Klasifikasi Burung Cendrawasih
Dalam taksonomi hewan, yang dimaksud burung cendrawasih adalah sebuah famili yang bernama Paradisaeidae. Ia merupakan salah satu famili anggota ordo passeriformes. Famili ini terdiri atas 42 spesies burung yang dikelompokkan ke dalam 15 genus. Sehingga, klasifikasi burung cendrawasih adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Paradisaeidae
Ciri-Ciri Burung Cendrawasih
Ciri utama dari burung cendrawasih adalah burung ini memiliki bulu yang panjang dengan warna dan bentuk yang indah. Cedrawasih jantan memiliki bulu yang lebih panjang dibandingkan betina. Warna bulu pejantan pun lebih bervariasi dari betina, bulunya merupakan gabungan warna dari kuning, cokelat, hitam, putih, orange, biru dan merah.
Selain dilihat dari bagian bulunya, ciri ciri burung cendrawasih adalah sebagai berikut :
- Panjang tubuhnya bervariasi tergantung jenisnya, yang paling kecil adalah spesies Cendrawasih Raja yang panjang tubuhnya mencapai 15 cm degan berat sekitar 50 gram. Sedangkan yang terbesar adala jenis Cendrawasih paruh hitam dengan panjang maksimal 110 cm dan berat 430 gram.
- Memiliki bentuk kaki tipe petengger dengan jari-jari kaki yang panjang dan telapak kaki yang datar. Sesuai dengan namanya, bentuk kaki yang demikian mempermudah cendrawasih untuk bertengger pada cabang pohon.
- Burung ini memiliki paruh yang tebal dan runcing, paruh yang demikian dapat digunakannya untuk memecah buah dan memotong hewan kecil kecil sesuai dengan makanannya.
Habitat
Habitat alami burung Cendrawasih berada di hutan-hutan pegunungan, terutama di Pulau Papua. Umumnya ia hidup di daerah dengan ketinggian 1.400 meter sampai 1.800 meter di atas permukaan laut. Ia menyukai hutan yang lebat serta terdapat beberapa jenis tumbuhan merambat di sekitarnya. Biasanya ia menyukai untuk bertengger di percabangan yang ada di hutan tersebut. Ia mencari makan dengan cara berpindah dari cabang ke cabang lainnya sambil melihat apakah ada buah-buahan atau hewan kecil yang bisa dimakannya.
Persebaran burung ini di dunia hanya terdapat di 3 Negara yaitu Indonesia, Papua Nugini dan Australia. Di Indonesia, burung ini hanya terdapat di Pulau Papua. Itupun, populasinya sudah sangat sulit ditemukan di alam liar karena telah rusaknya habitat alami untuk dihuni jenis burung ini. Selain karena rusaknya habitat alaminya, burung cendrawasih juga banyak di buru manusia untuk diambil bulunya. Hal itulah yang menyebabkannya masuk ke dalam jenis hewan yang terancam punah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memasukkan burung ini sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi.
