Dampak pencemaran udara bagi lingkungan sungguh luar biasa. Polutan dapat mengakibatkan iritasi pada mata, mengganggu fungsi paru-paru serta mematikan pohon dan tanaman pangan. Gas yang berbahaya tersebut biasanya berhubungan erat dengan konsentrasi ozon di lapisan bawah atmosfer.
Kandungan polutan biasanya mencapai maksimal apda sore hari yang panas, sehingga menjadi penyebab utama gangguan mata dan pernapasan. Orang yang menderita biasanya yang berpenyakit asma atau gangguan pernapasan lainnya. Orang yang sehat akan menderita gangguan mata dan pernapasan bila berolah raga di ruangan terbuka sejak pukul 11.00 pagi sampai 16.00 sore. Semakin panas udara, semakin tinggi pula kandungan gas polutan yang dapat merusak tubuh kita.
Table of Contents
Pengaruh Iklim dan Topografi Terhadap Pencemaran Udara
Berat atau ringannya suatu pencemaran udara di suatu daerah sangat bergantung pada iklim lokal, topografi, kepadatan penduduk, banyaknya industri yang berlokasi di daerah tersebut, penggunaan bahan bakar dalam industri, suhu udara panas di lokasi dan kesibukan transportasi. Dalam suatu daerah yang tinggi lokasinya dari permukaan laut (pegunungan), curah hujan akan membantu proses pembersihan udara. Di samping itu, angin yang kencang dapat pula menyapu polutan udara ke daerah lain yang lebih jauh.
Tempat yang tinggi seperti gedung bertingkat di pekotaan dapat menghambat tiupan angin dan mencegah terjadinya pengenceran kandungan udara polutan sehingga udara kotor masih mencemari udara kota. Pada waktu siang hari, sinar matahari menghangatkan udara di permukaan bumi. Udara panas tersebut akan merambat ke atas sehingga udara yang mengandung polutan di permukaan bumi akan terbawa ke atas, ke dalam troposfer. Udara bertekanan tinggi akan bergerak ke udara yang bertekanan rendah sambil membawa udara polutan tersebut, sehingga pencemaran udara di lokasi tersebut akan berkurang.
Kadangkala akibat pengaruh cuaca. seperti awan menutupi matahari, tetapi tidak terjadi hujan sehingga udara dekat permukaan bumi menjadi lebih dingin daripada di atasnya. Dalam kondisi tersebut, pada daerah yang dilingkungi bukit, udara polutan tidak dapat bergerak ke atas sehingga terjadi pencemaran udara di lokasi tersebut.
Keadaan di mana udara di atas lebih hangat daripada udara dibawahnya disebut temperatur inversi atau termal inversi, yang terjadi pada suatu kota yang dilingkungi oleh bukit atau gunung. Biasanya lingkunga perkotaan yang seperti ini tingkat pencemaran udaranya sangat tinggi.
Dampak Pencemaran Udara Berupa Deposit Asam
Bila pembangkit listrik beroperasi, maka dari pembakaran batubara dan minyak bumi akan keluar emisi dalam jumlah besar. Pabrik dan pembangkit tenaga lisrik biasanya mengeluarkan SO2 sampai 90-95% dan NO2 57%, sedangkan 60% emisi SO2 dibebaskan dari cerobong asap yang tinggi dan dibuang ke udara sehingga terbawa angin kemana-mana.
SO2 dan NO merupakan salah satu polutan yang mengakibatkan pencemaran udara dengan dampak yang besar. Bahan kimia tersebut akan bereaksi di udara membentuk polutan sekunder seperti NO2, asam nitrat, butiran asam sulfat dan garam nitrat serta sulfat. Polutan tersebut kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam, embun asam dan partikel asam. Bahan kimia yang berbentuk gas akan diabsorbsi oleh daun tanaman. Kombinasi deposit kering, basah atau bentuk asam yang diserap tanaman tersebut disebut deposit asam dan air yang jatuh dari udara disebut hujan asam. Deposit asam juga dapat terbentuk dari emisi NO dan SO dari asap kendaraan di daerah perkotaan.
Air hujan secara alamiah mempunyai derajat keasaman sekitar 5,6. Akan tetapi diakibatkan deposit asam yang ada di udara menyebabkan air hujan memiliki tingkat keasamaan dibawah 5,6. Air hujan yang asam ini mempunyai dampak negatif terhadap makhluk hidup, terutama jika pHnya mencapai dibawah 5,1. Kerusakan yang ditimbulkan akibat deposit asam ini diantaranya :
- Merusak monumen, patung, bangunan, bahan logam dan mobil.
- Membunuh ikan, tanaman air dan mikroorganisme yang hidup dalam sungai dan danau.
- Mengurangi daya reproduksi beberapa jenis ikan, seperti ikan salmon pada pH dibawah 5,5.
