Bentuk tubuhnya ini digunakannya untuk menyamar agar terlihat seperti daun. Penyamaran ini sangat dibutuhkannya untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya. Musuh yang paling ditakutinya adalah burung pemangsa serangga.
Klasifikasi Belalang Daun
Dalam taksonomi hewan, menurut ahli biologi Novi Wulandari, klasifikasi belalang daun adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phasmatodea
Famili : Phyllidae
Genus : Phyllium
Spesies : Phyllium pulchrifolium
Famili Phyllidae berisi kelompok serangga yang bentuknya mirip daun. Kebanyakan anggota famili ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia.
Kemiripannya ini sering membuat para predator tidak bisa membedakannya dengan daun asli. Pada beberapa spesies di tepi tubuhnya bahkan memiliki tanda bekas gigitan. Untuk lebih membingungkan predator, ketika anggota famili ini berjalan ia bergoyang-goyang untuk meniru daun asli yang tertiup angin.
Anggota famili ini terdiri dari 5 genus dan puluhan spesies. Kelima genus tersebut adalah Nanophyllium, Chitoniscus,Microphyllium, Phyllium dan Pseudomicrophyllium. Nah, belalang daun masuk ke dalam genus Phyllium yang nama latinnya Phyllium pulchrifolium.
Ciri Khusus Belalang Daun
Belalang daun merupakan serangga yang tubuhnya berwarna hijau dengan bercak kekuningan yang menyerupai sebuah daun. Panjang tubuh belalang daun yang ada di Indonesia antara 5 – 10 cm. Serangga jantan memiliki ukuran tubuh yang sedikit lebih besar.
Antena pada belalang betina sangat pendek, sedangkan antena pejantan lebih panjang. Pada belalang betina perutnya lebih sempit di pangkal, dan tulang paha kaki depan melebar.
Sayap belakang belalang daun jantan dapat digunakannya untuk terbang, tetapi tidak untuk betina. Hal tersebut dikarenakan walau ukurannya lebih kecil, belalang betina tubuhnya lebih berat. Didalam tubuhnya terdapat sekitar 500 butir telur.
Habitat
Penyebaran serangga ini mencakup daerah Indonesia, Australia, Peru, Guyana, Suriname, Costa Rica dan Brazil. Jenis belalang yang berasal dari Indonesia berwarna terang, sedangkan yang berasal dari daerah Amerika Selatan cenderung agak kecokelatan. Belalang daun umumnya ditemukan hinggap di pohon jambu biji yang tumbuh dekat dengan sungai atau kolam air. Hal tersebut dikarenakan jenis makanan utama belalang daun adalah daun jambu biji.
Saat ini populasinya di alam sudah sangat berkurang drastis. Di Indonesia, sudah banyak remaja yang belum pernah melihat hewan ini secara langsung di alam. Populasinya berkurang drastis salah satu sebabnya dikarenakan perburuan yang dilakukan manusia. Serangga ini dianggap sebagai hama pertanian, khususnya hama budidaya jambu biji.
Serangga ini lebih aktif pada malam hari, meskipun terkadang pejantan juga beraktifitas pada siang hari. Belalang betina biasanya akan mencoba terjun dari pohon atau berpura-pura mati jika merasa terancam bahaya. Sedangkan pejantan biasanya akan mencoba melarikan diri (terbang) dari predator.
Cara Berkembang Biak Belalang Daun
Belalang daun berkembang biak dengan cara bertelur. Telur-telurnya diletakkan di permukaan daun atau dibiarkan di atas dedaunan tumbuhan. Sekali bertelur biasanya induk betina mengeluarkan 10 butir. Telur akan menetas setelah 4 bulan, biasanya terjadi setelah fajar. Walau begitu telur serangga ini rentan terhadap serangan jamur sehingga tidak semuanya dapat menetas.