Buaya

buayaBuaya merupakan hewan jenis reptil yang termasuk ke dalam suku Crocodylidae. Habitat utamanya berada di lahan basah perairan tawar seperti di rawa, danau, dan sungai. Namun ada juga buaya yang hidup di air payau seperti di muara, sehingga sering disebut sebagai buaya muara. Hewan satu ini sering ditemui di daerah dataran rendah beriklim tropis di berbagai benua seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Walaupun termasuk golongan reptil, buaya lebih dekat hubungannya dengan dinoasurus dan burung daripada jenis reptil aslinya (Archosauria).

Penyebutan buaya berbeda-beda antar daerah, misalnya di Jawa buaya disebut baya, dalam bahasa Sunda dan Banjar disebut dengan Buhaya, sementara dalam dialek Betawi dinamai bicokok. Buaya memiliki nama lain crocodile. Nama ini berasal dari bahasa Yunani yakni krokodilos. Kroko artinya batu kerikil, sementara deilos artinya cacing. Mereka menyebutnya sebagai cacing bebetuan karena saat berjemur di tepi sungai tampak seperti batu kerikil.

Spesies ini diperkirakan telah ada sejak 55 juta tahun lalu atau pada zaman dinosaurus. Daya adaptasinya yang tinggi membuatnya terus bertahan hingga saat ini. Bahkan buaya termasuk hewan yang sangat sedikit mengalami evolusi, yang artinya bentuk tubuhnya dari dulu tidak mengalami perubahan yang berarti seperti halnya yang kita lihat saat ini.

Ciri-Ciri dan Karakteristik Buaya

Karakteristik tubuh buaya sangat mendukung sebagai hewan predator. Tubuhnya yang ramping dan kakinya berselaput membuatnya dapat bergerak cepat menyerang mangsanya dari dalam air. Selain itu, giginya yang runcing dan mengarah kesamping luar membuatnya dengan mudah mengoyak mangsanya.

  • Ukuran: Buaya memiliki banyak spesies, masing-masing memiliki ukuran yang berbeda-beda. Yang paling kerdil adalah buaya jenis osteolaemus dengan ukuran sekitar 1,5 m. Sementara buaya muara atau buaya air asin merupakan buaya dengan ukuran terbesar, panjangnya dapat mencapai 7 meter dengan bobot lebih dari 1 ton.
  • Cara bernafas: Walau habitat buaya adalah di air, namun buaya ternyata bernafas dengan paru-paru. Buaya memiliki flap palatal yakni sebuah jaringan kaku yang berada di belakang gigi, fungsinya untuk menghalani masuknya air. Selain itu, lubang hidup akan tertutup selama berada di dalam air.
  • Gigi: Buaya termasuk hewan polyphyodonts. Selain giginya keras dan kuat, buaya dapat mengganti masing-masing giginya hingga 50 kali semasa hidupnya. Disamping itu, juga terdapat gigi cadangan kecil yang terdapat di lamina. Gigi ini akan aktif apabila terjadi kondisi darurat.
  • Indra: Seluruh indra buaya utama seperti mata, hidung, dan telinga terletak di kepala bagian atas, yang memungkinkannya untuk dapat bersembunyi dengan baik dari dalam air. Indra penglihatan buaya sangat baik pada malam hari, karena itulah hewan ini tergolong hewan nokturnal. Tak hanya itu, buaya memiliki membran timpani yang membuatnya dapat merespon suara dengan baik.

Jenis-Jenis Buaya

jenis buaya amerikaSaat ini buaya memiliki sekitar 23 spesies, namun yang jelas diidentifikasi sekitar 16 spesies. Diantara 16 spesies yang masih bisa ditemui, hampir setengahnya bahkan mendekati kondisi kepunahan. Penyebab utama kepunahan bukanlah karena daya adaptasinya yang menurun, namun karena ulah manusia seperti perburuan untuk diambil kulitnya dan juga akibat limbah sungai yang tercemar. Saat s ungai sudah tercemar, buaya tidak mampu menemukan makanannya lagi sehingga menyebabkan mereka punah seiring berjalannya waktu.

