Daur Hidup Tumbuhan Lumut

daur hidup tumbuhan lumut

Berbicara mengenai daur hidup tumbuhan lumut, kita tidak bisa memisahkannya dengan bagaimana ia bereproduksi. Tumbuhan lumut merupakan kelompok tanaman tingkat rendah yang berkembang biak menggunakan spora bukan perkecambahan biji seperti tumbuhan tingkat tinggi. Mereka mengalami metagenesis, yaitu pergiliran teratur antara fase vegetatif dan generatif di dalam daur hidup yang mereka lalui.

Pengertian Tumbuhan Lumut

Lumut merupakan tumbuhan yang sangat sederhana, mereka tidak memiliki akar, batang dan daun. Kesederhanaan yang ada padanya merupakan kelebihan tersendiri untuk beradaptasi di berbagai lingkungan. Lumut dapat bertahan hidup di berbagai habitat, seperti batuan, genteng, bata dan lain sebagainya.

Kemampuannya hidup di berbagai habitat ini menyebabkannya disebut sebagai tanaman perintis. Adanya lumut juga dapat membuat sebuah habitat menjadi dapat ditumbuhi makhluk hidup lainnya. Kita ambil contoh saja pada saat gunung merapi baru meletus, dimana daerah yang terkena letusan gunung merapi biasanya menjadi tidak dapat ditumbuhi tanaman lain. Lumut menjadi tanaman pertama yang bisa hidup di daerah tersebut dan mereka akan memecah batuan hasil erupsi menjadi tanah.

Pecahnya batuan menjadi tanah menyebabkan daerah tersebut akhirnya bisa ditumbuhi tanaman lain. Hadirnya populasi tanaman di suatu wilayah tentunya akan menarik perhatian hewan herbivora untuk mencari makan disana. Adanya herbivora akhirnya membuat predator juga menjadi berdatangan. Alhasil terbentuklah sebuah ekosistem baru yang terdiri dari produsen, konsumen 1 dan konsumen 2 yang dirintis oleh tumbuhan lumut.

Daur Hidup Lumut

Seperti yang telah saya jelaskan diatas, di dalam tumbuhan lumut terdiri dari dua fase yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif lumut cukup bervariasi antara satu spesies dengan spesies yang lainnya. Dalam artikel ini saya akan mencoba membahas mengenai daur hidup lumut secara sederhana.

Fase Vegetatif

Secara sederhana, ketika memasuki fase vegetatif maka tumbuhan lumut akan berkembang biak untuk membentuk individu haploid (n). Mayoritas melakukan reproduksi aseksual menggunakan spora yang dapat menyebar dengan mudah. Spora terdiri dari satu sel atau sekelompok sel yang akan tumbuh menjadi sebuah individu baru. Individu yang tumbuh ini bisa merupakan sebuah tanaman fase vegetatif baru ataupun menjadi tanaman gametofit (fase generatif).

Selain dilakukan melalui spora, cara berkembang biak lumut selama fase vegetatif ini dapat dilakukan juga melalui :

