Siapa yang tidak kenal ikan nila ? Jenis ikan ini merupakan salah satu yang paling populer di seluruh dunia. Ikan nila memiliki nilai ekonomi tinggi karena banyak yang suka memakannya. Saya sendiri hampir tiap 3 hari sekali mengkonsumsinya, karena memang rasanya yang enak dan tekstur dagingnya yang lembut. Karena tingginya permintaan terhadap ikan ini, maka dari itu upaya budidaya ikan nila dalam negeri terus dilakukan oleh banyak pembudidaya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki produksi ikan nila per tahun dalam jumlah besar. Hal itu wajar karena negeri kita memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dibandingkan negara-negara lainnya. Sayangnya, pertumbuhan produksi ikan nila kita masih sangat rendah dibandingkan pertumbuhan permintaan ikan ini. Salah satu penyebabnya adalah banyak pembudidaya yang menggunakan bibit dari jenis ikan nila non unggulan. Bibit ini memiliki kecepatan perkembangan yang rendah serta lebih rentan terkena serangan penyakit.
Table of Contents
Jenis Ikan Nila Unggulan di Indonesia
Penggunaan jenis ikan nila unggulan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendongkrak produksi ikan nila Indonesia. Mengkombinasikan teknik budidaya intensif yang modern dan penggunaan bibit dari jenis ikan unggulan membuat budidaya nila anda dapat dipanen dalam waktu 2,5 bulan. Waktu panen yang cepat ini mengakibatkan keuntungan yang bisa didapatkan oleh pembudidaya menjadi lebih besar. Berikut ini akan saya lampirkan beberapa jenis ikan nila unggulan yang ada di Indonesia.
Ikan Nila Merah Filipina
Ikan ini memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Ia merupakan ikan yang didatangkan dari Filipina pada tahun 1981. Ia merupakan hasil persilangan ikan nila merah albino betina dengan ikan nila hitam jantan. Pada awal didatangkan dari Filipina, kualitas ikan ini sangatlah baik. Banyak pembudidaya ikan nila mendapatkan keuntungan yang sangat besar akibat menggunakan bibit ikan ini. Menurut para pelaku usaha budidaya ikan ini, kualitas bibit yang ada pada saat itu bisa dibilang yang terbaik yang pernah mereka pakai.
Sayangnya, saat ini bibit ikan nila merah Filipina yang ada di Indonesia kebanyakan sudah bukan strain murni. Mereka mengalami penurunan kualitas akibat disilangkan dengan indukan lain dengan kualitas kurang bagus. Selain itu, adanya inbreeding (perkawinan dengan saudara) mengakibatkan gen unggul yang dimiliki jenis ikan ini menjadi hilang.
Upaya perbaikan gen ikan ini di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1998 hingga 2002. Hasilnya adalah terjadi perbaikan kualitas bibit setelah dilakukan pemuliaan sifat jenis ikan ini. Walaupun, kualitas jenis ikan nila merah Filipina yang telah diperbaiki ini tak sebaiknya dengan bibit yang diimpor dari Filipina pada tahun 1981.
Ikan Nila Best
Jenis ikan nila ini merupakan hasil pemuliaan yang dilakukan oleh Tim Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor. Ia dianggap sebagai salah satu varietas nila terbaik yang ada di Indonesia. Ikan nila best mampu menghasilkan 1.500 – 2.800 butir ekor per induknya, jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan varietas nila lainnya. Selain kemampuan reproduksinya yang tinggi, ia juga tumbuh dengan cepat. Dalam waktu 40 hari, larva ikan ini mampu tumbuh hingga mencapai 90 kali lebih besar. Hal itu jauh lebih cepat dibandingkan bibit ikan non unggul yang sering digunakan peternak, dimana bibit nila non unggul biasanya dalam 40 hari hanya mampu berkembang sebesar 15-20 kali lipat.
