Prenjak merupakan salah satu jenis burung kicau berukuran kecil yang banyak diminati di Indonesia. Burung ini didalam taksonomi hewan dikelompokkan kedalam dua famili yaitu famili Sylviidae dan Cisticolidae. Kedua famili itu memiliki banyak kesamaan diantaranya adalah sebagai berikut :
- Memiliki tubuh berukuran kecil, dengan panjang sekitar 10- 15 cm.
- Tubuhnya ramping dan berekor panjang.
- Memiliki suara yang nyaring dan seringkali berkicau secara tiba-tiba.
- Hidup berkelompok, indukan burung ini akan merawat anaknya sampai usia dewasa.
Table of Contents
Jenis Burung Prenjak di Indonesia
Di Indonesia terdapat 5 spesies burung perenjak yang masing-masing memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri .Mereka biasanya dapat ditemukan di daerah pekarangan, sawah, kebun ataupun semak belukar. Di sana mereka secara alami akan memangsa ulat dan serangga lainnya. Hal itulah yang membuat petani merasa bersyukur dengan kehadiran burung ini karena dapat membantu mengatasi serangga hama yang menyerang budidaya pertanian mereka.
Beberapa jenis burung prenjak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
Burung Prenjak Merah
Burung yang bernama latin Orthotomus ruficeps ini merupakan jenis burung prenjak yang paling banyak dicari karena dianggap memiliki kicauan paling rajin. Kebanyakan prenjak merah bulu tubuhnya terdiri dari tiga warna, yaitu kombinasi warna oranye, abu-abu dan putih walaupun ada juga yang hanya memiliki dua warna yaitu abu-abu dan oranye. Pada bagian kepalanya bulunya berwarna oranye, sedangkan pada bagian sayap, ekor dan tubuh bagian atasnya berwarna abu-abu. Warna bulu dibagian bawah tubuh burung ini ada yang berwarna abu-abu ataupun putih.
Kakinya sangat tipis dan rapuh sehingga seringkali saat burung ini mendarat kakinya patah. Walaupun ia merupakan burung karnivora, burung prenjak merah memiliki paruh yang panjang dan lancing, mirip seperti paruh burung pemakan nektar. Salah satu makanan kesukaannya adalah jangkrik dan kroto, ia juga bisa diberi makan pelet.
Burung pejantan memiliki ukuran badan yang lebih besar daripada betina. Selain itu, dari segi warna burung jantan lebih cerah dan terdapat semburat merah di kepalanya. Pejantan biasanya bergerak lebih agresif dan lebih rajin berkicau. Oleh karena itu, jika anda ingin memelihara untuk dilatih kicauannya maka pilihlah burung pejantan karena serajin apapun anda melatih burung prenjak betina kicauannya tetap akan kalah dengan pejantan.
Burung Prenjak Jawa
Burung ini memiliki nama latin Prinia familiaris dan merupakan anggota famili Cisticolidae. Orang inggris menyebut burung ini dengan nama barwinger Prinia. Mayoritas bulu tubuhnya berwarna kecokelatan. Pada bagian dada dan tenggorokannya berwarna putih, bulu perut dan sedikit di pantannya berwarna kekuningan sedangkan pada bagian samping dada dan paha berwarna abu-abu. Di bagian sayapnya terdapat dua garis putih. Prenjak jawa memiliki paruh yang runcing, berwarna kehitaman pada bagian atasnya dan kekuningan pada bagian bawahnya. Kakinya tipis dan rapuh yang berwarna kemerahan. Burung ini memiliki ekor yang panjang, berwarna hitam dan putih pada ujungnya.
Burung prenjak jawa merupakan burung endemik yang hanya terdapat di Indonesia, khususnya di pulau Sumatera, jawa dan Bali. Mereka hidup di dataran rendah hingga dataran tinggi mencapai ketinggian 1.500 m dpl. Mereka biasanya hidup di daerah hutan sekunder, hutan bakau, daerah pedesaaan, taman kota ataupun pekarangan warga. Di habitatnya ini mereka akan mencari berbagai jenis serangga yang ada di permukaan tanah ataupun di pepohonan untuk dimakannya. Burung ini membuat sarang dari anyaman rerumputan dan serat kayu yang dibentuk seperti bola.
Populasi burung ini sudah sangat berkurang jauh jika kita bandingkan pada tahun 90an. Pada tahun-tahun tersebut, burung ini masih banyak terlihat terbang bebas di alam bersama burung gereja dan pipit. Sayangnya akibat perburuan manusia yang berlebihan, saat ini ia sudah jarang bisa terlihat di alam liar. Padahal, burung ini cukup sulit untuk dikembangbiakan secara buatan oleh manusia. Banyak peternak yang gagal untuk menangkarkan burung ini, salah satu sebabnya karena mereka tidak mau kawin jika tidak dengan pasangan pertamanya. Oleh karena itu, kita harus berusaha menjaga kelestarian burung ini dengan cara tidak memburunya.
