Burung kedasih atau dalam nama ilmiahnya disebut Cacomantis merupakan jenis burung yang dianggap memiliki daya mistis. Kicauan burung ini dianggap seperti suara kuntilanak, apalagi burung ini suka berada di daerah sekitar kuburan membuat kesan terhadap burung kedasih semakin mengerikan.
Table of Contents
3 Jenis Burung Kedasih
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ternyata burung kedasih terbagi ke dalam 3 jenis. Ketiga jenis burung kedasih tersebut aalah sebagai berikut :
1. Burung Kedasih Kelabu
Cacomantis merulinus atau kedasih kelabu merupakan burung yang berukuran kecil dengan panjang mencapai 21 cm. Burung kedasih kelabu memiliki iris merah padam, paruh atas kehitaman, paruh bawah kuning dan kaki kuning. Sepintas bentuknya mirip dengan kedasih uncuing tetapi warna bulunya lebih pucat dan suara kicauannya berbeda. Pada burung dewasa, kepala berwarna abu-abu, punggung cokelat, perut dan ekor merah sawo matang. Sedangkan pada burung muda, tubuh bagian atas cokelat bergaris-garis hitam, tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis lurus dan menyerupai kedasih lurik tetapi tanpa garis mata.
Habitat burung kedasih kelabu adalah disekitar hutan terbuka, hutan sekunder, kebun, pedesaan, perkotaan hingga ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut. Makanan spesies burung ini terdiri atas buah kecil, laba-laba, kumbang dan serangga lain. Musim berkembang biaknya terjadi pada bulan Oktober, Februari dan April. Bertelur satu butir yag berwarna kebiru-biruan. Burung ini bersifat parasit pada sarang cica daun, cinenen, perenjak dan pijantung.
2. Burung Kedasih Lurik
Kedasih lurik atau dalam nama ilmiahnya disebut Cacomantis sonneratii adalah sejenis burung yang berukuran kecil dengan panjang 22 cm. Pada burung dewasa, tubuh bagian atas berwarna cokelat terang sedangkan bagian bawhanya keputih-putihan dengan garis hitam halus dan alis bergaris pucat., Pada burung muda terdapat warna cokelat bercoret, bercak hitam dan tidak bergaris lurus. Burung ini memiliki iris kuning, paruh atas kehitaman, paruh bawah kekuningan dan kaki abu-abu.
Habitat burung kedasih lurik di hutan terbuka, tepi hutan, semak sekunder, lahan pertanian dan tersebar hingga ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut. Daerah penyebaran jenis burung kedasih ini adalah India, Cina, Filipina dan Indonesia. Suara burung kedasih cukup sering terdengar di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera tetapi bentuknya secara fisik jarang terlihat. Burung ini bersifat parasit pada sarang jenis Chloropsis sp dan Muscicapidae.
Makanan burung kedasih lurik terdiri atas ulat, kupu-kupu, larva hemiptera dan serangga lain. Spesies ini berkembang biak pada bulan Oktober, Februari-Juni dengan cara bertelur.
3. Burung Kedasih Uncuing
Kedasih uncuing atau dalam nama ilmiahnya disebut Cacomantis sepulcralis adalah burung yang berukuran kecil. Panjang tubuh kedasih uncuing mencapai 23 cm. Burung ini memiliki iris berwarna cokelat, lingkar mata kuning, paruh hitam dan kaki abu-abu. Burung dewasa memiliki kepala abu-abu, punggung, sayap dan ekor cokelat keabu-abuan. Selain itu, tubuh bagian bawah berwarna merah karat dan mirip dengan kedasih kelabu tetapi warnanya lebih gelap. Pada burung muda, punggungnya berwarna cokelat terang, tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya.
Jenis burung kedasih ini biasa hidup di hutan, tepi hutan, vegetsi sekunder, perkebunan, pedesaan dan tersebar hingga ketinggian 1.300 meter di atas permukaa laut. Makanan burung ini terdiri atas ulat bulu, belalang dan serangga lain.
Burung kedasih uncuing mulai berkembang biak pada bulan Januari hingga September. Sekali bertelur hanya satu butir saja yang memiliki berbagai pola warna. Ia bersifat parasit pada sarang kipasan, meninting, kucica batu, bentet dan perenjak.