Teori Masuknya Islam di Indonesia

Teori Masuknya Islam di IndonesiaAda banyak perbedaan pendapat diantara para sejarawan mengenai teori masuknya Islam di Indonesia. Sebagian besar kaum orientalis berkesimpulan bahwa Islam yang dibawa ke Nusantara berasal dari India, bukan dari Arab atau Persia. Asumsi dasar teori masuknya islam di Indonesia tersebut berasa; dari seorang sarjana Belanda, Pijnappel.

Pijnappel berpendapat bahwa penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari orang islam bermahzab Syafi’i yang tinggal di Gujarat dan Malabar. Dasar teori ini dikarenakan dalam sejarah awal Islam di Nusantara seringkali menyebutkan Gujarat dan Malabar. Teori dari Pijnappel ini banyak juga diragukan oleh sejarawan lainnya.

6 Teori Masuknya Islam di Indonesia

Paling tidak ada 6 teori masuknya Islam di Indonesia yang dikemukakan para sejarawan Dunia. Keenamnya masih banyak memiliki kekurangan , sehingga sulit disepakati mana yang benar. Keenam teori masuknya islam ke Indonesia yang berkembang hingga sekarang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Teori Gujarat

Teori ini juga disebut dengan teori orientalis pemecah kebhinekaan Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh dua sejarawan Belanda, Pijnappel dan Hurgronje. Teori Gujarat sampai sekarang masih menjadi landasan utama sejarawan dalam menentukan kedatangan Islam ke Indonesia. Di dalam teori ini, dijelaskan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-13 M melalui kontak para pedagang dan kerajaan Samudra Pasai yang menguasai selat Malaka pada saat itu.

Hal yang memperkuat teori ini adalah penemuan makam Sultan Samudra Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297 M. Makam Sultan Malik As-Saleh bercorak budaya Gujarat sehingga diduga ada hubungan yang erat antara Samudra Pasai dan Gujarat. Menurut J. Pijnapel, sangat sulit bagi agama Islam masuk Indonesia tanpa melalui perdagangan dan ajaran tasawuf. Kebetulan pada abad ke-13 M, ajaran tasawuf sedang berkembang pesat di India.

2. Teori Persia

Teori masuknya Islam di Indonesia melalui Persia diungkapkan oleh sejarawan Umar Amir Husein dan Hoesein Djajadiningrat. Mereka berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Persia, bukan dari Gujarat India. Menurutnya, Persia merupakan sebuah kerajaan yang letaknya berada di sekitar Iran.

Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 M, ajaran yang marak saat itu adalah Syiah yang berasal dari Persia. Hal lain yang memperkuat teori ini adalah adanya beberapa kesamaan tradisi Islam di Indonesia dan Persia. Contoh dari persamaan tradisi di Indonesia dan Persia yakni acara memperingati 10 Muharram dan upacara peringatan Tabuik atau Tabuk di beberapa wilayah Sumatera.

3. Teori China

Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby menggagas sebuah teori lain mengenai masuknya Islam di Indonesia. Menurut mereka, sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke Indonesia melalui perantara masyarakat muslim dari negara China. Teori ini berpendapat bahwa migrasi besar-besaran masyarakat muslim China dari Kanton ke Nusantara, khususnya daerah Palembang pada abad ke-9 M. Datangnya orang muslim dari Kanton tersebut menjadi awal mulanya Islam masuk di Indonesia. Teori ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa raden Patah (Raja pertama Demak) merupakan seseorang keturunan China.

Selain itu, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China beserta catatan-catatan yang menyebutkan bahwa pedagang Chinalah yang pertama kali datang ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Hingga kini, pedagang-pedagang dari China ini masih sangat terkenal dan menguasai market di negara kita. Sistem perdagangan China memang memiliki manajemen yang baik di Indonesia, kemampuan mereka berbaur di tengah-tengah masyarakat pribumi pun menjadi salah satu penyebabnya.

