Jenis Pupuk

Jenis pupuk

Secara umum, jenis pupuk biasanya dibedakan menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan kimia. Pupuk merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan di dalam dunia pertanian. Pemberiannya berfungsi untuk memberikan unsur hara kepada tanaman sehingga kebutuhannya dapat tercukupi. Dengan tercukupinya kebutuhan unsur hara ini, diharapkan tanaman bisa tumbuh dengan lebih cepat dan baik sehingga hasil panennya pun semakin bagus.

Jenis Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam seperti kotoran ternak dan bahan yang berasal dari tumbuhan. Contoh pupuk organik di antaranya adalah pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu dan arang. Munculnya tren kembali ke alam, serta makin sadarnya masyarakat terhadap manfaat dari penggunaan pupuk organik menjadikan jenis pupuk ini semakin populer digunakan. Banyak varian pupuk organik yang diproses dan dikemas secara modern. Bentuknya bisa berupa cairan, serbuk atau butiran. Secara umum pupuk organik dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan jenis pupuk yang dibuat dari kotoran hewan, baik yang berupa kotoran padat maupun cair. Pupuk ini dibuat dengan cara ditimbun dalam waktu yang lama dan kadang-kadang ditambahkan bakteri untuk membantu mempercepat proses fermentasi sehingga lama-kelamaan bentuknya akan menyerupai tanah dan mengandung unsur hara yang diperlukan untuk tanaman. Adanya bakteri yang terkandung di dalam jenis pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah.

Bakteri nitrifikasi mampu membentuk nitrat yang nantinya dapat diserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan nitrogen mereka. Menurut Hutchinson (1944), pada tanah yang ditumbuhi banyak bakteri nitrit dalam 1 meter perseginya dapat dihasilkan 140-10 mg nitrit per tahun. Jadi jika di suatu tanaman struktur tanahnya sudah bagus, tanpa diberi pupuk tambahan pun sebenarnya kebutuhan unsur hara selalu disediakan oleh alam.

Pupuk Hijau

Pupuk hijau berasal dari dedaunan, terutama daun tanaman leguminosae yang ditimbun dalam tanah agar mengalami proses pembusukan sehingga berbaur dengan tanah dan mengandung unsur hara yang mampu menyuburkan tanah. Pupuk hijau memiliki kandungan nitrogen yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan pupuk kandang, akan tetapi unsur hara yang ada di dalamnya dapat terserap dengan lebih cepat oleh tanaman.

Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari jerami atau alang-alang yang diproses sedemikian rupa sehingga bahan yang tadinya mempunyai perbandingan C : N yang rendah akan berubah mendekati perbandingan C ; N yang ada di dalam tanah. Penggunaan pupuk ini sudah sering dilakukan oleh para petani sejak puluhan tahun lamanya. Kompos memang terbukti mampu menyuburkan tanah dan membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat.

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik

Pupuk organik memiliki beberapa kelebihan diantaranya mampu memperbaiki struktur tanah, memperkaya tanah dengan bahan organik dan memberikan kemampuan mikroorganisme dalam tanah untuk berkembang.

Selain adanya kelebihan tersebut, ada beberapa kekurangan yang ada di jenis pupuk ini sehingga para petani  jarang ada yang mau menggunakannya. Kekurangan tersebut diantaranya adalah sedikit mengandung unsur hara sehingga dalam penggunaannya memerlukan jumlah yang banyak, bisa membawa biji tanaman pengganggu yang mengganggu pertumbuhan tanaman utama, bisa mengandung bibit penyakit yang membahayakan, penguraiannya lambat sehingga efek positif  yang timbul akan lama dan dosis pemberiannya sukar  ditentukan.

Jenis Pupuk Kimia

Secara umum ada dua jenis pupuk kimia yang tersedia di pasaran,  yaitu  pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan jenis yang dibuat dengan satu unsur hara yang dominan. salah satu contohnya adalah urea yang di dalamnya terkandung unsur N yang dominan, ada juga jenis pupuk SP 36 dengan kandungan P yang dominan, serta KCl atau ZK dengan yang memiliki unsur K yang dominan.

Sementara itu,  didalam kandungan pupuk majemuk terdapat lebih dari satu jenis unsur. Contoh jenis pupuk majemuk adalah DAP dan Amofos yang didalamnya terkandung unsur N dan P. Pupuk  majemuk dapat pula tersusun dari 3 unsur seperti contohnya adalah Rustica Yellow dari Mutiara, keduanya memiliki kandungan N,P dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mn dan Cu.