  1. Fragmentasi
    Tumbuhan lumut yang berkembang biak secara fragmentasi pada bagian ujung talusnya dapat tumbuh menjadi individu baru. Ketika bagian pangkal talusnya mati, ujung talus akan terlepas dan kemudian jatuh pada substrat. Apabila substrat yang ditempatinya sesuai, maka ujung talus tadi akan tumbuh menjadi individu baru.
  2. Penebalan talus
    Reproduksi melalui penebalan talus merupakan salah satu bentuk adaptasi untuk bisa bertahan hidup pada cuaca kemarau. Ketika memasuki masa kemarau, lumut yang berkembang biak dengan penebalan talus akan mengeringkan hampir seluruh talusnya. Hanya bagian ujung talus yang merupakan titik tumbuh dari lumut yang tetap ia jaga.
    Tumbuhan lumut akan menebalkan dinding sel di bagian titik tumbuhnya sehingga dapat melalui musim kemarau yang kering. Ketika lingkungan di sekitarnya sudah kembali normal, bagian titik tumbuh tadi akan kembali tumbuh menjadi sebuah individu baru. Spesies tumbuhan lumut yang dalam daur hidup mereka mengalami hal ini diantaranya Riccia, Anthoceros dan Cyathodium.
  3. Pembentukan umbi
    Beberapa spesies tumbuhan lumut ada yang membentuk umbi ketika berada di dalam fase vegetatif. Umbi dibentuk di dalam cabang-cabang lumut yang berada di dalam tanah. Di dalam umbinya, terdapat dua atau tiga lapis sel gabus tahan air dan sel-sel hialin yang berkembang untuk menyimpan cadangan makanan. Saat kondisi lingkungan menjadi tidak menguntungkan, lumut akan mati dan umbi berada dalam keadaan dorman. Umbi akan berkecambah menjadi tumbuhan lumut baru ketika kondisi lingkungan sudah sesuai dengan kehidupan lumut.
  4. Daya regenerasi
    Spesies yang tergolong ke dalam kelompok lumut hati (Hepaticopsida) memiliki daya regenerasi yang kuat. Setiap bagian tubuhnya dapat tumbuh menjadi individu baru ketika terlepas. Misalnya saja apabila kita memotong bagian rizoidnya dan menaruh pada substrat yang sesuai, potongan rizoid tersebut akan tumbuh menjadi individu baru.

Fase Generatif

Daur hidup tumbuhan lumut ketika berada di dalam fase generatif dapat dibagi kembali menjadi dua tahap, yaitu tahap gametofit dan tahap sporofit.

Tahap Gametofit

Tahap ini dimulai, ketika spora dorman membentuk germ tube. Spora akan berkembang menjadi kompleks filiform hijau yang disebut protonema. Sebuah protonema akan melewati beberapa fase pematangan, setelah itu mulai menumbuhkan rizoid dan filamen udara. Cahaya dan senyawa kinetin yang ada di lingkungan dapat merangsang sel-sel tunas untuk tumbuh lebih cepat menjadi gametofit dewasa.

Gametofit dewasa ini kemudian akan membentuk organ reproduksi khusus (gametangia) di ujung talus utama, yang berfungsi untuk menampung gamet (ovum dan sperma). Gametofit kemudian akan membentuk cabang yang terpisah untuk gametangium jantan (anteridium) dan gametangium betina (arkegonium).

Anterdium akan memproduksi antherozoid atau sperma sedangkan arkegonium akan membawa satu sel ovum atau arkegonia. Biasanya cabang anteridium berada di bagian atas sedangkan arkegonium berada di bawah. Hal itu menyebabkan antherozoid dari gametangium jantan dapat turun menuju arkegonium melalui tetesan air.

Tahap Sporofit

Tahap ini dimulai dengan peleburan sel sperma (antherozoid) melebur dengan satu sel ovum di dalam arkegonium. Setelah melebur, sel sperma dan sel ovum akan membentuk zigot diploid (2n). Zigot diploid yang berada di dalam arkegonium akan berkembang menjadi embrio multiseluler diploid dengan menjalani pembelahan mitosis berulang. Embrio tahap sporofit ini sangat bergantung pada gametofit yang menyediakan sumber nutrisi baginya.

Sporofit embrional akan berdiferensiasi menjadi tiga struktur yang berbeda, yaitu vaginula (kaki), seta (tangki) dan kapsul. Kapsul merupakan tempat pembuatan spora melalui proses meiosis. Spora yang telah masak akan dikeluarkan olehnya dan akan tumbuh menjadi individu gametofit baru. Dengan terbentuknya gametofit baru, maka daur hidup tumbuhan lumut dapat berulang kembali dari awal.

Dalam tahapan sporofit ini, selain dapat berkembang biak melalui spora yang dibentuknya. Lumut juga bisa berkembang biak secara vegetatif seperti yang telah saya uraikan diatas.