Hama uret adalah hama yang sangat ganas, semua bagian tanaman diserangnya. Pengendalian hama ini harus dilakukan secara cermat agar petani tebu tidak terancam gagal panen akibat hama ini.
Pengertian
Hama uret adalah hama pada tanaman hortikultura, ia merupakan salah satu hama paling diwaspadai petani selain hama thrips. Serangan hama ini secara masif pernah terjadi pada tahun 1997 salah satunya terjadi di daerah purworejo Jawa Tengah. Segala upaya telah dilakukan untuk mengendalikan hama yang mematikan tanaman tebu tersebut, akan tetapi keberadaanya belum juga dapat dikendalikan. Ada dugaan bahwa hama ini ini masih tetap ada di lahan sehingga ia menjadi sulit dikendalikan.
Dugaan tersebut ternyata memang benar, karena pada saat terjadi serangan, keberadaan hama tersebut sulit dijangkau oleh insektisida pengendali. Selain itu siklus hama uret yang panjang memungkinkan hama akan tetap hidup walau tidak ada tanaman inang.
Siklus Hidup Hama Uret
Dalam mengatasi hama ini, memahami siklus hidup merupakan hal yang sangat penting. Siklus hidup hama uret ini terdiri dari 4 stadium. Stadium pertama adalah telur kedua larva ketiga pupa dan ke empat bentuk dewasa yang biasa disebut dengan kumbang. Telur yang dihasilkan oleh induk dewasa akan diletakkan di dalam tanah, atau terkadang juga di dedaunan. Telur kemudian menetas menjadi larva. Larva kemudian menetap di dalam tanah hingga beberapa bulan, dan pada stadium inilah kerusakan pada akar tebu dan umbi umbian terjadi. Setelah masa larva habis, kemudian berubah menjadi kepompong atau pupa dan kepompong tersebut kemudian berada dalam rongga rongga dalam tanah. Setelah masa pupa terlewati, kemudian berubah menjadi kumbang.
Kumbang dari hama ini juga merupakan hama terhadap daun, buah muda dan bunga. Karena kumbang uret ini pemakan bunga, hama ini juga disebut sebagai lalat bunga. Salah satu contohnya adalah hama kuangwung yang menyerang tanaman kelapa. Biasanya hama ini setelah dewasa aktif terbang pada malam hari dan menyukai sinar atau cahaya. Jadi stadium dari hama uret ini yang perlu kita waspadai adalah pada masa larva atau ulat dan pada masa dewasa yang berbentuk kumbang, sebab di kedua masa tersebut merupakan hama perusak tanaman.
Cara Mengatasi Hama Uret
Dalam menangani hama ini, seperti menangani hama hama yang lain yang perlu diingat adalah kaitannya dengan keseimbangan alam. Kita tidak boleh memusnahkan seluruhnyya, akan tetapi lebih tepat apabila hanya mengendalikan. Sebab bila hama dimusnahkan seluruhnya, maka akan berdampak pada terganggunya keseimbangan alam.
Kalau ditinjau dari siklus hidup dan keberadaanya di tempat yang berbeda beda, maka kondisi ini memang agak menyulitkan di dalam pengendaliannya. Namun bukan berarti tidak ada cara mengatasi hama uret ini. Hama ini sangat mungkin untuk dikendalikan, asal di dalam pengendaliannya memperhatikan sifat dan keberadaan hama tersebut. Apabila pengendalian menggunakan pestisida, maka faktor yang perlu juga diperhatikan adalah tahapan atau stadium dari hama. Hal ini penting, karena apabila hama tersebut masih dalam stadium larva dan keberadaannya ada di dalam tanah, maka apabila dilakukan penyemprotan insektisida, maka hasilnya akan sia sia. Sebab insektisida tersebut tidak dapat menjangkau larva yang dimaksud.
Tetapi ada alternatif lain yang dapat dipakai, jika pengendalian hama ini menggunakan insektisida tidak berhasil, yakni dilakukan pada awal sebelum tanam. Caranya dengan mencelupkan akar tanaman yang akan ditanam ke dalam insektisida selama kurang lebih 10 menit. Kemudian diangin anginkan baru ditanam. Dengan cara ini diharapkan ketika hama uret menyerang akar, masih ada insektisida yang tersisa sehingga dapat mematikan hama tersebut.
Alternatif pengendalian yang lain adalah dengan melokalisasi serangan hama uret pada suatu tempat, sehingga tidak menjalar kemana mana,