Agar praktis, lebih baik memakai pupuk majemuk. Kandungan unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium pada pupuk majemuk yang ada di pasaran perbandingannya berbeda-beda. Besar kecilnya perbandingan itu dapat dilihat dari label kemasannya. Tulisan 20 : 10 : 10 artinya kandungan N : P : K nya 20 : 10  : 10, sehingga tepat digunakan untuk masa pertumbuhan karena kandungan nitrogennya paling tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Kimia

Seperti halnya pupuk organik, pupuk kimia juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pupuk  kimia diantaranya peruraiannya cepat sehingga efek pada tanaman dapat diketahui dengan cepat. Selain itu, dosisnya mudah ditentukan karena komposisinya sudah dibuat dalam jumlah tertentu, sesuai selera pembuatnya.

Sayangnya jenis pupuk kimia tidak mampu memperbaiki struktur tanah. Penggunaannya yang secara terus menerus juga akan merusak kesuburan tanah, sehingga dosis penggunaannya di sebuah lahan pertanian harus terus ditambahkan dari waktu ke waktu. Beberapa jenis pupuk kimia juga sangat tergantung dari impor, sehingga seringkali terjadi kelangkaan pupuk di Indonesia.

Jenis Pupuk Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, jenis pupuk dapat dibedakan menjadi 4 macam. Perbedaan bentuk ini juga berpengaruh kepada cara pemberiannya.

Pupuk  Cair

Pupuk yang berbentuk cairan biasanya diencerkan terlebih dahulu dengan air sebelum digunakan. Cara pemberian pupuk ini dilakukan dengan menyemprotkan ke bagian media tanam atau langsung ke bagian tanamannya. Agar memberikan hasil  yang maksimal, pemberian pupuk  berbentuk cairan ini harus dilakukan secara benar. Berikut ini langkah-langkah memupuk dengan pupuk berbentuk cair :

  1. Lakukan penakaran pupuk dengan jumlah yang benar, sesuaikan dengan petunjuk pakai  yang ada di kemasan. Lakukan pengukuran dengan mengambil pupuk menggunakan pipet, lalu ukur menggunakan gelas ukur.
  2. Setelah dosisnya tepat, masukkan pupuk ke  dalam wadah seperti ember, lalu tambahkan air sesuai dengan petunjuk dalam kemasan dan aduk sampai rata.
  3. Tuangkan ke dalam hand sprayer dengan hati-hati jangan sampai tumpah.
  4. Semprotkan pupuk ke bagian tanaman atau media tanam, sesuai petunjuk dalam kemasan.

Pupuk Serbuk

Pupuk  berbentuk serbuk, bentuknya mirip  tepung. Cara pemberiannya tergantung jenisnya, ada yang pemberiannya langsung ditaburkan ke dalam media tanam, dicampurkan ke dalam media tanam dan ada juga yang perlu diencerkan dengan air, kemudian disemprotkan ke media  tanam, akar ataupun bagian tanaman lainnya. berikut ini langkah-langkah memupuk dengan pupuk berbentuk serbuk.

  1. Lakukan penakaran pupuk dengan jumlah yang benar, sesuaikan dengan petunjuk pakai yang ada di dalam kemasan. Agar takarannya tepat, lakukan penakaran dengan menggunakan timbangan. Jika tidak ada timbangan,  penakaran dapat juga dilakukan dengan menggunakan sendok. Sebagai patokan, 1 sendok teh sama dengan 3 gram.
  2. Jika kadarnya telah sesuai, pupuk dapat langsung digunakan. Namun, jika penggunaannya harus diencerkan dengan air, caranya sama dengan pencampuran dan penggunaan pupuk daun.

Pupuk Tablet dan Kapsul

Pupuk jenis ini biasanya digunakan dengan cara dibenamkan ke dalam media tanam. Banyaknya pupuk yang digunakan juga harus  disesuaikan dengan petunjuk yang ada pada kemasannya.

Pupuk Berbentuk Butiran

Bentuk ini paling sering digunakan untuk pupuk slow release yang zat aktifnya akan dilepaskan perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama. Pemberian pupuk berbentuk butiran dapat dilakukan dengan dicampur atau ditaburkan di media tanam.

Jenis Pupuk Menurut Cara Pemberiannya

menurut  cara pemberiannya, pupuk dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk daun dan pupuk akar. Jenis pupuk daun diberikan dengan cara disemprot atau disiramkan ke daun, sedangkan pupuk akar diberikan dengan cara disiram atau disemprotkan ke media tanam. Untuk pupuk dalam bentuk padat (serbuk, tablet, kapsul dan butiran) dapat diberikan dengan cara dicampur dengan media tanam atau ditaburkan di sekitar media tanam.

Pupuk daun akan diserap melalui stomata daun, sedangkan pupuk akar diserap  oleh akar untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup tanaman. Yang penting untuk diingat, pupuk akar tidak boleh diberikan lewat daun karena akan merusak daun, menimbulkan bercak-bercak pada daun dan bahkan secara ekstrem bisa mematikan tanaman. Oleh sebab itu, anda perlu memahami jenis pupuk, cara penggunaannya dan fungsi dari pupuk tersebut. Sehingga nantinya tanaman anda mendapatkan efek yang positif  akibat pemberiannya.