Belalang Daun (Phyllium pulchrifolium)

belalang daunBelalang daun mempunyai nama latin Phyllium pulchrifolium. Ia dalam klasifikasi hewan termasuk ke dalam suku Phyllidae. Sesuai dengan namanya, serangga ini memiliki tubuh yang berbentuk mirip lembaran daun biji. Ciri khusus dari tubuhnya tersebut, membuat belalang daun mudah dibedakan dengan serangga lainnya.

Bentuk tubuh yang dimilikinya digunakan untuk menyamar agar terlihat seperti daun. Penyamaran ini sangat dibutuhkannya untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya. Ini merupakan salah satu bentuk adaptasi yang dilakukan untuk bisa terus bertahan hidup di alam. Dengan begitu, burung pemangsa serangga seringkali tidak dapat melihatnya ketika sedang berada di pohon.

Klasifikasi Belalang Daun

Dalam taksonomi hewan, menurut ahli biologi Novi Wulandari, klasifikasi belalang daun adalah sebagai berikut :

Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Phasmatodea
Famili : Phyllidae
Genus : Phyllium
Spesies : Phyllium pulchrifolium

Famili Phyllidae berisi kelompok serangga yang bentuk tubuhnya mirip daun. Pada beberapa spesies di tepi tubuhnya bahkan memiliki tanda bekas gigitan. Untuk lebih membingungkan predator, ketika anggota famili ini berjalan ia bergoyang-goyang untuk meniru daun asli yang tertiup angin. Diharapkan kamuflase yang dilakukan oleh anggota famili Phyllidae ini, dapat membuat para predator tidak bisa membedakannya dengan daun asli.

Anggota famili ini terdiri dari 5 genus dan puluhan spesies. Kelima genus tersebut adalah Nanophyllium, Chitoniscus,Microphyllium, Phyllium dan Pseudomicrophyllium. Nah, belalang daun masuk ke dalam genus Phyllium yang nama latinnya Phyllium pulchrifolium. Kebanyakan anggota famili ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia.

Ciri Khusus Belalang Daun

Ciri khusus paling menonjol dari Belalang daun adalah tubuh yang bentuknya seperti daun jambu biji. Warna tubuhnya berwarna hijau dengan beberapa bercak kekuningan. Panjang tubuh belalang daun yang ada di Indonesia antara 5 – 10 cm. Serangga jantan memiliki ukuran tubuh yang sedikit lebih besar.

Antena pada belalang betina sangat pendek, sedangkan antena pejantan lebih panjang. Pada belalang betina perutnya lebih sempit di pangkal, dan tulang paha kaki depan melebar.

Sayap belakang belalang daun jantan dapat digunakannya untuk terbang, tetapi tidak untuk betina. Hal tersebut dikarenakan walau ukurannya lebih kecil, belalang betina tubuhnya lebih berat. Didalam tubuhnya terdapat sekitar 500 butir telur.

Habitat

Penyebaran serangga ini mencakup daerah Indonesia, Australia, Peru, Guyana, Suriname, Costa Rica dan Brazil. Jenis belalang yang berasal dari Indonesia berwarna terang, sedangkan yang berasal dari daerah Amerika Selatan cenderung agak kecokelatan. Belalang daun umumnya ditemukan hinggap di pohon jambu biji yang tumbuh dekat dengan sungai atau kolam air. Hal tersebut dikarenakan jenis makanan utama belalang daun adalah daun jambu biji.

Saat ini populasinya di alam sudah sangat berkurang drastis. Di Indonesia, sudah banyak remaja yang belum pernah melihat hewan ini secara langsung di alam. Populasinya berkurang drastis salah satu sebabnya dikarenakan perburuan yang dilakukan manusia. Serangga ini dianggap sebagai hama pertanian, khususnya hama budidaya jambu biji.

Serangga ini lebih aktif pada malam hari, meskipun terkadang pejantan juga beraktifitas pada siang hari. Belalang betina biasanya akan mencoba terjun dari pohon atau berpura-pura mati jika merasa terancam bahaya. Sedangkan pejantan biasanya akan mencoba melarikan diri (terbang) dari predator.

Cara Berkembang Biak Belalang Daun

Belalang daun berkembang biak dengan cara bertelur. Telur-telurnya diletakkan di permukaan daun atau dibiarkan di atas dedaunan tumbuhan. Sekali bertelur biasanya induk betina mengeluarkan 10 butir. Telur akan menetas setelah 4 bulan, biasanya terjadi setelah fajar. Walau begitu telur serangga ini rentan terhadap serangan jamur sehingga tidak semuanya dapat menetas.