Ratu Tercantik di Tanah Jawa

Ratu tercantik di tanah jawaAda beberapa ratu di tanah jawa yang dikenal sebagai wanita tercantik pada masanya. Hal itu tentu saja wajar, mengingat seorang ratu merupakan pendamping raja yang memimpin ratusan ribu atau bahkan jutaan rakyatnya di kala itu. Sang raja tentu akan memilih wanita tercantik di antara rakyatnya untuk dijadikan pendamping dirinya.

Memang melacak mengenai sejarah ratu tercantik yang pernah hidup di tanah Jawa tidaklah mudah. Minimnya peninggalan sejarah, khususnya mengenai kerajaan yang ada di masa sebelum Majapahit menjadi penyebab hal tersebut. Oleh karena itu, sejarah istri-istri raja di Tanah Jawa niscaya jauh dari harapan. Pengertian lain, banyak istri raja yang tidak diketahui sejarah hidupnya secara lengkap dan rinci.

Daftar Ratu Tercantik di Tanah Jawa

Sekalipun tidak semua istri raja di tanah Jawa dapat diketahui nama dan riwayat hidupnya, namun penulis berusaha untuk menguak mengenai siapa saja yang tercantik. Berdasarkan informasi sejarah berupa prasasti, literatur dan teori-teori sejarawan dapat disimpulkan beberapa ratu di tanah Jawa berikut ini menjadi yang tercantik pada zamannya.

Ratu Shima

Ratu Shima merupakan seorang istri raja Kartikeyasingha yang menguasai Kerajaan Kalingga di tahun 648 – 674 M. Setelah raja Kartikeyasingha wafat, Ratu Shima menggantikannya sebagai pemimpin Kalingga. Pemerintahan Ratu Shima berjalan dengan sangat baik sehingga menjadikan saat itu menjadi masa kejayaan Kerajaan Kalingga. Kita disini tentu tidak akan membahas mengenai mengapa Ratu Shima bisa membuat Kalingga berjaya, tetapi lebih kepada pesona kecantikannya.

Pesona Ratu Shima sebagai salah satu yang tercantik di Tanah Jawa tidak perlu diragukan. Pasalnya sebelum menikah dengan Kartikeyasingha, ternyata ia pernah di lamar oleh dua raja lainnya. Kedua raja tersebut adalah Sri Jayanasa penguasa Kerajaan Sriwijaya dan Tersusbawa penguasa Kerajaan Galuh. Ada beberapa sejarawan yang menganggap dikarenakan sakit hati pinanganannya ditolak, Sri Jayanasa menyerang Kerajaan Malaka yang masih punya hubungan persaudaraan dengan Kalingga.

Dewi Tara

Kecantikan dewi tara sebagai salah satu ratu tercantik di Tanah Jawa, diabadikan dalam Babad Ramayana. Saking cantiknya dewi tara, di dalam Babad Ramayana disebutkan bahwa ia menjadi rebutan dua orang bersaudara Subali dan Sugriwa. Namun di dalam sejarah Kerajaan di Tanah Jawa, Dewi Tara merupakan seorang permaisuri Samaratungga. Samaratungga merupakan Raja Medang di Periode Jawa Tengah dari Dinasti Sailendra yang memerintah pada tahn 812 – 833 M.

Diketahui bahwa Dewi Tara merupakan putri Dharmasetu. Hasil perkawinannya dengan Samaratungga menghasilkan dua orang anak, yakni Balaputradewa dan Pramodhawardhani. Kelak Pramodhawardhani akan menikah dengan Rakai Pikatan, Raja Medang dari Dinasti Sanjaya.

Sri Pramodhawardhani

Sebagai anak dari Dewi Tara yang memiliki kecantikan luar biasa, wajar apabila Sri Pramodhawardhani anaknya memiliki warisan kecantikan darinya. Sri Pramodhawardhani merupakan seorang ratu yang kuat, ia memimpin Medang bersamaan dengan Rakai Pikatan suaminya. Pramodhawardhani pulalah yang menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur yang dibangun sejak era pemerintahan Samaratungga ayahnya.

Kerajaan Medang di zaman pemerintahannya juga berjalan dengan baik dan makmur dikarenakan kearifannya ketika memerintah. Sri Pramodhawardhani membebaskan pajak di beberapa desa dengan harapan penduduknya ikut merawat Candi Borobudur. Tentunya ini merupakan tindakan bijaksana dari sang dewi sehingga rakyat mereka tidak terbebani.

