Kunyit

tanaman kunyitDalam sistem klasifikasi tumbuhan, kunyit memiliki nama latin Curcuma longa. Ia merupakan anggota genus Curcuma dan di dunia ini terdapat sekitar 40-50 spesies dari Curcuma, yang merupakan tanaman asli dari wilayah Indo-Malaysia. Tanaman ini ditemukan tumbuh tersebar dari India, Taiwan, Thailand, seluruh wilayah Malaysia sampai ke wilayah Pasifik dan Australia Utara. Beberapa literatur menyebutkan tanaman kunyit berasal dari India dan Indo-Malaysia. Konon pada tahun 77-78 SM, karena morfologi kunyit mirip dengan jahe, ahli biologi dari yunani Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus yang menyerupai jahe tetapi pahit, kelat dan sedikit pedas serta tidak beracun. Sementara itu, beberapa literatur lainnya memastikan daerah asal tanaman ini adalah Asia Tenggara. Tidak mengherankan bila tanaman kunyi disebut golongan rempah-rempah asli Asia Tenggara.

Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar tumbuh subur dan liar di sekitar hutan atau bekas kebun di seluruh daerah tropis. Dalam perkembangan selanjutnya, ia menyebar ke beberapa negara sub tropis seperti di Cina, Australia dan bahkan Afrika. Pembudidayaan tanaman kunyit meluas ke Asia Selatan, Khususnya India, Tiongkok Selatan, Taiwan, Indonesia dan Filipina. Hampir seluruh penduduk Indonesia dan India menggunakan tanaman ini, baik sebagai bumbu dapur, minuman atau jamu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Klasifikasi Kunyit

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, klasifikasi tanaman kunyit adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophuta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu, monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberacease (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : C. longa

Kerabat dekat dari tanaman kunyit diantaranya temu hitam (C. aeruginosa), temu giring (C. heyneana), temu manga (C. mangga), temu putri (C. petiolata), temu lawak (C. xanthorrhiza) dan temu putih (C. zedoaria). Di beberapa negara, kunyit mempunyai nama yang beragam, antara lain disebut curcuma, indian saffron, yellow gingger (Inggris), khuang hoang, nghe (Vietnam), kha min (Thailand), dilaw (Filipina), yu jin, jiang huang (Tiongkong) dan taamerikku (Jepang).

Morfologi Kunyit

Morfologi tanaman kunyit ditandai dengan habitas semak dan tumbuh setinggi 40 – 100 cm. Kunyit memiliki batang semu, basah, tegak, bulat yang dibentuk dari pelepah daun. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur (lanset) memanjang, memiliki 3 – 8 helai daun, ujung dan pankal daunnya runcing dengan tepi rata. Ukuran daun panjangnya 20 – 40 cm, lebar 8 – 12,5 cm, pertulangan menyirip dan berwarna hijau pucat.

Kunyit memiliki bunga majemuk, morfologi bunganya berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, pajangnya 10 – 15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih atau kekuningan. Tanaman ini menghasilkan rimpang berwarna kuning / jingga atau jingga kemerahan sampai jingga kecokelatan. Rimpang terdiri atas rimpang induk dan anak rimpang. Rimpang induk berbentuk bulat telur, disebut empu atau kunir lelaki. Anak rimpang letaknya lateran dan bentuknya seperti jari, panjang rimpang 2 – 10 cm dan berdiameter sekitar 1 – 2 cm.

Syarat Tumbuh Tanaman Kunyit

Keberhasilan budidaya tanaman merupakan interaksi antara varietas unggul dengan lingkungan tumbuh. Syarat tumbuh tanaman kunyit pada dasarnya mengangkut 2 faktor utama yaitu iklim dan tanah.

Faktor Iklim

Pada umumnya tanaman kunyit dibudidayakan di daerah dataran rendah antara 300 – 900 m dpl, namun tanaman ini dapat dijumpai di daerah dataran tinggi pada ketinggian hingga 1.600 m dpl. Meskipun demikian, produksi rimpang kunyit yang optimal dicapai di daerah dataran rendah dengan ketinggian 45 m dpl. Persyaratan iklim yang cocok untuk tanaman kunyit, di antaranya tipe iklim basah sampai dengan agak basah, yaitu tipe iklim B dan C (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan berkisar antara 1.000 – 4.000 mm/tahun, suhu udara antara 19 – 30ºC, kelembapan (rH) 70 – 90%, memiliki intensitas cahaya penuh atau tempat terbuka hingga sedikit ternaungi. Kunyit juga dapat tumbuh dibawah tegakan tanaman keras, seperti sengon, jati yang masih muda sekitar umur 3-4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30%. Bila kunyit ditanam di daerah cucah hujan < 1.000 mm/tahun, maka sistem pengairan perlu diusahakan cukup dan tertata baik. Di daerah yang airnya memadai, tanaman kunyit dapat dibudidayakan sepanjang tahun.

Faktor Tanah

Walaupun tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah, kita tetap perlu memperhatikan syarat tumbuh tanaman kunyit ini. Jenis tanah yang banyak ditanami kunyit pada umumnya tanah alluvial dan odsolik merah kuning (PMK). Tanah alluvial ditandai dengan warna tanah kelabu atau cokelat, tekstur liat atau berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50%, tidak mempunyai struktur, konsistensinya teguh, reaksi tanah beraneka, bahan organik rendah dan produktivitas rendah sampai tinggi.

Tanah podsolik merah kuning ditandai dengan solum tanah agak tebal (1-2 m), berwarna merah sampai kuning, teksturnya lempung berpasir sampai lempung berliat dengan konsistensi gembur di lapisan atas dan teguh di lapisan tanah bawah, reaksi tanah sangat masam sampai masam (pH antara 3,5 – 5) dan produktivitas tanah rendah sampai sedang. Pada tanah podsolik merah kuning yang memiliki pH rendah perlu penerapan inovasi teknologi, seperti pengapuran dan pemberian pupuk organik dalam jumlah yang cukup.

Pertumbuhan dan produksi rimpang kunyit yang optimal dapat dihasilkan dari jenis tanah lempung berpasir yang memenuhi persyaratan subur, gembur, banyak mengandung humus, aerasi dan drainase tanahnya baik serta memiliki tingkat keasaman (pH) 6-7. Pada tanah yang kurang subur perlu dilakukan inovsi pemupukan, terutama pupuk organik. Hasil penelitian dari Balittro menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dengan dossis 20 – 30 ton/hektar dapat menghasilkan 30 ton rimpang kunyit segar yang dipanen pada umur 11-12 bulan setelah tanam.

Manfaat Kunyit

Kunyit merupakan salah satu rempah-rempah yang dikenal memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tumbuh manusia. Oleh karena itu, rempah-rempah ini sering dimanfaatkan menjadi obat herbal. Salah satu manfaat dari rempah-rempah ini adalah ia telah terbukti mampu menghambat sel kanker. Hal itu dikarenakan adanya kandungan kurkummin yang mampu memblokir enzim yang memicu pertumbuhan sel kanker.

Dalam sebuah penelitian di Maryland, 21 orang yang menderita sel kanker diminta untuk mengkonsumsi dua tablet kurkumin sebesar 1.000 mg setiap harinya. Hasilnya cukup menggembirakan dimana sel kanker yang yang dimiliki mereka terbukti pertumbuhannya jauh melambat. Selain karena adanya kandungan kurkumin, sifat antioksidan yang ada di dalam kunyit juga memiliki peran yang sangat besar untuk memerangi radikal bebas. Dengan hilangnya radikal bebas di tubuh kita maka kemungkinan diri kita terkena sel kanker menjadi jauh lebih berkurang.