Upaya Menjaga Kelestarian
Dikarenakan populasinya yang terus berkurang dari tahun ke tahun, pemerintah indonesia melakukan beberapa upaya untuk melestarikan burung cendrawasih diantaranya, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Melakukan Penangkaran
Penangkaran burung cendrawasih dilakukan untuk mengembangbiakan burung ini agar populasinya dapat bertambah. Penangkaran tidak hanya dilakukan di sekitar habitat alaminya yang ada di papua tetapi juga diberbagai wilayah Indonesia. Salah satunya adalah di kawasan penangkaran Taman Burung dan Rimba Reptil Bali. Taman Burung dan Rimba Reptil Bali telah berhasil menangkarkan burung cendrawasih merah pada tahun 2008. - Mencegah Perburuan Liar
Telah kita ketahui bersama bahwa penyebab utama burung ini mendekati kepunahan adalah akibat banyaknya perburuan liar. Perburuan ini selain dapat membunuh burung yang ditargetkan juga dapat menimbulkan stress cendrawasih disekitarnya. Dengan mencegah perburuan liar dan memberikan hukuman yang berat bagi yang masih nekat melakukannya akan membuat populasinya yang ada di alam menjadi terjaga. - Menjaga Kelestarian Habitatnya
Seperti yang telah saya sebutkan diatas, salah satu faktor penyebab hampir punahnya burung Cendrawasih adalah akibat Berkurangnya habitat alaminya. Hal itu terjadi dikarenakan banyaknya hutan ditebang untuk dijadikan pertanian ataupun pemukiman manusia. Dengan menjaga kelestarian habitat alami Cendrawasih maka akan tersedia sumber daya alami yang cukup untuk menunjang kehidupannya. - Melepaskan Burung Hasil Penangkaran ke Alam
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan burung Cendrawasih adalah dengan melepaskan cendrawasih yang berhasil dikembangbiakan di penangkaran ke habitat alaminya. Sayangnya, hal ini belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat penangkaran burung cendrawasih belum bisa menghasilkan anakan baru dalam jumlah banyak. Penangkaran saat ini baru bisa menjaga jumlah populasi Cendrawasih agar tidak terus berkurang.
Makanan Burung Cendrawasih
Cendrawasih termasuk ke dalam kelompok burung omnivora yang memakan buah-buahan serta memangsa hewan-hewan yang berukuran kecil seperti serangga, laba-laba ataupun siput. Ada 3 jenis makanan yang menjadi favorit burung ini, yaitu :
- Pepaya
Pepaya merupakan buah yang paling disukai oleh burung ini. Hal tersebut dikarenakan burung ini biasanya lebih menyukai buah yang berair daripada yang kering. Pepaya pun sangat baik untuk dikonsumi olehnya karena memiliki kandungan vitamin yang tinggi serta kalori yang memadai. Pepaya juga terbukti mampu membuat warna bulu burung untuk terlihat lebih cemerlang. Hal tersebut disebabkan adanya kandungan anti-oksidan yang tinggi sehingga mampu menghilangkan permasalahan yang sering terjadi di bulu burung. - Rambutan
Sama seperti pepaya, rambutan digemari burung ini karena kandungan airnya yang tinggi. Ia juga baik untuk dikonsumsi setiap hari karena memiliki kandngan vitamin, khususnya vitamin C yang tinggi. Di dalam 100 gram rambutan terkandung 40 mg vitamin C yang lebih dari cukup digunakan untuk menjaga kesehatan burung ini. Buah ini juga memiliki kandungan serat dan mineral yang tinggi.Sayangnya, buah ini rendah kalori sehingga tidak bisa dijadikan sebagai makanan utama burung ini. - Belalang
Belalang merupakan serangga yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Ia juga disukai oleh burung Cendrawasih dikarenakan kandungan airnya yang tinggi. Selain kadar proteinnya yang tinggi, didalam belalag juga terdapat kandungan mineral yang cukup lengkap seperti kalsium, fosfor, zat besi, mangan dan tembaga. Didalam belalang juga terdapat kandungan vitamin yang cukup beragam. Belalang sangat baik untuk dijadikan makanan utama dari Cendrawasih. Hanya saja, untuk memperoleh belalang yang cukup banyak memiliki kesulitan tersendiri mengingat di Indonesia belum banyak orang yang membudidayakannya.
Cara Berkembang Biak Burung Cendrawasih
Cara berkembang biak cendrawasih terbagi dalam dua kelompok, yaitu cendrawasih yang bersifat monogami dan yang bersifat poligami. Biasanya cendrawasih yang bersifat monogami memiliki bulu yang sederhana. Sedangkan yang bersifat poligami, memiliki bulu yang lebih bagus.
Pada saat musim kawin, burung jantan akan memperlihatkan bulunya pada cendrawasih betina. Lalu apabila si betina telah tertarik, barulah ritual kawin dilakukan. Jumlah telur yang dihasilkan oleh cendrawasih betina dalam sekali bereproduksi hanya 1-3 butir saja. Rendahnya produktivitas burung ini membuat upaya pelestariannya menjadi terkendala.