Dewi Laksimi

Dewi Laksimi merupakan istri dari Airlangga yang menjadi raja pertama Kerajaan Kahuripan. Dewi Laksimi pantas dijuluki sebagai salah satu ratu tercantik di Tanah Jawa. Karena kecantikannya, terjadi peristiwa berdarah disaat melangsungkan pernikahannya dengan Airlangga. Penyebab peristiwa berdarah tersebut dikarenakan Dharmawangsa Teguh ayah Dewi Laksimi menolak lamaran Haji Wurawari terhadap putrinya.

Akibat penolakan lamaran tersebut, Haji Wurawari menjadi sakit hati sehingga ia menyerang acara pernikahan Dewi Laksimi dan Airlangga. Dibantu tentara Sriwijaya, Haji Wurawari berhasil membantai hampir seluruh tamu di acara pernikahan tersebut, termasuk Dharmawangsa Teguh. Untungnya Airlangga dan Dewi Laksmi berhasil melarikan diri dan bersembunyi di Hutan Wanagiri.

Ken Dedes

Tidak bisa dipungkiri lagi, legenda mengenai kecantikan Ken Dedes di Indonesia begitu tersohor. Sosoknya begitu penting dalam sejarah kerajaan Singasari, dikarenakan kecantikannya yang menyebabkan pertumpahan darah. Konon saking cantiknya Ken Dedes, ia ditakdirkan hidup dengan karunia dan nestapa secara bersama-sama.

Selain dianugerahi fisik yang cantik jelita, tingkah laku dari Ken Dedes juga disebutkan tanpa cela. Ken Dedes disebutkan tidak pernah berperilaku buruk, walaupun hidupnya tidak selalu mulus. Ketika masih gadis, keperawanannya direnggut paksa oleh Tunggul Ametung yang membawa larinya. Saat sedang hamil tua, Ken Dedes harus rela dinikahi oleh Ken Arok yang membunuh Tunggulametung. Ken Arok yang menjadi suami keduanya kemudian terbunuh oleh Anusapati yang merupakan anak hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung.

Ken Dedes merupakan anak dari Mpu Parwa yang merupakan seorang Pertapa beragama Budha. Penguasa Tumapel, Akuwu Tunggul Ametung langsung terpersona ketika pertama kali melihat Ken Dedes. Sayangnya, Mpu Parwa tidak setuju putrinya untuk menikah dengan Akuwu Tunggulametung . Ketika Mp Parwa sedang bertapa, dibawa larilah Ken Dedes secara paksa oleh Akuwu Tunggul Ametung untuk dijadikan selirnya.

Kecewa dengan cara tidak baik yang dilakukan Tunggul Ametung, Mpu Parwa kemudian menyumpahinya. Ia berkata,”Semoga yang melarikan putriku tidak lama mengenyam kenikmatan. Semoga ia ditikam dengan keris dan direbut istrinya”. Sumpah Mpu Parwa ternyata menjadi kenyataan, dikarenakan beberapa tahun kemudian terbunuhlah Tunggul Ametung oleh Ken Arok. Ken Arok kemudian menjadikan Ken Dedes sebagai Permaisurinya ketika ia mendirikan Kerajaan Singasari.

Sin Ban Ci

Sin Ban Ci merupakan putri kerajaan Campa yang kawin dengan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Hasil perkawinan antara Prabu Brawijaya V dengan Sin Ban Ci menghasilkan seorang putra bernama Raden Patah yang kemudian menjadi Raja pertama Demak. Kecantikan Sin Ban Ci tidak bisa disepelekan, membuat Prabu Brawijaya V tergila-gila kepadanya. Konon saking jatuh cintanya terhadap istrinya yang cantik jelita tersebut, Brawijaya sampai melupakan tugas-tugas negara yang harus dilakukannya.

Atas desakan para penasehatnya, Brawijaya akhirnya harus rela mengasingkan istri tercintanya tersebut ke Palembang. Sin Ban Ci kemudian menjadi istri Arya Damar, seorang adipati yang berkuasa di sana. Memang Sin Ban Ci bukanlah seorang ratu yang berkuasa seperti beberapa nama yang telah saya sebutkan sebelumnya. Hanya saja, soal kecantikan parasnya tidak bisa kita nomer duakan sehingga menurut saya, ia pantas dimasukkan ke dalam daftar ratu tercantik di tanah jawa.