Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai tanaman pegagan. Mungkin diantara anda ada yang belum mengetahui mengenai tanaman ini, padahal ia telah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat, baik itu di Indonesia maupun di luar negeri. Contoh saja di Australia, di benua kangguru ini pegagan dikenal sebagai obat anti pikun dan juga anti stress.
Table of Contents
Klasifikasi Pegagan
Tanaman pegagan merupakan anggota Famili Apiacea dan Ordo Apiales. Ordo Apiales dapat diidentifikasi dari bunga majemuknya yang berbentuk seperti payung (Umbrella). Umumnya anggota ordo ini memiliki batang basah dan tanpa stipula. Di dalam batangnya ini sering kali terdapat saluran minyak atau harsa. Famili Apiacea merupakan satu-satunya famili didalam Ordo Apiales, sehingga keduanya memiliki ciri-ciri yang sama. Selain pegagan, anggota kelompok ini diantaranya seledri, wortel, dan adas.
Klasifikasi Pegagan secara lengkap adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisi : SPermatophyta (berbiji)
Divisi : Magnoliophuta (berbunga)
Subkelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica
Morfologi Pegagan
Pegagan termasuk jenis tanaman perdu berbunga yang tumbuh menjalar pada tanah, sehingga sering digunakan sebagai tanaman penutup tanah. Struktur morfologi tanaman pegagan terdiri atas :
- Buah
Buahnya berukuran kecil,berbentuk lonjong dengan ukuran sekitar 2-2,5 mm. Buahnya mengeluarkan aroma wangi, namun rasanya pahit. - Bunga
Morfologi bunga pegagan merupakan salah satu ciri khas dari ordo Apiales. Bunganya tersusun dalam sebuah karangan yang bentuknya seperti payung. Bunganya muncul dari ketiak daun. Tangkai bunga berukuran sangat pendek, sekitar 5-50 mm. - Daun
Pegagan memiliki helaian daun yang bentuknya menyerupai ginjal atau kaki kuda, sehingga tidak heran ada yang menamakannya daun tapak kuda. Helaian daunnya merupakan daun tunggal yang memiliki tangkai panjang. Pinggir daun bergerigi dengan penampang sekitar 1-7 cm. - Batang
Pegagan biasa disebut sebagai herba menahun tanpa batang. Namun, tanaman ini memiliki rimpang pendek yang merupakan perwujudan batang sekaligus sebagai sarana penyimpan makanan yang berada di dalam tanah. Selain itu, pegagan juga memiliki stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-80 cm. - Akar
Akar muncul pada setiap bonggol stolon. Bagian tersebut selanjutnya akan berkembang menjadi tanaman baru. Hal itu ditandai dengan terbentuknya rimpang dan munculya daun pada bagian yang sama.
Jenis Pegagan di Indonesia
Ada 6 jenis pegagan yang dapat ditemukan di Indonesia, antara lain :
- Pegagan merah (antanan kebun)
Tanaman ini dikenal juga dengan nama antanan batu. Hal tersebut dikarenakan jenis pegagan ini banyak ditemui di daerah bebatuan yang kering dan terbuka. Tanaman ini tumbuhnya merabat dengan stolon yang berwarna agak kemerahan, itulah yang menyebabkannya disebut sebagai pegagan merah. - Pegagan hijau (antanan sawah)
Jenis pegagan ini banyak dijumai di sawah atau disela-sela rumput, hal ini dikarenakan ia menyukai hidup di daerah yang agak lembab dan ternaungi. Sesuai dengan namanya, ciri khas dari tanaman ini ialah stolonnya yang berwarna hijau. Tanaman ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pegagan merah. - Pegagan air (antanan air)
Ia merupakan tanaman yang berasal dari Korea. Berbeda dengan dua varian sebelumnya, ia merupakan tanaman yang hidupnya pada tempat yang berair. Banyak para pemelihara ikan menggunakannya sebagai penghias kolam. Maklum saja, sosok tanaman ini cukup menarik karena memiliki daun berbentuk bulat berukuran besar dengan tangkai daun di bagian tengahnya. - Pegagan kembang (antanan kembang)
Nama latinnya adalah Viola odorata, sekilas sosoknya mirip dengan pegagan hijau. Hal yang menonjol dari tanaman ini ialah pada bunganya yang berwarna violet gelap dan berbau cukup harum. Ia sering tumbuh sebagai tanaman liar, khususnya paa daerah yang teduh. - Pegagan beurit (antanan beurit)
Nama latinnya Hydrocotyle punticula dan di Sumatera lebih dikenal dengan nama pegagagan patikim. Jenis pegagan ini memiliki daun yang berukuran kecil. Bentuknya hampir bulan dan di bagian tepi daunnya berlekuk. Ia memiliki tangkai daun yang pendek sehingga ia terlihat rimbun. - Pegagan gunung (antanan gunung)
Tanaman yang bernama latin Pimpinella pruatjan ini merupakan tanaman yang berasal dari pegunungan dieng. Orang jawa mengenalnya dengan nama purwoceng dan sudah sejak dahulu kala digunakan sebagai jamu karena dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Jenis pegagan ini memiliki stolon yang berwarna kemerahan dengan daun majemuk berbentuk ginjal.
Manfaat
Di Indonesia, pegagan gunung atau lebih dikenal dengan nama purwoceng dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya meningkatkan kejantanan pria, meningkatkan gairah wanita, menjaga fungsi saluran kemih, memperlancar peredaran darah, pereda nyeri dan demam, mencegah kanker dan lain lain. Yang paling menarik adalah bahwa tanaman ini juga dipercaya dapat menyembuhkan penyakit HIV, walaupun belum ada penelitian dan bukti ilmiah yang menyebutkan hal tersebut.
Manfaat yang ada pada tanaman ini disebabkan oleh kandungan yang ada di dalamnya. Menurut ahli biologi lulusan UGM Adi Nugroho, di dalam pegagan terdapat saponin, sterol dan senyawa alkaloid yang berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh. Di dalam tanaman ini juga terdapat fitosterol, stigmasterol dan Vitamin E Fitosterol merupakan senyawa kimia yang berfungsi untuk mencegah kanker.