Jenis Burung Bambangan

Bambangan merupakan salah satu jenis burung yang ada di Indonesia. Ia biasanya hidup di daerah persawahan, rumpun buluh dan rawa-arwa berlumpur. Burung ini banyak juga terdapat di daerah tambak dan di daerah lahan basah. Bambangan merupakan burung yang banyak ditakuti para penambak ikan, dikarenakan ia seringkali menghabiskan ikan yang ada di tambak.

Klasifikasi Burung Bambangan

Dalam taksonomi hewan, burung Bambangan dimasukkan ke dalam ordo Ciconiiformes dan Famili Ardeidae. Ciconiiformes merupakan suatu ordo burung yang didalamnya terdapat berbagai jenis burung yang memiliki kaki panjang dan paruh yang besar. Terdapat banyak burung yang berbadan besar di dalam ordo ini, seperti bangau, kuntul dan ibis.

Arderaide merupakan famili kelompok burung yang memiliki leher, kaki dan paruh yang panjang. Beberapa spesies famili ini sewaktu terbang lehernya tidak dapat diluruskan sehingga berbentuk menyerupai huruf S. Hal yang berbeda terjadi pada famili kerabatnya Ciconiidae, dimana anggota famili Ciconiidae walau memiliki leher yang panjang tetapi mereka akan meluruskan lehernya saat terbang.

Secara lengkap, Klasifikasi Burung Bambangan adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Cicoiiformes
Famili : Ardeidae
Genus : Ixobrychus
Spesies : Ixonrchus eurythymus, I. sinensis dan I. cinnamomeus

Jenis Burung Bambangan

Di Indonesia terdapat 3 spesies burung bambangan yang dapat kita jumpai di alam liar. Populasi ketiga spesies ini masih cukup banyak terdapat di alam. Bahkan burung ini justru menjadi salah satu hama perikanan yang sering meresahkan para pembudidaya. Ketiga jenis burung bambangan itu adalah sebagai berikut :

1. Burung Bambangan Cokelat

bambangan cokelatBambangan cokelat merupakan jenis burung yang banyak terdapat di Cina Timur. Burung yang bernama latin Ixobrychus eurythymus ini merupakan burung berukuran kecil dengan ukuran tubuh sekitar 34 cm. Burung pejantan memiliki mahkota berwarna hitam. Tubuh bagian atas berwarna cokelat keunguan, sedangkan di bagian bawah terdapat bercak berwarna cokelat dengan garis gelap ke bawah tenggorokan dan dada.

Sedangkan pada burung betina, warnanya lebih cokelat. Terdapat bintik putih, hitam dan cokelat pada bagian atas dan garis-garis pada bagian bawah. Pada saat terbang, akan terlihat sayap bagian bawahnya berwarna abu-abu. Mata berwarna kuning paruhnya berwarna kuning kehijauan dan kaki berwarna hijau.

Burung bambangan cokelat banyak tersebar di Siberia Tenggara, Cina, Korea dan Jepang. Sedangkan di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Makanan bambangan cokelat hampir sama dengan makanan burung air lainnya, yaitu ikan, katak, jangkrik dan serangga air.

2. Burung Bambangan Kuning

jenis burung bambanganBambangan kuning memiliki nama latin Ixobrychus sinensis dan merupakan burung yang berukuran kecil. Tubuh burung ini berukuran sekitar 38 cm. Warna bulunya kuning tua dan hitam. Pada burung dewasa terdapat topi berwarna hitam dan bulu penutup sayap berwarna kuning. Sedangkan pada burung remaja, topi berwarna lebih cokelat dan terdapat coret tebal pada keseluruhan tubuh, sayap dan ekornya berwarna hitam.

Mata burung bambangan kuning berwarna kuning. Burung ini juga memiliki lingkaran tanpa bulu disektar matanya yang berwarna kuning kehijauan. Paruhnya berwarna cokelat kehitaman dan kaki berwarna kuning kehijauan.

Burung ini merupakan pemburu yang lincah, seekor pemanjat di antara buluh. Pada saat memburu mangsanya, ia akan menegakkan jambulnya kemudian menegakkan sayapnya lalu menangkap si mangsa yang ia incar. Ketika ia merasa terganggu, bambangan kuning akan diam tak bergerak, paruhnya ditegakkan serta matanya melotot ke depan.

Burung ini banyak tersebar di India, Asia Timur sampai Filipina. Di Indonesia, burung ini banyak terdapat di Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua. Ia merupakan pemakan ikan, ketam, kodok dan seranga air beserta hewan-hewan kecil.

3. Burung Bambangan Merah

Bambangan merahHampir sama dengan jenis burung bambangan lainnya, bambangan merah memiliki tubuh berukuran kecil. Hanya saja burung ini memiliki ukuran tubuh yang sedikit lebih besar dibandingkan jenis lainnya, yaitu sekitar 41 cm.

Nama latin burung bambangan merah ialah Ixobrychus cinnamomeus, ia memiliki bulu tubuh berwarna jingga kayu manis. Pada burung pejantan, tubuh bagian atasnya berwarna cokelat sedangkan bagian bawah berwarna jingga kuning tua dengan garis tengah coretan hitam. Selain pada bagian tengah tubuh, coretan tersebut terdapat pula pada bagian sisi tubuh dan coretan putih di sisi leher. Burung bambangan merah betina warna tubuhnya lebih suram dan cokelat. Terdapat topi berwarna hitam dan tubuh bagian bawahnya bercorer sedangkan bagian atas berbintik.

Bambangan merah memiliki mata berwarna kuning atau jingga, parung berwarna kuning dan kakinya berwarna hijau. Burung ini tersebar di India dan Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia banyak terdapat di Sumatra, Jawa dan Bali.

Burung ini biasa mencari makan di siang hari dengan cara berburu di rumput atau rumpun pagi. Jenis makanan burung ini adalah ikan-ikan kecil, katak, udang dan serangga.

Cara Berkembang Biak

Bambangan merupakan hewan yag hidup soliter dan pemalu. Burung ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) antara bulan Oktober – Juni dengan jumlah telur sekitar 2 – 4 butir setiap bertelur. Telurnya berwarna putih berbintik cokelat. Telurnya dierami di sarangnya yang terbuat dari jalinan rumput, dalam semak pada di rawa, buluh atau rumput panjang.

Populasi

 

Di Indonesia, burung yang menjadi predatornya tidaklah banyak. Burung hantu celepuk merupakan salah musuh alaminya saat bambangan masih berukuran kecil. Sedangkan saat sudah dewasa, ukuran tubuhnya bisa menjadi lebih besar sehingga burung hantu celepuk sudah tidak berani untuk memburunya.

Pengurangan populasi burung blambangan justru diakibatkan oleh perburuan manusia. Jenis burung ini sering dianggap sebagai hama, terutama oleh para pembudidaya ikan. Akibatnya, para pembudidaya akan berusaha memburu blambangan yang ada di sekitar tempat usahanya.

Hingga saat ini, populasi burung ini masih terbilang cukup aman. Walaupun memang terdapat pengurangan jumlah populasinya di alam. Selain karena diburu oleh manusia, pengurangan populasi burung Blambangan terjadi akibat rusaknya habitat alaminya. Banyak sekali hutan dan perkebunan yang diubah menjadi tempat hunian manusia.