Harimau sumatera merupakan salah satu hewan yang terancam punah, populasinya saat ini diprediksi kurang dari 400 ekor. Hewan yang memiliki nama latin Panthera tigris sumatrae ini pun dimasukkan ke dalam daftar hewan kritis (critically endangered) oleh IUCN. Ada banyak hal yang menjadi penyebab kelangkaan harimau sumatera, yang utama tentunya akibat berkurangnya luas hutan akibat perilaku manusia.
Provinsi Riau menjadi salah satu tempat dimana harimau sumatera masih bisa ditemukan di habitat alaminya. Di provinsi ini diperkirakan terdapat sekitar 100an harimau yang hidup di hutan. Tren populasinya di alam liar pun saat ini terus menurun, apalagi saat ini banyak sekali konflik yang terjadi antara manusia dan hewan ini. Saat ini cara melestarikan harimau sumatera yang paling memungkinkan untuk menjaga populasinya adalah melalui penangkaran.
Table of Contents
Mengenal Harimau Sumatera
Harimau sumatera diperkirakan merupakan hasil evolusi hewan pemangsa purba Miacids yang hidup pada zaman Cretaceous (70-65 juta tahun lalu). Harimau kemudian berkembang di sekitar Siberia dan China sebelum menyebar ke seluruh dunia, termasuk salah satunya ke Indonesia. Awalnya di Indonesia terdapat 3 jenis harimau yaitu Harimau Jawa, Bali dan Sumatera akan tetapi kedua jenis yang disebutkan di awal tersebut saat ini telah punah. Oleh sebab itu, kita perlu menjaga Harimau Sumatera dari kepunahan mengingat ia kini menjadi satu-satunya harimau yang masih ada di negeri kita.
Harimau sumatera merupakan subspesies harimau yang memiliki ukuran paling kecil, dengan panjang rata-rata pejantan dewasa sekitar 250 cm. Corak tubuhnya memiliki warna yang paling lengkap dibandingkan saudara satu spesiesnya. Di tubuhnya terdapat pola hitam berukuran lebar dengan jarak rapat dan kadang kala menempel. Harimau sumatera juga memiliki lebih banyak jenggot dan surai, dibandingkan saudara satu spesiesnya. Ukuran tubuh hewan ini yang kecil memudahkannya dalam menjelajahi hutan, ia juga merupakan hewan yang dapat berenang dengan cepat. Ia seringkali memburu hewan yang sedang berada di perairan, terutama ketika hewan buruannya tersebut berenang dengan lambat.
Penyebab Kelangkaan Harimau Sumatera
Bisa dikatakan penyebab kelangkaan harimau sumatera mayoritas akibat perilaku manusia. Oleh sebab itu, dengan mengedukasi masyarakat tentang permasalahan ini diharapkan akan terjadi perubahan perilaku agar bisa secara bersama-sama melestarikan hewan ini. Beberapa hal yang menjadi penyebab kelangkaan harimau sumatera tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Hilangnya Habitat
Tidak bisa disangkal lagi, hutan sebagai habitat alami harimau sumatera saat ini jumlahnya terus berkurang. Ini menjadi penyebab utama kelangkaan harimau sumatera yang sangat sulit untuk dikontrol. Hingga saat ini, jumlah hutan yang dialih fungsikan justru semakin bertambah setiap waktunya. Tentunya semakin berkurangnya jumlah hutan yang ada ini akan membuat ruang gerak harimau sumatera semakin sempit. Akibatnya maka akan terjadi konflik antara hewan buas ini dengan manusia yang tidak bisa dihindari lagi.
Konflik ini saat ini sudah seringkali terjadi, banyak manusia yang tinggal di sekitar hutan dimangsa oleh harimau sumatera. Mau gimana lagi, sebagai hewan karnivora yang berukuran besar tentunya harimau membutuhkan makanan dalam jumlah banyak. Akibat banyaknya hutan yang ditebang ataupun yang diubah menjadi perkebunan kelapa sawit membuat ekosistem hutan menjadi terganggu. Hal ini membuat hewan-hewan yang biasanya menjadi santapan harimau menjadi berkurang populasinya.
Ketika harimau mencari makanan, maka manusia yang dilihat menjadi incaran si harimau untuk menuntaskan rasa lapar yang dimilikinya. Apalagi saat ini di Sumatera khususnya Provinsi Riau, banyak sekali aktivitas manusia di perkebunan kelapa sawit yang letaknya bersebelahan dengan hutan. Adanya aktivitas manusia ini tentunya juga membuat harimau kehilangan tempat untuk hidup tenang dan berkembang biak.