- Membunuh dan menghambat daya reproduksi beberapa jenis plankton.
- Mengganggu sirkulasi nitrogen dalam danau.
- Membunuh pohon, terutama jenis pohon cemara karena mengakibatkan berkurangnya unsur hara tanah seperi Ca, Na dan K.
- Merusak akar pohon dan kematian beberapa jenis ikan karena terbebasnya ion logam beracun seperti Al, Pb, Hg dan Cd dari tanah dan sedimen.
- Makin lemahnya daya tahan pohon sehingga peka terhadap serangan penyakit, serangga, kekeringan dan jamur.
- Menghambat pertumbuhan tanaman pangan, sayuran seperti tomat, kedelai, kacang, bayam, wortel, brokoli dan tanaman kapas.
- Meningkatkan populasi mikroorganisme seperti giardia, protozoa yang menyebabkan diare.
- Terjadinya erosi logam beracun seperti tembaga dan timbal di kota dan perumahan melalui pipa air ke dalam air minum.
- Menyebabkan penyakit pernapasan pada orang atau ibu hamil sehingga banyak bayi lahir prematur dan meninggal.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lapisan Ozon
Bahan kimia untuk proses pendingin ruangan (AC) ialah Klorofluorokarbon (CFC) atau yang populer dengan nama freon. Bahan ini sangat stabil, tidak berbau, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan bahkan tidak korosif sehingga baik untuk pendingin ruangan dan refrigator (kulkas). Bahan kimia ini juga dipergunakan untuk sterilisasi sebagai aerosol di rumah sakit, untuk membuat busa plastik, dan sebagainya. Sejak selesai perang dunia kedua (1945), penggunaan beberapa jenis CFC dipakai secara luas sehingga diproduksi secara besar-besaran di Amerika Serikat.
Dengan dipergunakannya bahan kimia yang sangat menguntungkan tersebut secara besar-besaran maka CFC bocor ke udara, misalnya penyemprotan ruangan, kebocoran kulkas dan air conditioner serta pembakaran busa plastik. Dengan demikian, CFC terbebas ke udara dan bergerak ke lapisan stratosfer. Ternyata di dalam lapisan statosfer ini, dibawah pengaruh radiasi sinar ultraviolet berenergi tinggi, bahan tersebut terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat pemecahan ozon menjadi gas oksigen (O2). Diperkirakan satu atom klor dapat mengurangi 100.000 molekul ozon. Disamping itu, gas dari rumah kaca da beberaa atom lainnya seperti bahan yang mengandung bromium (Br), yang disebut halon ikut juga memperbesar pemecahan ozon tersebut.
Pada tahun 1988, Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa dampak pencemaran udara yang ada di lapisan statosfer menyebabkan lapisan ozon berkurang hingga 3% di atas Amerika Utara, Eropa, Cina dan Jepang sejak tahun 1969. Kemudian di tahun yang sama para peneliti merasa terkecut karena setiap tahunnya ozon di lapisan statosfer menurun sampai 50% di atas antartika. Hal itu mengakibatkan terbentuknya lubang ozon di kutub utara, yang pada tahun 1987 lubang ozon tersebut melebar dari antartika sampai ke benua Amerika.
Pengaruh Lubang Ozon Terhadap Kehidupan
Dengan berkurangnya lapisan ozon dalam statosfer yang menjadi salah satu dampak pencemaran udara, maka radiasi sinar ultraviolet lebih banyak sampai ke permukaan bumi. Badan proteksi lingkungan (EPA) memperkirakan setiap 5% ozon yang berkurang akan menyebabkan gangguan terhadap makhluk hidup berikut ini :
- Lebih banyak kanker sel basal dan sel squamous.
- Lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang sering berakibat fatal dan menyebabkan kematian tiap tahunnya.
- Menaikkan kasus katarak pada mata, kulit terbakar matahari dan kanker mata pada sapi.
- Menghambat daya kebal (imunitas) pada manusia sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit.
- Peningkatan kasus kerusakan mata akibat asap fotokimia.
- Penurunan produksi tanaman panga seperti beras, jagung dan kedelai.
- Kerugian mencapai 2 miliar dolar setiap tahunnya karena pembakaran plastik dan material polimer.
- Kenaikan suhu udara (pengaruh gas rumah kaca) karena terjadinya perubahan iklim, penurunan produksi pertanian dan kematian hewan liar yang dilindungi.
Oleh karena sangat seriusnya akibat yang ditimbulkan pencemaran udara ini, maka kita harus dengan serius berusaha menanggulanginya diantaranya adalah dengan tidak menggunakan CFC lagi. Selain itu, kita juga harus menekan pengeluaran gas karbon ke angkasa dengan cara mengurangi menggunakan kendaraan bermotor, menghemat listrik dan tidak membakar sampah.