Jaringan Ikat

Jaringan ikatBerbeda dengan jaringan epitel, jaringan ikat jarang sekali terletak bebas. Jaringan ikat bertanggung jawab dalam memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Istilah asingnya adalah connective tissue, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai jaringan penyambung, jaringan penyokong dan jaringan pengikat.

Ciri-Ciri Jaringan Ikat

Jaringkat ini terdiri atas 3 unsur utama, yakni berbagai macam sel, serabut protein dan matriks (substansi dasar). Ciri ciri jaringan ikat diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Letak sel yang satu dengan yang lainnya berjauhan, yakni hanya berhubungan pada ujung protoplasmanya.
  2. Sel yang membentuk jaringan ini bentuknya tidak teratur.
  3. Ruang batas selnya diisi oleh substansi interseluler yang dapat berupa cairan, lendir yang agak keras atau keras sekali. Substansi ini dapat homogen dapat pula heterogen. Substansi bisa bersifat heterogen disebabkan adanya ectofibril/serabut-serabut yang terbenam di dalam substansi dasar yang amorf.
  4. Jaringan ikat tumbuh dari suatu jaringan embrionik, yakni mesenchym yang ditandai dengan sel bercabang-cabang dan terbenam di dalam substansi interseluler yang terdapat dalam jumlah banyak. Mesenchym berasal dari lapisan tengah embrio, mesoderm. Sel mesenchym disamping menjadi asal semuaa jaringan ikat, ia juga berkembang menjadi jenis jaringan lain seperti pembuluh darah, epitel dan beberapa kelenjar.

Fungsi Jaringan Ikat

Jaringan ini memiliki peran yang sangat besar di dalam tubuh. Fungsi jaringan ikat diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Pengisi, penyokong dan pengikat, serta penghubung celah antara jaringan lain.
  2. Pembungkus jaringan lain yang berupa selapur (capsula).
  3. Penyimpan cadangan makanan, air dan elektrolit dalam ruang-ruang interseluler.
  4. Pertahanan tubuh, dengan adanya komponen seluler seperti sel Phagocytmacrophag, sel lymphocyt, neutrophyl dan lain sebagainya.
  5. Reparasi (perbaikan) jaringan, dengan adanya sifat jaringan ikat yang berkemampuan tinggi untuk regenrasi, kerusakan jaringan-jaringan lain akan diisi/ditutup oleh jaringan ini yang membentuk parut.
  6. Traportasi, dengan adanya hubungan antara kapiler darah dan jaringan ikat. Kapiler, pembuluh dewasa selalu dibungkus oleh jaringan ini yang membantu membawa nutrisi ke jaringa lain.

Jenis

Berdasarkan jenisnya, jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu jaringan ikat embrional dan jaringan ikat dewasa.

Jaringan Ikat Embrional

Pada stadium fetus/embrio terdapat dua jenis jaringan ikat embrional, yakni jaringan mesenchym dan jaringan mucosae.

Jaringan mesenchym merupakan jaringan pengisi pada stadium embrio. Mesenchm berasal dari lapisan benih mesodermal dan kelak dapat berdeferensiasi menjadi jaringan ikat dewasa dan jarinan otot. jaringan ini terdiri atas sel-sel yang letaknya agak berjauhan, longgar dan memiliki saluran sitoplasma yang saling berhubungan. Sel-selnya berinti lonjong dan besar dan substansi dasarnya homogen seperti lendir. Serabut-serabut terlihat halus yang makin kasar dengan bertambahnya umur embrio.

Jaringan mucos terlihat pada fetus yang sedang tumbuh, juga pada tali pusar (umbilicus) yang dikenal sebagai jaringan Wharton. Pada jaringan ini jarang terlihat adanya pembuluh darah. Terdiri atas sel fibroblast yang halus. Selain sel fibroblas, juga dapat ditemukan sel macrophag dan wondering leucocyt. Semakin tua umur embrio maka serabut yang terlihat di jaringan ini makin kasar.

Jaringan Ikat Dewasa

Pada jaringan ikat dewasa, serabut telah terlihat kasar dan mudah diwarnai. Serabut yang ada di jaringan ini bahkan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu serabut kolagen, serabut elastin dan serabut reticulin. Sel-sel yang ada di jaringan ini juga mulai mengalami deferensiasi menyebabkan sel yang menyusun jaringan ikat dewasa menjadi beranega ragam. Secara umum, struktur jaringan ikat dewasa dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sel-sel yang menyusunnya, serabut dan substansi interseluler.

Sel Penyusun

Secara umum jenis sel yang menyusun jaringan ini adalah sebagai berikut :

