Ular Sanca Kembang

ular sanca kembangUlar sanca kembang merupakan jenis ular yang tidak berbisa dan berukuran besar. Ular ini dapat tumbuh hingga lebih dari 10 meter. Tergabung dalam suku Pythonidae dari genus Python dengan nama spesies Python reticulatus. 

Hingga saat ini, jenis ular ini tercatat sebagai ular terbesar dan terpanjang di dunia. Hal itu dicatat oleh The Guiness Book of World Records, pada tahun 1991 dan menjadikan ular ini sebagai ulat terpanjang dengan kuran 32 kaki 9,5 inci (sekitar 10 meter), sedangkan berat maksimal yang tercatat dari ular sanca kembang ini adalah 158 kg. Kelompok ular sanca tergolong kedalam ular yang berumur panjang, dapat hidup hingga lebih dari 30 tahun.

Ular ini memiliki motif pada sisiknya yang dinilai menyerupai bunga, hal itulah yang menyebabkannya dijuli dengan nama ular sanca kembang. Corak ini merupakan salah satu adaptasi yang dilakukannya agar dapat berkamuflase dengan kondisi lingkungan sekitar sehingga dapat mengelabuhi mangsa incarannya.

Karena corak yang dimilikinya, ular sanca kembang ini memiliki harga yang sangat mahal. Banyak orang-orang kaya di seluruh dunia yang menyukainya sebagai hewan peliharaan. Di pasaran internasional, harga ular ini sekitar USD 50 ribu atau jika dirupiahkan sekitar 375 juta rupiah. Banyak juga para pecinta reptil yang mengawinsilangkannya agar bisa mendapatkan motif yang unik sehingga dapat menaikkan harga jualnya.

Klasifikasi

Dalam taksonomi hewan, Klasifikasi ular sanca kembang dimasukkan ke dalam berikut ini :

Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Phythodidae
Genus : Phyton
Spesies : Phyton reticulatus

Phythodidae merupakan sebuah famili ular-ular tidak berbisa yang memburu mangsanya dengan cara membelit. Anggota famili Pythonidae ini dikenal oleh orang Indonesia dengan julukan ular sanca. Di dalam famili ini terdapat 8 genus dan 40 spesies ular yang telah teridentifikasi.

makanan ular sancaHabitat Ular Sanca Kembang

Habitat ular ini tidak pernah jauh dari tempat yang terdapat air. Hal itu karena ular sanca kembang sangat bergantung pada ketersediaan air sehingga ia lebih sering dijumpai disekitar  rawa, sungai dan kolam. Ular ini dapat ditemukan di beberapa hutan tropis yang lembab di Asia Tenggara, seperti di Birma, Indonesia, Thailand, Filipina dan Timor leste. Di negara kita ia dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Jenis Makanan

Makanan utama ular ini adalah mamalia kecil, burung dan reptil lain seperti biawak dan sesama ular. Ular sanca yang berukuran besar suka memangsa monyet, babi hutan, rusa dan anjing. Manusia yang kebetulan memasuki daerah teritorialnya pun seringkali menjadi incaran dan dimangsa ular ini.

Sebagaimana kebiasaan dari ular-ular dengan ukuran besar yang suka melumpuhkan mangsanya dengan kekuatan lilitannya, begitu pun dengan ular ini. Mangsanya dilumpuhkan sampai kehabisan napas dan efek dari kekuatan lilitan ular tersebut dapat meremukkan tulang-tulangnya. Setelah mati, mangsanya ditelan bulat-bulat mulai dari bagian kepala. Setelah memangsa buruan yang berukuran besar, biasanya ular ini akan berpuasa beberapa lama hingga berbulan-bulan karena membutuhkan waktu yang lama untuknya agar bisa lapar kembali. Hal itu disebabkan karena proses pencernaan yang dimilikinya lambat.

Ular sanca kembang seringkali bersembunyi dibawah air untuk menunggu mangsanya datang. Ia memang merupakan salah satu reptil yang pandai menyelam dan berenang. Ukuran tubuhnya yang besar memang membuat ular ini sedikit kesulitan untuk bergerak dengan agresif. Oleh karena itu, seringkali ia memburu makanan di daerah perairan khususnya mamalia yang sedang mengambil air di sungai.

Cara Berkembang Biak Ular Sanca Kembang

Seperti kebanyakan ular lain, ular sanca kembang berkembang biak dengan cara bertelur. Dalam sekali bertelur ia dapat mengeluarkan 10 hingga 100 butir. Setelah itu, telur-telur tersebut akan dierami oleh induknya pada suhu 31-32°C dalam waktu 80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Induknya mengerami telurnya dengan cara melingkarkan tubuhnya dan menutupi seluruh telur-telur tersebut sambil berkontraksi. Gerakan yang dilakukannya ini akan menyebabkan suhu telur meningkat beberapa derajat diatas suhu lingkungan.

Induk ular akan menjaga dan mengerami telur-telurnya sampai menetas. Setelah itu, ia akan membiarkan anak-anak ular yang telah menetas tersebut untuk mencari makan dan bertahan hidup sendiri. Saat masih anakan ini, ular sanca kembang memiliki banyak predator diantaranya adalah burung elang dan buaya. Tetapi tentu saja yang paling banyak memburunya ialah manusia untuk diambil kulit, daging atau dijadikan hewan peliharaan. Saat ini populasinya sudah sangat berkurang tetapi masih belum sampai ke tahap terancam punah.