4. Teori Makkah

Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam yang ada di Indonesia dibawa langsung oleh para musafir dari Arab. Musafir dari Arab ini memiliki semangat untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia dan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M. teori masuknya Islam di Indonesia ini dikuatkan dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah. Selain itu, mazhab yang digunakan masyarakat Samudra Pasai ialah mazhab Syafi’i. Mazhab Syafi’i ini jugalah yang digunakan masyarakat Arab dan Mesir di kala itu. Kemudian, adanya gelar Al Malik pada setiap raja di Samudra Pasai yang serupa budaya islam di Mesir.

Teori datang Islam di Indonesia melalui Arab inilah yang mendapat paling banyak dukungan dari para sejarawan. Beberapa tokoh sejarawan yang mendukung teori ini diantaranya Van Leur, Anthony H. Johns, T.W. Arnold dan Buya Hamka. Dalam teori ini, agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan pernikahan. Khalifah Utsman bin Affan Ra. pernah mengirim delegasi ke China untuk memperkenalkan kekhalifahan Islam yang baru berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Khalifah Utsman ternyata sempat singgah di Indonesia.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 674 M, Bani Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu, para pelaut dan pedagang muslim terus berdagang. Pedagang muslim tersebut membeli hasil bumi dari negeri ini sambil terus berdakwah. Lambat laun penduduk pribumi memilih untuk memeluk agama islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, merupakan daerah yang pertama kali menerima agama Islam secara besar-besaran.

Di Aceh ini pulalah Kerajaan Islam pertama kali berdiri di Nusantara, yakni Kerajaan Samudra Pasai. Berita ini dari Marcopolo yang mengatakan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah di Aceh tahun 1345 M telah menuliskan bahwa di sana telah tersebar luas Islam.

Adapun peninggalan tertua kaum muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Terdapat sebuah kompleks pemakaman bercorak Islam, yang salah satunya adalah makam seorang muslimah bernama Fatimah binti Maimun. Pada makamFatimah tertulis angka 475 H atau 1082 M, yaitu pada zaman kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukanlah penduduk asli Indonesia, melainkan para pedagang kebangsaan Arab.

Sampai dengan abad ke-14 M, belum terdapat pengislaman secara besar-besaran terhadap penduduk Jawa. Barulah setelah abad ke-14 M, penduduk jawa banyak yang memeluk Islam secara massal. Masuknya Islam ke Jawa secara besar-besaran pada abad tersebut dikarenakan kaum muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang memadai. Masyarakat yang memeluk Islam memiliki strategi tersendiri dalam menyebarkan agama Islam. Hal ini terbukti dengan berdirinya beberapa kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia, seperti di Demak, Cirebon, Aceh dan Ternate. Para pemimpin kerajaan tersebut berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang dari Arab.

5. Teori Maritim

Teori ini berawal dari sejarawan Pakistan bernama N.A. Baloch yang berpendapat bahwa masuknya Islam di Indonesia akibat umat muslim di kala itu memiliki navigator hebat dalam penguasaan maritim. Kemudian, melalui aktivitas ini, penyebaran Islam berlangsung di sepanjang jalan laut niaga di pantai persinggahan pada abad ke-7 M. Di dalam teori ini, dijelaskan pula bahwa proses penyebaran dan perkembangan dakwah Islam di Indonesia berlangsung selama lima abad, yakni 7 M hingga 12 M.

N.A. Baloch juga menjelaskan mulai pada abad ke-13 M terjadi pengembangan dakwah Islam hingga ke pedalaman oleh masyarakat pribumi. Dakwah islam secara besar-besaran ini dimulai dari Aceh pada abad ke-9 M dan kemudian diikuti wilayah lainnya di Nusantara. Teori masuknya Islam di Indonesia yang dikemukakan N.A. Baloch ini kurang mendapatkan dukungan dari para sejarawan lainnya.