Ikan nila best juga memiliki ketahanan terhadap berbagai kondisi lingkungan, diantaranya masalah salinitas. Ia masih dapat hidup dengan baik pada air dengan tingkat salinitas 15 ppt. Jenis ikan nila lain seperti ikan nila hitam dari Kuningan atau ikan nila merah lokal dari Bogor, pada tingkat salinitas 15 ppt biasanya sudah akan mati. Ketahanan terhadap tingkat salinitas ini menjadi penting, karena seperti yang kita tahu kebanyakan air budidaya ikan nila akan menjadi keruh akibat kotoran yang dihasilkan ikan. Jika ikan tahan terhadap salinitas yang tinggi, maka pembudidaya tidak perlu mengganti air kolam terlalu sering.
Ikan ini juga tahan terhadap berbagai serangan penyakit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Bogor, ikan nila Best memiliki tingkat ketahanan terhadap serangan Streptococcus 140% lebih baik dibandingkan jenis ikan nila non unggulan. Pada kolam yang dimasukkan penyakit Streptococcus ke dalamnya, 57,5% ikan nila Best dapat bertahan hidup hingga panen, sedangkan pada jenis ikan non unggulan ikan nila yang masih bertahan hidup hingga panen adalah sekitar 37,5%.
Ikan Nila Srikandi
Srikandi merupakan singkatan dari Salinity Resistant Improvement from Sukamandi, ikan ini dihasilkan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi pada tahun 2012. Ia merupakan ikan hasil persilangan antara ikan nila Nirwana betina dengan ikan nila biru jantan. Sehingga wajar jika nila Srikadi dianggap merupakan upgrade dari varietas ikan Nirwana yang diproduksi oleh Balai Pengembangan Benih Ikan Purwakarta pada tahun 2006.
Srikandi dianggap memiliki 2 sifat unggul dari kedua leluhurnya, ia memiliki kecepatan tumbuh yang cepat seperti yang dimiliki nila Nirwana. Selain itu, Srikandi juga memiliki toleransi yang tinggi saat dibudidayakan di perairan payau seperti yang dimiliki ikan nila biru. Dengan sistem budidaya intensif, bibit srikandi berukuran 1,5 – 2 gram dapat tumbuh hingga memiliki berat sekitar 400-500 gram per ekornya dalam waktu 2,5 bulan. Bobot sebesar itu sudah cukup untuk dipanen memenuhi kebutuhan ikan nila di warung-warung makan.
Ikan Nila Nirwana 2
Ikan Nirwarna 2 (Nila Ras Wanayasa) merupakan hasil upgrade dari ikan nila Nirwarna 1. Keduanya merupakan varietas unggul yang dihasilkan oleh Balai Pengembangan Benih Ikan Wanayasa. Ikan ini memiliki kecepatan tumbuh 15% lebih cepat dibandingkan generasi pertamanya. Kecepatan tumbuh ikan ini memang tidak sebaik 3 jenis ikan unggulan yang telah saya ulas sebelumnya. Nila nirwana 2 dapat tumbuh dengan berat sekitar 400-500 gram dalam waktu 3 bulan.
Keunggulan dari ikan ini adalah saat bertelur sekitar 75% telurnya akan menetas menjadi ikan jantan. Varietas ikan nila lainnya biasanya hanya akan menghasilkan pejantan sebesar 40-50%. Ikan jantan memiliki kecepatan tumbuh 50% lebih cepat dibandingkan nila betina. Selain itu, ikan ini memiliki ukuran kepala yang kecil, tetapi ukuran badannya besar dan lebar. Sehingga, daging yang ada didalamnya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya. Nirwana 2 juga relatif tahan terhadap serangan bakteri Streptococcus, bakteri ini merupakan salah satu penyakit yang paling diwaspadai pembudidaya. Banyak budidaya ikan nila yang gagal diakibatnya serangan Streptococcus yang menyebabkan kematian ikan diatas 50%.