Apa yang ada dipikiran anda jika saya menyebut cicak? Mungkin yang ada di dalam pikiran anda cicak adalah spesies reptil merayap yang memakan nyamuk dan serangga lainnya. Tetapi sebetulnya tidak semua jenis cicak memakan nyamuk ada juga yang memakan gula sebagai bahan makanannya.
Cicak merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam famili Gekkonidae. Dikutip dari Wikipedia, Gekkonidae merupakan spesies kadal tropis yang yang terdiri dari tokek dan cicak yang didalamnya ada 61 genus dan 950 spesies.
Di Indonesia, terdapat 4 jenis cicak yang mudah ditemukan di sekitar kita, keempatnya adalah :
Table of Contents
Cicak Gula (Gehrya mutilata)
Sesuai namanya cicak ini menyukai gula sebagai makannya, tak jarang ia ditemukan tenggelam dalam gelas kopi atau teh. Ukuran tubuh ceiak gula beragam, mulai dari yang kecil hingga sedang. Biasanya cicak gula ini panjangnya sekitar 10 cm, walaupun ada juga yang bisa mencapai 13 cm.
Tubuhnya gemuk, pendek dan berkulit transparan berbintik bintik. Ciri dari cicak gula adalah pada jari pertamanya tanpa cakar dan ia tidak memiliki ruas jari terakhir (ruas jari bebas). Punggungnya berwarna abu abu kemerahan atau kekuningan dan agak transparan. Kepalanya memoncok agak pendek dengan mata yang menonjol.
Cicak gula lebih sering bersembunyi dan menyendiri. Ia cenderung bersifat aktif di malam hari, meski di lingkungan pedesaan tidak jarang juga ditemukan berkeliaran pada siang hari di dapur, lemari makan, meja makan dan juga dekat meja kerja atau rak buku. Selain itu, cicak gula hidup di pepohonan atau celah di bukit batu.
Cicak Kayu (Hemidactylus frenatus)
Cicak ini berukuran sedang sampai sekitar 12 cm. Moncongnya relatif pendek. Perut putih dan agak kekuningan, sedangkan punggung berwarna abu-abu keputihan berbintik bintik. Ciri dari Cicak kayu yang membedakan dengan jenis cicak lainnya adalah tidak adanya jumbai kulit d sisi tubuh maupun di tungkai serta ekornya yang membulat dengan enam deret duri kulit yang lunak. Warna ekor cicak ini agak jingga kemerahan di sisi bawah ke arah ungu.
Cicak kayu sering didapati bercamur dengan jenis cicak lainnya seperti cicak gula dan ccak tembok dalam kumpulan cicak di sekitar lampu. Pada siang hari, cicak ini bersembunyi di sela sela kayu atau dinding rumah.
Sifat ekologis dan perilaku cicak kayu mirip dengan cicak tembok. Tetapi cicak ini lebih sering dijumpai pada bagian yang berkayu, di rumah atau di pohon dan semak semak di halaman. Cicak kayu aktif berburu di malam hari dengan mangsa utama berupa serangga keci.
Cicak Tembok (Hemidactylus platyurus)
Merupakan jenis cicak yang paling banyak dijumpai di rumah. Cicak ini berukuran sedang, panjang totalnya dapat mencapai 13,5 cm, sekitar separuhnya adalah ekor. Bagian atas tubuhnya berwarna abu-abu sedangkan bawahnya putih. Ciri khas dari cicak tembok yang digunakan sebagai pembeda dengan jenis cicak lain adalah adanya jumbai kulit sempit di sepanjang sisi tubuh, di tepi belakang tangan dan kaki, serta di sisi ekor. Jumpai di ekor berupa tonjolan lunak seperti duri berderet-deret hingga ke ujung. Jari-jari dengan pelebaran kulit berupa selaput tampak jelas.
Cicak tembok sering ditemui di rumah dan bangunan lainnya, seperti di dinding, langit langit tertama yang dekat dengan lampu. Ia sering juga berkumpul dengan cicak kayu. Cicak tembok aktif di siang dan malam hari, ia memangsa nyamuk dan berbagai serangga kecil lainnya.
Jenis Cicak Terbang (Draco volans)
Orang betawi memanggilnya dengan nama cekibar sedangkap orang jawa menyebutnya dengan nama hap-hap. Dibandingkan 3 ketiga cicak lainnya diatas, ukuran cekibar yang paling besar, panjang totalnya dapat mencapai 20 cm.
Ciri utamanya adalah memiiki sayap berupa perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas sayap berwarna kuning hingga jingga dan juga ada bercak hitam. Di bagian bawah sayap berwarna abu abu kekuningan dengan totol hitam.
Ciri lain dari jenis cicak ini diantaranya adalah kepala berlekuk-lekuk dan bersegi-segi dengan kantung dagu berwarna kuning (pada jantan) atau biru cerah (pada betina) dan sepasang jumbai kulit di kiri kanan leher. Matanya khas dengan pelupuk tebal menonjol. Ia mepunyai gerigi mahkota kecil yang terletak di sisi belakang kepala.
Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat sampai kehitaman atau keabu-abuan. Bila merasa terganggu, warna tubuhnya bisa berubah menjadi lebih gelap atau lebih terang. Sisi bawah tubuh berwarna abu0abu keputihan. Panjang ekor sekitar 1,5 kali panjang tubuhnya, berbelang-belang di ujung dengan sisik-sisik yang menonjol kuat menjadikannya nampak bersegi-segi.
Cicak terbang biasa didapati di pekarangan, kebun dan hutan sekunder. Dengan menggunakan sayap yang ia miliki, cekibar dapat melayang dari satu pohon ke pohon lainnya. Jenis makanan cicak terbang adalah serangga. Hewan ini sering teramati sedang berburu serangga di cabang cabang pohon.
Cicak terbang berkembang biak dengan cara bertelur. Pada musim kawin, sering dijumpai beberapa ekor jantan berkejarangan dengan betinanya di satu pohon yang sama. Setelah terjadi pembuahan, cicak betina akan menyimpan telurnya di dalam tanah gembur atau humus di dekat pangkal pohon. Induk betina menggali tanah dengan menggunakan moncongnya.