Sayangnya, faktor ekonomi sepertinya lebih di nomor satukan oleh pemerintah Indonesia dibandingkan kelestarian lingkungan dan satwa yang ada. Ini dibuktikan dengan selalu meningkatnya jumlah hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan, walaupun sebenarnya sudah banyak efek buruk yang terlihat akibat alih fungsi ini. Maka dari itu faktor kerusakan habitat ini menjadi penyebab utama kelangkaan harimau sumatera sekaligus yang paling sulit untuk diatasi.
Perburuan Liar
Perburuan liar menjadi salah satu penyebab lain dari kelangkaan hewan buas ini. Walau hewan ini telah masuk sebagai salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia tetapi masih banyak juga yang nekat memburunya.
Ada 3 sebab yang menjadikan perburuan harimau banyak dilakukan oleh manusia. Pertama untuk hobi karena memburu harimau dianggap sebagai salah satu ajang meningkatkan kemampuan manusia untuk melawan predator. Ketika ia berhasil memburu harimau maka ia menjadi bangga, tentu saja ini merupakan sebuah pemikiran yang tidak bisa dibenarkan.
Sebab lain terjadinya perburuan harimau adalah karena hewan ini dianggap sebagai simbol kekuasaan. Banyak orang yang dalam pikirannya menganggap dengan memiliki harimau atau bagian tubuh harimau, berarti dia dianggap sebagai orang berkuasa. Dengan pikiran yang seperti itu tentunya orang tersebut akan berusaha memburu harimau yang kemudian untuk dipamerkan.
Sebab terjadinya perburuan harimau sumatera adalah karena motif ekonomi, seperti penjualan harimau hidup atau bagian tubuhnya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, banyak orang yang menganggap harimau sebagai simbol kekuasaan. Ada juga yang beranggapan bagian tubuh harimau dapat dijadikan jimat, sehingga permintaan bagian tubuh harimau menjadi tinggi. Bagian tubuh harimau seperti taring, kuku dan kulit menjadi sebuah komoditas yang memiliki harga jutaan rupiah.
Perdagangan Ilegal
Hingga saat ini perdagangan ilegal harimau sumatera masih banyak ditemukan, meskipun memang sudah berkurang jumlahnya. Masyarakat Indonesia perlu bekerja sama dengan aparat hukum untuk bisa mengurangi ruang gerak perdagangan ilegal ini. Jika masyarakat menemukan ada yang menjual bagian tubuh hewan ini, seharusnya langsung melaporkannya ke aparat sehingga bisa ditindaklanjuti.
Jika perdagangan ilegal hewan ini bisa ditumpas sampai akar-akarnya, tentu saja motif ekonomi yang menjadi salah satu sebab adanya perburuan hewan langka ini bisa menjadi bisa dihilangkan. Faktor penyebab kelangkaan harimau sumatera satu ini seharusnya yang paling bisa cepat dihilangkan. Bagaimanapun juga harga bagian tubuh harimau, tidak seberharga kelestariannya.
Pemelihara tak bertanggung jawab
Ada banyak orang yang memelihara harimau sebagai hewan peliharaannya, baik itu secara legal maupun ilegal. Akan tetapi dari sebagian pemelihara tersebut, ternyata yang tidak bertanggung jawab sehingga akhirnya harimau tersebut menjadi mati. Apalagi seharusnya pemelihara harimau sumatera ini, paling tidak memiliki sepasang harimau agar nanti bisa dikembangbiakan dan nantinya menghasilkan anakan.
Pemelihara yang hanya memiliki satu ekor harimau saja tentu tidak bisa dibenarkan. Jika banyak yang memelihara satu ekor harimau saja, maka hewan ini tidak bisa berkembang biak yang menyebabkan jumlah populasinya secara keseluruhan semakin berkurang. Apalagi ada juga yang dalam memelihara hewan ini tidak sesuai dengan protokol yang benar seperti kurang perhatian, kurang makan dan penanganan medis yang kurang cermat.
Itulah beberapa faktor yang menjadi penyebab kelangkaan harimau sumatera yang perlu kita antisipasi. Harusnya keempat faktor diatas bisa diatasi apabila pemerintah dan masyarakat mau bersama-sama melindungi hewan buas ini. Akan tetapi karena permasalahan ekonomi yang menyebabkan alih fungsi hutan terus terjadi setiap tahunnya.