  1. Fibroblast
    Merupakan sel yang paling umum dijumpai jaringan ini, bentuknya dari permukaan seperti bintang dan dari lateral seperti kumparan. Sitoplasma berwarna muda, inti berbentuk ovoid (lonjong)  yang di dalamnya terdapat butir chromatin halus. Fungsi jenis sel ini adalah untuk membentuk serabut dan bahan dasar yang amorf.
  2. Macrophag / histiocyt
    Merupakan sel nomor dua (dalam jumlah) sesudah fibroblast. Bentuk amorf/tidak menentu. Pada keadaan normal bersifat immobile/tidak bergerak sebagai fixed macrophag, tetapi dalam keadaan peradangan akan aktif bergerak (amoeboid). Inti tidak teratur bentuknya, dengan butir chromatin yang kasar. Fungsi sel ini adalah untuk memakan benda asing terutama bakteri, sel-sel mati, sel darah yang rusak dan partikel karbon. Asal usul sel ini berasal dari sel mesenchym atau fibroblast normal.
  3. Sel plasma
    Jarang terdapat pada jaringan ikat biasa, banyak terdapat pada lapisan mukosa/selaput lendir saluran pencernaan (usus) dan omentum major. Pada keadaan patologik/peradangan misalnya maka jumlahnya akan meningkat/menjadi lebih banyak. Ukuran sel lebih kecil dari pada fibroblast, berbentuk lonjong, inti relatif kecil, letak eksentris di tepi dan sitoplasma bersifat basofil. Fungsi sel ini untuk membentuk antibodi.
  4. Sel mast
    Banyak terlihat pada jaringan ikat longgar, di sekitar pembuluh darah. Sel-selnya besar, bulat dengan inti kecil berwarna pucat yang terletak di tengah sel. Fungsinya untuk menghasilkan heparin sebagai antikoagulan yaitu anti pembekuan darah, menyintesis mucopolysacharida, dan sebagai sumber dari histamin.
    Keempat jenis sel diatas adalah yang terpenting yang terdapat di dalam jaringan ikat. Di samping itu, masing dijumpai sel-sel yang lain.
  5. Sel lemak
    Mempunyai kuran relatif bear, bentuk bulat/lonjong, bentuk ini dijumpai ada sel lemak yang soliter atau pada kelompok kecil. Pada sel lemak di dalam kelompok besar, bentuknya berupa poligonal karena proses desakan bersama. Kelompok besar ini membentuk jaringan lemak tersendiri yang disebut jaringan adiposa, seperti dijumpai pada subcutis/hypodermis kulit.
  6. Leucocyt
    Salah satunya adalah lumphoct (lymphoid wondering cells). Berasal dari pembuluh darah melalui proses diapedesis, ada yang berumur panjang (lymphocyt-T, berperan dalam reaksi kekebalan tubuh/imun) dan ada yang berumur pendek (lymphocyt-B, yang mampu membentuk sel plasma untuk menghasilkan antibodi).
  7. Chromatophor
    Jarang ada pada tubuh mamalia, jiakalaupun ada biasanya hanya jenis melanophore (sel-sel yang membentuk pigmen). Embriologik berasal dari neural crest. Bentuk selnya memanjang dengan penuluran sitoplasma yang mengandung pigmen melanin.
  8. Sel regenerasi
    Merupakan undifferentiated mesenchymal cell (sel mesenchym yang belum terdifirensiasi) dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam tubuh kita masih terdapat sel-sel embrional yang terdapat pada jaringan ikat di sepanjang kapiler darah. Dalam keadaan dibutuhkan/darurat dapat berubah menjadi sel-sel jaringan ikat yang lain, berfungsi sebagai sel cadangan. Selain itu, mampu juga membentuk sel otot-otot polos.

Serabut

Ada 3 macam serabut yang dapat ditemukan pada jaringan ikat dewasa, yaitu :

  1. Serabut kolagen (Collagen fiber)
    Serabut berukuran submikroskopik, yakni 6-12 mikron dan bercabang-cabang dalam berkas serabut ke segala arah. Setiap serabut terdiri atas serabut-serabut yang lebih halus lagi (fibril) dengan ukuran 500 Angstrom. Serabut kolagen merupakan serabut yang paling umum dijumpai pada jaringan ikat. Serabut kolagen dapat bercabang-cabang tetapi fibrilnya tidak bercabang. Sifat-sifat yang dimilinya antara lain : lentur/fleksibel, dapat dicerna oleh pepsin, tidak tercerna oleh trypsin, dalam air mendidih serabut ini akan larut membentuk gelatin, oleh pengerauh air panas akan berkerut sedangkan jika terkena asam atau basa lemah akan mengembang, dengan asam tanin akan terbentuk menjadi bahan yang susah larut/menjadi lebih kuat. Pada keadaan segar beraspek putih sehingga disebut white fibers.
  2. Serabut elastin
    Sering disebut serabut kuning (yellow fibers) karena pada keadaan segar beraspek kuning. Dibandingkan dengan kolagen maka elastin berukuran lebih halus (1-5 mikron) dan dapat bercabang-cabang. Susunan kimiawi terdiri atas sejumlah fibril yang berukuran 70 angstrom. Elastin dapat dicerna oleh enzim pepsin dan trypsin.
  3. Serabun reticulin
    Berupa serabut-serabut halus yang membeentuk jala-jala (reticulum), terdapat bersama-sama dengan serabut kolegen, diduga seraut ini sebagai prekolagen karena dengan pemberian vitamin C yang cukup dapat mengubah reticulin menjadi kolagen. Susunan kimiawinya mirip dengan serabut kolagen, tetapi sifatnya agak tahan terhadap pengaruh pepsin.

Substansi Dasar (interseluler)

Semua elemen seluler dan serabut dalam jaringan ikat tertanam dalam substansi dasar yang bersifat homogen, transparan dan bersifat metachromatis (dapat terwarna oleh banyak zat warna), fiscus (kental), mengisi ruang-ruang kosong di antara sel-sel dan serabut-serabut tersebut. Viscositas (kekentalan) substansi dasar adalah semi fluida sampai gelic (padat). Komposisinya terdiri atas glycosaminoglycan dan kompleks protein dengan karbohidrat yang disebut proteoglycan.