6. Antitesis Teori Islam di Indonesia

Sulit untuk menyepakati teori masuknya Islam di Indonesia mana yang paling benar. Taufik Abdullah, Sejarawan LIPI mempertanyakan teori masuknya Islam di Indonesia yang berkembang. Sejauh ini, yang diklaim sebagai bukti terawal Islam di Indonesia adalah makam Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 1082 M. Padahal itu tidak langsung membuktikan bahwa orang Islam di kala itu sudah di Islamkan. Bisa jadi makam tersebut merupakan makan pedagang Arab yang kebetulan meninggal di Gresik kala itu.

Sejarawan Azyumardi Azra juga mempertanyakan teori masuknya Islam di Indonesia yang ada, klaim dari teori yang selama ini diutarakan sebenarnya tak terbukti. Azra tak ragu kalau orang islam sudah datang di Indonesia sejak abad pertama Hijriyah. Tidak cuma orang Islam, orang Yahudi pun sudah datang ke Nusantara di kala itu. Namun, belum jelas apakah Islam hanya datang atau mengislamkan penduduk pribumi.

Azyumardi pun menyebut periwayatan penjelajah muslim, Al Ramhurmuzi dalam kitab al Hind yang ditulis sekitar 390 H (1.000 M). Di dalamnya berisi tentang kunjungan para pedagang muslim ke Kerajaan Sriwijaya. Dengan adanya orang muslim di Sriwijaya mengindikasikan islam sudah ada di Indonesia pada abad ke-10 M. Namun, posisi orang Islam kala itu masih tergolong orang asing dan belum ada indikasi penduduk lokal yang memeluk agama Islam.

Catatan penjelajah asal Maroko, Ibnu Batutah yang melawat ke Nusantara pada tahun 1345 M dan singgah di Samudra Pasai juga bisa menjadi referensi. Menurut ibnu Battutah, ketika islam masuk ke Kesultanan Samudra Pasai, mayoritas rakyatnya belum memeluk Islam. Proses islamisasi masih berlangsung pada waktu itu, Sultan masih sering berperang menghadapi mereka yang masih belum menerima islam.

Menyoal teori masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh orang Gujarat, Azyumardi membantahnya. Ada teori lain yang menurutnya lebih memungkinkan dan mudah diterima oleh akal. Dalam periwayatan Al-Ramhurmuzi misalnya, disebutkan raja Sriwijaya pernah mengirim surat kepada dua penguasa arab, Khalifah Muawiyyah bin Abi Sufyan pendiri Dinasti Umayyah (661-680 M) dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717 -720 M).

Kedua surat tersebut telah ditemukan oleh sejarawan Al-Jahiz di arsip Dinasti Umayyah. Isi surat tersebut adalah maharaja Sriwijaya meminta Khalifah berkenan mengirimkan guru untuk mengajarkan Islam di Sriwijaya. Tidak diketahui apakah masing-masing Khalifah memenuhi permintaan maharaja Sriwijaya, karena tidak ditemukan adanya bukti tersebut.

Dari surat tersebut menunjkkan bahwa para pelaut, pedatang muslim pendatang tidak memperkenalkan Islam kepada maharaja Sriwijaya. Maharaja Sriwijaya merasa perlu meminta guru yang mampu mengajarkan islam dengan baik kepadanya. Azyumardi lebih melihat peran pengembara sufi sebagai penyebar Islam di Indonesia. Kalau di jawa ada Walisongo, di wilayah timur ada tokoh Tiga Datuk. Tiga Datuk pertama kali menyebarkan islam di Nusa Tenggara Barat, setelah merasa cukup menyebarkan islam disana maka mereka berlayar ke Sulawesi.

Menurut Azyumardi, para pedagang muslim bukanlah yang mengajarkan islam kepada raja. padahal kala itu, peranan raja begitu penting dalam penyebaran paham tertentu ke rakyatnya. Terkait masuknya islam di Indonesia, Azyumardi mengajukan teori yang disebutnya dengan mata air. Menurutnya sumber datangnya ajaran islam di Indonesia berasal dari berbagai tempat seperti sumber-sumber mata air.