Jenis Burung Cendrawasih
Banyak yang mengira bahwa burung cendrawasih merupakan suatu spesies burung padahal itu tidak benar. Cendrawasih merupakan sekelompok burung yang masuk ke dalam famili Paradisaeidae. Didalamnya terdiri atas 42 spesies burung yang dikelompokkan ke dalam 15 genus. Dari 42 spesies burung tersebut, 30 diantaranya dapat ditemukan di negara kita. Beberaa jenis burung Cendrawasih tersebut diantaranya adalah :
1. Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)
Dibandingkan jenis burung Cendrawasih lainnya, ia memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu panjang maksimal 32 cm. Mayoritas bulunya berwarna merah marun dengan mahkota berwarna kuning dan bulu bagian punggng berwarna kuning kecokelatan. Burung jantan memiliki tenggorokan yang berwarna hijau zamrud dan sepasang bulu ekor panjang yang berwarna kuning pekat.
2. Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus)
Burung ini hidup secara alami pada daerah hutan yang ada di Kepulauan Maluku. Hal itulah yang menyebabkan orang barat menyebutnya dengan sebutan Halmahera Paradise Crow. Populasinya di alam masih cukup lumayan banyak sehingga IUCN Red List menempatkan hewan ini dengan resiko rendah untuk punah. Kemungkinan besar hal itu dikarenakan warna bulunya yang kurang menarik sehingga perburuan akan jenis burung ini tidak begitu tinggi.
3. Cendrawasih Bidadari Halmahera (Semioptera wallacei)
Mayoritas bulu tubuhnya berwarna cokelat-zaitun. Pada pejantan terdapat mahkota berwarna ungu mengkilap serta di bagian dadanya berwarna hijau. Sedangkan pada betina, seluruh bulu tubuhnya berwarna cokelat dan ukurannya lebih kecil. Burung betina juga memiliki ekor yang lebih panjang.
4. Cendrawasih Paradigalla (Paradigalla carunculata)
Antara pejantan dan betina tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Burung betina memiliki tubuh yang sedikit lebih kecil dan berwarna lebih kusam. Spesies burung ini merupakan hewan endek di daerah Pegunungan Arfak, Papua barat.
5. Cendrawasih Astrapia Arfak (Astrapia nigra)
Pejantan memiliki kepala yang berwarna hitam dengan kemilau ungu kebiruan, jubah kuning metalik dan leher yang berwarna hitam legam. Pejantan juga memiliki ekor yang panjangnya hampir dua kali panjang tubuhnya. Burung betina memiliki warna yang kurang menarik. Sebagian besar bulu tubuhnya berwarna cokelat gelap dengan kepala kehitaman. Betina juga memiliki bulu ekor dan ukuran tubuh yang jauh lebih pendek dibandingkan pejantannya.
6. Cendrawasih Parotia Arfak (Parotia sefilata)
Burung betina memiliki tubuh berwarna cokelat polos. Pada saat memasuki musim berkembang biak, pejantan akan melakukan tarian seperti tari balet untuk memikat sang betina. Parotia Arfak merupakan burung endemik di hutan pegunungan Vogelkop dan Semenanjung Wandamenn di Papua Barat.
7. Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica)
Cendrawasih botak memiliki tubuh berukuran kecil, panjangnya hanya sekitar 21 cm. Burung jantan dewasa mayoritas bulunya berwarna merah maroon dan hitam. Pada bagian tengkuk burung ini terdapat bulu berwarna kuning. Ia juga memiliki mulut yang berwarna hijau, kaki berwarna biru serta dua bulu ekor melingkar yang berwarna hitam. Spesies burung ini merupakan hewan Endemik di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
8. Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra)
Cendrawasih merah merupakan hewan endemik yang hanya ditmeukan di pulau Waigeo dan Batanta di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Populasinya di alam sudah sangat berkuran drastis, hal itulah yang menyebabkan IUCN Red List menempatkannya sebagai hewan yang hampir terancam punah.