Dikutip dari Wikipedia, berikut ini beberapa spesies buaya beserta habitat endemiknya:

  1. Buaya Amerika (Crocodylus acutus) : Pulau Karibian dan Florida Selatan
  2. Buaya Hall’s new geunie (Crocodylus acutus) : Papua New Geunie
  3. Buaya orinoco (Crocodylus intermedius) : Venezuela dan Kolombia
  4. Buaya air tawar (Crocodylus johstoni) : Australia Utara
  5. Buaya siam (Crocodylus siam) : Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam
  6. Buaya kerdil (Crocodylus tetraspis) : Afrika barat
  7. Buaya Afrika Barat Moncong lancip (Crocodylus cataphractus) : Afrika Barat
  8. Buaya Afrika Tengah Moncong lancip (Crocodylus eptorhynchus) : Afrika Tengah
  9. Buaya Afrika Barat (Crocodylus Suchus) : Afrika Barat dan Tengah
  10. Buaya Kuba (Crocodylus rhombifer) : pulau Kuba dan rawa Zapata
  11. Buaya mugger (Crocodylus palustris) : India
  12. Buaya Borneo (Crocodylus raninus) : Kalimantan (Indonesia)
  13. Buaya air asin (Crocodylus porosus) : Asia Tenggara dan Australia Utara
  14. Buaya Morellet (Crocodylus moreletti) : Wilayah Atlantik
  15. Buaya Filipina (Crocodylus mendorensis) : Filipina
  16. Buaya New geunie (Crocodylus novaegeunieae) : Pulau new geunie
  17. Buaya Nil (Crocodylus Nila) : Afrika – Sub Sahara

Makanan Buaya

Buaya merupakan hewan karnivora atau pemakan daging. Makanan utamanya berupa burung, ikan, kijang, rusa, keledai, dan berbagai jenis mamalia lainnya. Buaya tidak kanibal atau memakan sesamanya, namun ada beberapa yang memakan bangkai buaya lain yang sudah mati. Di beberapa pengamatan, buaya juga memangsa hewan besar, misalnya jerapah, gajah, hingga hiu. Bahkan spesies predator seperti burung elang pun jika tidak berhati-hati akan menjadi santapan buaya.

13 spesies dari 23 spesies yang ada diketahui memakan sayur dan buah-buahan. Hal ini diyakini setelah adanya penelitian yang menemukan berbagai macam buah seperti semangka, apel serta berbagai dedaunan di perut buaya yang telah mati. Walau begitu, buaya ini tetap memakan berbagai jenis daging-dagingan, berbagai buah-buahan hanya dimakan saat kondisi kelaparan.

Cara Berkembang Biak

Buaya berkembang biak dengan cara bertelur. Tapi hal yang perlu anda ketahui adalah bahwa buaya adalah hewan yang tidak memiliki jenis kelamin dari telurnya secara genetik. Penyebab utamanya adalah embrio buaya tidak memiliki kromosom seksual seperti halnya binatang lainnya. Padahal kromosom inilah yang menentukan jenis kelamin dari hewan yang akan dilahirkan apakah jantan atau betina.

Lantas bagaimana jenis kelamin buaya ditentukan?.

Jenis kelamin buaya ditentukan dari suhu penetasan pengeraman. Suhu optimal ialah sekitar 31,6 derajat celsius dan jika kondisi suhu optimal ini dapat terus dipertahankan, maka akan menghasilkan jenis kelamin jantan. Sementara suhu yang lebih tinggi maupun lebih rendah akan menghasilkan jenis kelamin betina.

Sama halnya seperti jenis mamalia, buaya akan sangat agresif saat sedang mengerami telurnya. Bahkan seringkali melukai sesamanya yang melintas melewati sarang tersebut, hal ini dilakukan demi menjaga telur-telurnya agar tetap aman.

Induk buaya sendiri akan mengubur telurnya dengan gundukan pasir dengan kedalaman beberapa puluh cm lalu menjaganya disampingnya sekitar jarak 2 meter. Sarang telur ini sebelumnya telah dipilih oleh induk buaya ditempat yang benar-benar optimal, bahkan seringkali induk betina membuat beberapa sarang tapi ditinggalkan begitu saja karena kondisinya kurang cocok. Oleh karena itu, bila suhu tanah terlalu tinggi atau terlalu rendah seringkali menyebabkan gagal menetas.

Setelah 80 hari berlangsung (tergantung spesies, ada yang 65 hari ada pula yang 95 hari) telur akan menetas dan keluar dari gundukan pasirnya sendiri. Setelah menetas biasanya induk buaya akan membawanya ke air dengan mulutnya lalu mulai mencarikan makan. Selama setahun penuh, anak buaya akan diurus oleh induknya, namun ada pula yang kurang dari itu karena induk betina lebih awal memasuki musim kawin.

Menurut beberapa jurnal, buaya rata-rata hidup selama 70 tahun. Tapi pernah ada yang mampu mencapai usia 115 tahun. Dari segi umur, hewan satu ini memang mirip mendekati manusia. Demikian pula dengan tingkat tumbuh kembangnya.