang dorsoventral. Gerakan tersebut dihasilkan oleh kontraksi otot longitudinal dorsal dan ventral yang saling berlawanan sehingga membentuk suatu seri gelombang sinusoidal. Anulasi pada kutikula menyebabkan gerakan menjadi lebih fleksibel. Kontraksi otot dinding tubuh berada di bawah kontrol sistem saraf sederhana yaitu cincin saraf yang berhubungan dengan ganglia dan 3 pasang batang saraf longitudinal. Serabut otot memanjang berhubungan dengan sistem saraf.
Pertumbuhan
Salah satu ciri nematoda adalah ia mengalami pergantian kulit (molting) pada pertumbuhannya. Selama pertumbuhan (dari stadium muda sampai dewasa), kutikula mengalami molting sebanyak 4 kali.
Nematoda secara kontinu dapat meningkatkan ukurannya di antara waktu molting da setelah akhir molting. Tidak seperti pada kebanyakan hewan, pertumbuhan nematoda terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah sel. Fenomena ini disebut sebagai pertumbuhan eutelic. Molting tidak terjadi lagi setelah stadium dewasa, tetapi secara kontinu kutikula berkembang mengikuti pertumbuhannya.
Ekskresi dan Osmoregulasi
Nematoda mengekskresikan buangan nitrogennya dalam bentuk ion-ion amonium secara difusi melalui dinding tubuh. Osmoregulasi, pengaturan ion-ion dan ekskresi sisa metabolisme yang lain diduga berhubungan dengan struktur organ ekskresi yaitu berupa sel-sel kelenjar ekskresi atau sel-sel ekskresi dan sistem saluran ekskresi atau keduanya. Apabila kelenjar dan sistem saluran ekskresi terdapat bersama-sama maka muaranya melalui suatu lubang pengeluaran. Namun, jika hanya satu sistem saja maka keduanya berperan dalam filtrasi seperti ginjal primitif dan disebut sebagai protonefridium atau sistem ginjal disebut metanefridium.
Itulah ciri-ciri nematoda secara lengkap yang biasa digunakan untuk pengelompokan suatu spesies apakah masuk kedalam filum nematoda atau tidak.