Ular Picung (Rhabdophis subminiatus)

ular picungUlar picung merupakan salah satu jenis ular berbisa yang ada di Indonesia. Walau begitu, gigitan yang dimiliki ular ini biasanya tidak membahayakan nyawa manusia. Namun, sebagaimana sifat ular yang tidak bisa diprediksi, sebaiknya anda menghindarinya.

Klasifikasi Ular Picung

Di dalam taksonomi hewan, ular yang memiliki nama latin Rhabdophis subminiatus ini tergabung ke dalam famili Colubridae dari genus Rhabdophis. Colubridae merupakan sebuah famili besar yang terdiri dari lebih dari 1.000 spesies ular. Sebagian besar anggotanya merupakan ular-ular yang tidak berbisa. Walau begitu ada juga ular berbisa yang dimasukkan ke dalam famili ini yang memiliki bisa, contohnya adalah Ular Cincin Emas (Boiga dendrophila), Ular Ranting Afrika (Thelotomis sp) dan Ular Boomslang (Dispholidus typus) yang memiliki bisa meematikan.

Penyebutan ular picung didasarkan pada warna merah yang berada di tengkuknya. Dalam bahasa sunda, warna merah tersebut mengingatkan orang pada warna buah picung. Sedangkan dalam bahasa jawa, warna merah tersebut disamakan dengan cahaya matahari di pagi hari.

Secara lengkap Klasifikasi Ular picung adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Colubridae
Genus : Rhabdophis
Spesies : Rhabdophis subminiatus.

Morfologi Ular Picung

Ukuran tubuh ular ini tergolong kecil, ia memiliki panjang maksimal sekitar 130 cm untuk ras utara dan 60-80 cm untuk ras Sumatera. Ular yang telah dewasa memiliki warna hijau batu pada kepalanya, bibirnya berwarna kekuning-kuningan dengan coretan hitam menyerupai koma dibawah matanya. Punggungnya berwarna kecokelatan dengan bintik-bintik hitam pada tepi sisi ventral. Sisik di badannya memiliki motif kotak-kotak hitam putih seperti sebuah papan catur.

Habitat

Habitat ular picung biasanya berada di hutan hujan dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian hingga 1.200 m dpl. Ia hidup secara terestrial, walaupun seringkali ia juga terlihat berenang di perairan untuk mencari makan. Ular ini merupakan ular yang sangat menyukai perairan, sehingga sering ditemui disekitar rawa, sawah, kolam hingga sekitar sungai.

Penyebaran ular ini pun sangat luas, mulai dari India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Cina, Hokong, Burma, Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Jawa dan Sulawesi). Populasinya di alam liar masih banyak, kita masih dapat dengan mudah menjumpainya di lingkungan sekitar kita. Ada juga beberapa kasus dimana ular ini masuk ke dalam rumah penduduk sekitar.

Jenis Makanan

Hewan yang sering dimangsa oleh ular picung adalah hewan-hewan kecil yang sering hidup dekat dengan perairan, seperti kodok, berudu dan ikan-ikan kecil. Dikutip dari Wikipedia, ular ini sering memangsa kodok beracun. Hal itu dilakukannya karena tubuhnya memiliki kekebalan terhadap berbagai jenis racun.

Ular ini tidak memiliki taring tetapi rahang yang diperbesar. Bisanya berada di bagian belakang mulutnya, tepatnya di rahang atas yang disekresikan oleh kelenjar Duvernoy. Karena bisanya berada di bagian belakang mulutnya, ia perlu berulangkali menggigit untuk memiliki efek kepada manusia. Hal itulah yang menyebabkan jika tergigit ular ini biasanya bisanya tidak masuk kedalam tubuh. Walau begitu, jika sampai tergigit oleh ular ini sebaiknya anda pergi kerumah sakit untuk disuntik antibisa.

Kasus penyerang terhadap manusia yang dilakukan kepada manusia sangat jarang terjadi. Jikapun ada, biasanya dikarenakan ular picung diganggu terlebih dahulu oleh manusia. Selama anda berhati-hati dan menghindarinya maka ular ini tidak akan menyerang anda terlebih dahulu.

Cara Berkembang Biak Ular Picung

Sebagaimana kebanyakan jenis ular lainnya, ular picung berkembang biak dengan cara bertelur. Dalam satu kali proses bertelur, ia dapat mengeluarkan hingga 14 butir telur. Biasanya ular picung akan berkembang biak sebanyak satu atau dua kali saja selama setahun.

Ketika memasuki musim kawin, ular jantan akan melakukan perkawinan dengan ular betina. Si pejantan akan berusaha membuat betina membuka kloakanya. Terkadang, ketika betina tidak mau melakukan perkawinan, pejantan akan memaksa ular betina dengan cara mencekik lehernya.