Burung Prenjak lumut
Burung yang memiliki nama latin Orthotomus sutorius ini merupakan anggota dari famili Sylviidae. Ia di Indonesia dikenal juga dengan sebutan Cinenen pisang. Sedangkan orang inggris menyebutnya dengan sebutan Tailorbird, hal itu dikarenakan jenis burung prenjak ini suka menjahit dedaunan yang kemudian digunakan sebagai sarangnya.Prenjak lumut memiliki ukuran tubuh yang kecil, panjangnya hanya sekitar 10 cm saja.
Bulu kepalanya terdiri dari tiga warna, pada bagian dahinya berwarna kemerahan, pada bagian samping dan bawah kepala berwarna abu-abu dan bulu alisnya berwarna kuning. Pada bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan tengkuknya berwarna abu-abu. Bulu pada bagian punggung, sayap dan ekornya berwarna hijau lumut, hal itulah yang menyeabkan burung ini disebut dengan prenjak lumut.
Burung ini memiliki mata berwarna kuning pucat, sedangkan paruh, kaki dan cakarnya berwarna kecokelatan. Burung jantan dan betina dibedakan dari bulu ekornya, dimana bulu ekor pejantan di bagian tengahnya akan memanjang.
Ia termasuk burung yang lincah bergerak, di habitat aslinya prenjak lumut sering melompat dari satu ranting ke ranting lain secara berpasangan. Mereka merupakan burung pemakan serangga, belalang, ulat dan laba-laba yang ada di pohon merupakan makanan kesukaannya. Sarangnya berada di semak belukar yang dibuatnya dari menjahit dedaunan yang ada disekitarnya.
Persebaran burung ini ada di daerah asia, ia dapat ditemukan di India, Cina, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, Prenjak lumut banyak ditemukan di pulau jawa. Karena populasinya yang melimpah dan harga jualnya yang murah, membuatnya banyak dipelihara oleh orang yang baru mencoba memelihara burung kicau.
Burung Prenjak Cokelat
Burung yang bernama latin Prinia polychroa ini sering kira prenjak padi ataupun prenjaw jawa. Hal itu dikarenakan ketiganya memiliki warna dasar yang samam yaitu kecokelatan. Prenjak cokelat memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan jenis burung prenjak lainnya, yaitu panjangnya sekitar 15 cm. Mayoritas tubuhnya berwarna cokelat, dengan sedikit corak berupa coretan atau bintik yang berwarna hitam. Ekornya panjang dan di bagian ujungnya berwarna putih.
Burung ini sangat mirip dengan prenjak padi, perbedaan keduanya adalah pada prenjak cokelat warnanya bulu bagian punggungnya lebih tua. Selain, itu jumlah coretan pada prenjak cokelat lebih banyak dibandingkan prenjak padi. Kicauan burung ini kurang gacor, sehingga jarang orang memeliharanya. Walau begitu, ternyata ia merupakan salah satu hewan yang memiliki resiko punah di dalam daftar IUCN.
Burung Prenjak Padi
Prenjak padi memiliki nama latin Prinia inornata, ia merupakan salah satu anggota famili Cisticlidae. Burung ini banyak ditemukan pada daerah rawa-rawa dan persawahan. Ia memiliki ukuran tubuh dengan panjang 15 cm, hal itu membuatnya menjadi salah satu jenis burung prenjak terbesar bersama dengan prenjak sawah. Keduanya juga memiliki morfologi fisik yang hampir sama, perbedaan keduanya yang paling menonjol adalah pada coretan di tubuhnya.
Burung ini memiliki paruh yang berwarna cokelat pada bagian atasnya dan kemerahan pada bagian bawahnya. Irisnya berwarna cokelat terang dan kaki kekuningan. Mayoritas bulu tubuhnya berwarna cokelat keabu-abuan, sedangkan pada pada bagian bawah bulu tubuhnya berwarna putih kusam.
Prenjak padi hidup secara berkelompok, ia seringkali terlihat terbang secara berkelompok di angkasa. Saat beristirahat di ranting pohon pun, mereka akan berkicau bersahut-sahutan seperti sedang bernyanyi dan bergembira. Sayang populasi burung ini sudah cukup berkurang jauh, sehinggu IUCN memasukkannya ke dalam daftar burung yang memiliki resiko kepunahan.